Waktu panen  raya tanaman kopi di bulan juni s/d bulan september, antusias dan euporia petani ketika penen kopi sangat terasa, karena saat itulah petani kopi  mendapat penghasilan . Walau hanya setahun sekali panen kopi  kebutuhan hidup selama satu tahun bisa  terpenuhi.
Kesejahteraan petani kopi sangat nampak. Ketika tahun 1998 saat krisis moneter, waktu itu harga kopi naik drastis dari Rp. 2.000 menjadi Rp 15.000, sedangkan kebutuhan hidup seperti sembako dll masih murah. Perbandingan 1 kg kopi bisa membeli beberapa bahan pokok, dari harga 1 kg kopi bisa kebeli 3 kg beras, 1 liter minyak goreng dan 1 kg lauk pauk dll. Pembangunan rumah di mana-mana bahkan petani kopi membeli kendaraan motor hampir setiap rumah dan gak tanggung tanggug satu keluaraga ada yang membeli motor 2-4 unit . Sekarang itu hanya tinggal kenangan dan cerita kesuksesan petani kopi waktu itu.
Realita Sekarang :
Kehidupan petani kopi lima tahun terakhir kelihatan sangat lesu, karena hasil panen kopi tidak lagi bisa di andalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, mereka harus banting tulang mencari hasil tambahan dari selain kopi, bahkan tak sedikit petani kopi yang over alih lahannya menjadi lahan palawija, kebun kopi mereka di bongkar diganti dengan tanaman sayuran.
Selain itu biaya perawatan tanaman kopi tidak sebanding lagi, mahalnya harga pupuk, Herbisida dan alat-alat soprodi hampir tidak terjangkau lagi. Yang sangat terasa lima tahun terakhir adalah produksi kopi Lampung Barat turun setiap tahunnya, produksi menurun dari 3.000 kg/ha kini hampir 500 kg/ ha.Â
Banyak tanaman kopi yang tidak terawat lagi, dan tidak sedikit petani kopi terlilit hutang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan kebutuhan lainnya, kebiasaan buruk yang selalu mereka lakukan adalah menggadaikan buah kopi di batang kepada tengkulak/pengepul dengan harapan hutang akan terlunasi  ketika panen kopi, namun realita produksi kopinya anjlok, hutang tahun kemarin tidak terbayar dan harus menghutang lagi untuk mencukupi kebutuhan hidup tahun berikutnya dan lebih parah lagi ketika hutang tidak terbayar  ada beberapa petani kopi menjual kebun kopinya, bahkan ada lahan kebunnya  disita oleh tengkulak karena tidak sanggup membayar hutangnya.
Upaya-upaya yang di lakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Lampung Barat dan intansi terkait sudah banyak di lakukan untuk mengurangi beban hidup petani kopi, di antaranya menghubungkan petani kopi langsung dengan exportir kopi untuk bekerja sama, pengolahan kopi lanjutan dengan memproduksi kopi bubuk skala rumahan, menarik wisatawan dengan membuat lokasi wisata kampung kopi, upaya lain penyuluhan dan pembinaan petani kopi secara intesif, kegiatan konservasi dan penganeka ragaman tanaman (agroforestry), pengembangan budidaya ikan (agrofishery) dan Ternak Kabing (agrosilvopastura) untuk memenuhi kebuthan petani kopi.
Harapan petani kopi walaupun saat ini produksi kopi lagi menurun, sangat di harapkan harga kopi semakin mahal, walaupun produksi sedikit tapi keuntungan tetap ada. Terimakasih.