Mempunyai kebun kopi bagi petani suatu hal yang didambakan. Kebun kopi yang pertumbuhannya bagus dan berbuah lebat hargannya semakin mahal. Kalau mau membeli kebun kopi yang sudah berbuah harus mengeluarkan biaya ratusan juta rupiah per hektarnya. Tanaman kopi pertama kali berbuah sekitar umur 2-3 tahun dengan kisaran produksi antara 1-2 ton per hektar.
Pada umur 4-5 tahun tanaman kopi berbuah maksimal, masyarakat setempat (sumatera, lampung) menyebutnya "ngagung" atau panen raya, kisaran produksinya bisa mencapai 3-5 ton per hektar.Â
Biasanya setelah mencapai umur 10 tahun ke atas tanaman kopi produksinya mengalami penurunan disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya faktor usia, kesuburan tanah menurun, iklim dan pemeliharaan.Â
Untuk meningkatkan produksi ada beberapa upaya yang sering dilakukan petani yaitu dengan melakukan perbanyakan tanaman secara vegetaif (sambung pucuk) dan melakukan perawatan tanaman kopi secara intensif.
Namun sayang kebanyakan petani kopi tidak memperhatikan pola tanam, terutama pada lahan kebun kopi yang lahannya miring, sehingga tanaman kopi tidak beraturan dan tidak sesuai dengan arah kontur atau sabuk gunung. Kebanyakan para petani kopi hanya mengejar target jumlah tanaman per hektarnya.Â
Mereka menargetkan 2.000- 2.500 batang per hektarnya dengan jarak tanam antara 2 meter x 2 meter atau 2,5 meter x 2,5 meter. Padahal kalau mengikuti arah kontur jarak tanam bisa di atur sedemikian rupa sesuai dengan kemiringan lahan. Kalau menggunakan pola tanam sesuai dengan arah kontur akan memudahkan untuk pembuatan bangunan konservasi tanah, seperti pembuatan teras.
Kebun kopi yang masih berumur 1-5 kondisi lahannya masih terbuka, pohon naungan belum begitu nampak sehingga pada lahan yang miring akan berakibat terjadinya erosi. Sebaiknya pada lahan dengan kemiringan 15 ͦ - 35 ͦ dari awal berkebun harus sudah memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dengan menerapkan metode vegetatif dan metode sipil teknis.Â
Pada metode vegetatif dengan cara memperbanyak tanaman tajuk tinggi pada lahan yang memiliki kemiringan lereng di atas 40 ͦ hal ini jarang terjadi diterapkan di kebun kopi karena umumnya kebun kopi berada pada lahan yang memiliki kemiringan  0 ͦ - 35 ͦ .
Metode sipil teknis sangat layak untuk diterapkan di perkebunan kopi karena metode ini sangat bermanfaat untuk mempertahankan tanah dan mengembalikan kesuburan tanah.
Kehilangan tanah secara terus menggerus akibat hujan sepanjang tahun akan mengakibatkan hilangnya tanah secara berkesinambungan, kejadian ini jarang di sadari oleh sebagian petani kebun kopi, padahal hilangnya tanah akibat terbawa air hujan menyebabkan tanah bagian atas (top soil) akan hilang, unsur hara pun ikut hilang.Â
Penyebab lain kehilangan tanah akibat erosi dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dari sebagian petani kopi yang tidak mengetahui tata cara pengolahan tanah, akhirnya lama kelamaan lahan kebun kopi semakin kritis, tentu ini sangat berpengaruh pada produksi buah kopi yang selama ini sangat rasakan semakin menurun.Â
Hal ini juga mengakibatkan Kebutuhan pupuk semakin banyak, akibat unsur hara yang semakin berkurang, tentu ini akan menambah biaya produksi kopi sedangkan penghasilan dari kopi semakin menurun, tentu ini sangat berpengaruh pada kesejahteraan petani kopi.
Tidak ada upaya untuk pencegahan erosi dapat memperluas lahan kritis yang disebabkan oleh derasnya laju aliran air di permukaan tanah mengakibatkan tanah tergerus semakin dalam, yang tersisa hanyalah tanah lapisan bawah (sub soil) yang kandungan unsur Fe (besi) cukup tinggi, ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman kopi akibatnya tanaman kopi akan kerdil, duanya menjadi kuning dan akhirnya mati.
Akibat lain dari erosi yakni tanah terbawa arus air berpindah dan mengendap menjadi sedimentasi di sungai, di danau/waduk bahkan di laut, akibatnya terjadi pendangkalan sungai, danau, waduk , ketika terjadi hujan airnya akan meluap karena dasar sungai, danau,waduk terisi sedimentasi. Inilah yang menyebabkan banjir di beberapa daerah.Â
Untuk mengatasi kehilangan tanah pada lahan kebun kopi sebaiknya harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
 1. Pola TanamÂ
Pola Tanam pada tanaman kopi adalah upaya penanaman tanaman kopi pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dan urutan tanaman kopi pada awal menanam maupun pada saat pengolahan tanah agar tanaman kopi tumbuh dengan baik dan teratur. Teknik menentukan pola tanam pada kebun kopi yang lahannya miring harus mengikuti keadaan tanah (kontur).Â
Caranya adalah arah tanaman harus memotong lerang, jarak tanampun bervariasi di sesuaikan dengan derajat kemiringan lahan, seperti pada lahan dengan kemiringan 10 ͦ- 20 ͦ maka jarak tanam 2 meter x 2,5 meter dan pada lahan kemiringan 30 ͦ- 50 ͦ dengan jarak tanam 1,5 meter x 3 meter.
2. Membuat bangunan konservasi tanahÂ
Konservasi tanah adalah  erangkaian strategi pengaturan untuk mencegah erosi tanah dari permukaan bumi atau terjadi perubahan secara kimiawi atau biologi akibat penggunaan yang berlebihan, salinisasi, pengasaman, atau akibat kontaminasi lainnya.
Ada beberapa cara yang bisa di lakukan dalam membuat bangunan konservasi di kebun kopi dilihat dari aspek efesiensi dan mudah dalam mengerjakannya:
a. Pembuatan Guludan
Pembuatan bangunan konservasi dengan cara membuat guludan sangat mudah dilakukan oleh petani, caranya dengan melakukan pengangkatan tanah lalu ditimbunkan pada arah yang sudah ditentukan di sela-sela pohon kopi, tidak harus menggunakan teknis khusus, hanya menggali tanah lalu ditimbunkan dan seterusnya. Teknik ini hanya bisa dilakukan pada kebun kopi yang ladai dengan kemiringan lahan 0 ͦ - 10 ͦ .
Fungsi dari pembutan guludan adalah untuk mencegah aliran air di permukaan, memperbanyak air meresap ke dalam tanah dan untuk mempermudah proses pembusukan seresah.Â
b. Pembuatan rorak atau lubang angin
Rorak adalah pembuatan lobang di kebun kopi dengan cara menggali tanah dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 50 cm dan dalam 50 cm atau panjang 200 cm lebar 50 cm dan dalam 50 cm atau di sesuaikan dengan kondisi lahan. bisa di buat pada kebun kopi dengan kemiringan lahan 0 ͦ - 35 ͦ .Â
Rorak salah satu solusi apabila di kebun kopi pola tanam tidak beraturan dan sulit untuk membuat teras.Â
Fungsi dari rorak adalah untuk mencegah terjadinya erosi, meperbanyak peresapan air ke dalam tanah dan membantu mempercepat pembusukan seresah.
Rorak merupakan bangunan konservasi tanah yang sangat sederhana dan mudah untuk di lalukan, jumlah rorak yang di buat dalam kebun di sesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan petani, sebagai gambaran rorak bisa di buat di antara 4 batang kopi di buat 1 rorak.
c. Pembuatan Teras bangku
Teras bangku merupakan bangunan teras yang sangat sempuran karena banyak memenuhi unusr- unsur dalam pencegahan erosi di antaranya bidang olah menjadi datar, bibir teras bisa ditanami rumput untuk ternak, memperbanyak penyerapan air kedalam tanah, aliran air di permukaan sangat tenang dan airnya di alirkan melalui saluran pembuangan air (SPA).
Teras bangku sangat di anjurkan pada kebun kopi dengan kemiringan lahan 15 ͦ - 35 ͦ dengan pola taman yang sudah sesuai dengan arah kontur, ini sama halnya dengan pembuatan teras bangku yang searah dengan kontur.Â
Pembuatan teras bangku di kebun kopi dengan pola tanam yang tidak beraturan akan menyulitkan proses pembuatan teras bangku dan akan beresiko banyak tanaman kopi yang terbongkar, walaupun teras bangku ini sangat sempurna namun proses pembuatannya memerlukan teknik, tenaga kerja yang banyak serta memerlukan banyak biaya.Â
Fungsi lain yang dirasakan oleh petani kopi dengan adanya teras bangku memudahkan dalam pemeliharaan kebun dan memudahkan dalam proses pemanenan buah kopi, lahan terasa datar walaupun pada lahan miring.
Kalau kita mengikuti semuah kaidah-kaidah konservasi banyak seklali ragam dalam pengendalian erosi seperti pembuatan strip rumput, teras kredit, teras individu, gullyplug dan dam penahan, namun menurut pendapat dan pengalaman penulis yang sangat efektif dan mampu dilaksakanan oleh petani kopi adalah pembuatan guludan, rorak dan teras bangku, ke tiga cara tersebut sangat efektif dalam pengendalian erosi.Â
Dengan terkendalinya erosi di kebun kopi maka keberadaan tanah akan tetap stabil sehingga kesuburan tanah semakin meningkat dan akan berdampak pada pertumbuhan tanaman kopi.Â
Tanah akan semakin subur karena unsur hara yang dibutuhkan tanaman tercukupi sehingga produksi kopi meningkat. Sebaliknya apabila erosi di biarkan di kebun kopi tanpa adanya upaya-upaya pengendaliannya akan berdampak pada produktifitas tanah sehingga pertumbuhan tanaman kopi akan terganggu, produksi kopi menurun.Â
Faktor erosi bukanlah satu satunya penyebab turunnya produksi kopi tetapi banyak faktor lain juga yang dapat mempengaruhi produksi kopi seperti serangan hama penyakit dll, tetapi kesuburan tanahlah yang menjadi pokok pertumbuhan tanaman kopi maka sangat penting adanya upaya pengendalian erosi.
Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H