I. PENDAHULUAN
  A. Latar Belakang
Penduduk Desa Gedung Surian Pada umumnya merupakan Kelompok Transmigran yang berasal dari daerah pulau Jawa, Â Â Sumantera selatan dan penduduk Asli Lampung. Jumlah Penduduk Desa Gedung Surian 2.415 Jiwa yang terdiri dari 642 Kepala Keluarga. Sedang mata percaharian Sebagian besar Bertani. ( Sumber data statistic Kecamatan Gedung suriang 2021).
Peran Hutan bagi masyarakat yang berada di sekitar dan dalam Kawasan hutan lindung register 45 B Bukit rigis sangat penting sebagai sumber kehidupan terutama untuk tata air dan menambah pendapatan masyarakat terutama dalam peningkatan ekonomi berupa Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Hutan yang masih terjaga sangat penting peranannya sebagai kesimbangan alam terutama iklim dan tata air yang sangat di perlukan untuk sumber kehidupan masyarakat untuk kepentingan Rumah tangga dan pengairan sawah dan kolam.
Lahan Kelola yang ada dalam Kawasan hutan di manfaatkan oleh masyarakat dengan menanam berbagai jenis Tanaman yang sesuai dengan PerMenhut P.9 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial. Sistim Pengelolaan dengan skema Hutan Kemasyarakatan( HKm) berbentuk Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dengan Sistem Agroforestry dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam.
Ijin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm) untuk Gapoktan Wana Lestari dengan No B/253/KPTS/II.13/2015 Tgl. 25 Mei 2015, Sedangkan KTH Wana Lestari Tiga merupakan bagian dari Gabungan Kelompok Tani Wana Lestari. KTH Wana Lestari Tiga dengan No register 18/04/15/2001/KTH.1645/2019. Dengan jumlah anggotakelompok 23 orang.
 B. Visi dan Misi Kelompok Tani Hutan Wana Lestari Tiga
Visi :
- Visi Kelompok Tani Hutan Wana Lestari Tiga adalah Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera, dalam arti kata dengan mengelola hutan yang lestari akan tercapai kesejahteraan masyarakat khususnya anggota KTH Wana Lestari Tiga.
   Misi
- Agar Visi dapat berjalan Maka KTH Wana Lestari Tiga Mempunyai Misi sebagai berikut :
- Melakukan Penanaman berupa Tanaman Multi Porpose Tri Species (MPTS) berupa Tanaman Buah buahan yang menguntungkan untuk kelestarian Hutan dan Kesejahteraan Masyarakat.
- Melakukan Penanaman dengan Tanaman Produktif agar cepat berproduksi dengan hasil buah  yang bekwalitas dan berkwantitas terjamin.Â
- Melakukan Gotong royong dalam memelihara dan menjaga Hutan Agar tetap terjaga Kelestariannya.
- Melakukan Koordinasi dengan Pihak-pihak terkait.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari Pembentukan Kelompok Tani Hutan Wana Lestari Tiga Sebagai tempat atau wadah bersama dalam Pengelolaan Hutan baik yang ada di sekitar dan di dalam Kawasan Hutan Lindung.
Tujuan
Adapun Tujuan Pembentukan Kelompok Tani Hutan Wana Lestari Tiga adalah agar Memiliki Lahan Kelola yang legal, adanya pembelajaran, Peningkatan SDM, memecahkan masalah dan pemasalahan, bekerja sama dan gotong royong, mengembangkan usaha yang produktif baik pengelolaan dan pemasaran Hasil Hutan Bukan Kayu dan meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian hutan.
II. FASILITASI KEGIATAN PENGEMBANGAN KTH MENUJU KTH MANDIRIÂ
A. Kegiatan  Fasilitasi menuju KTH Mandiri.
   1.  Kelola  KelembagaanÂ
     -  Pengurusan Akta Notaris/ Badan Hukum dalam rangka penguatan Kelembagaan
   2. Kelola Usaha
     a. Penambahan sarana peningkatan kualitas dan kuantitas usaha/ produksi :
       1.  Pembuatan Rumah Produksi Kompos , alat dan bahan :  Asbes, Kayu Bangunan, Wuwung, Paku dan Mesin Jahit                   Karung,  Alat sablon karung, Karung Kompos, Karung Kotoran Kambing.
       2. Penambahan sarana wisata alam : Pembelian Paralon air bersih. Pembuatan Bak Induk air bersih
       3. Dokmentasi dan Pelaporan
III. PERMASALAHAN
 Adapun permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh KTH Wana Lestari Tiga sebagai berikut :
- Kekurangan bahan Baku Kompos (kotoran Kambing)
- Jangkaun Pemasaran masih lokal
- Minimya sarana Tranportasi pemasaran (kendaraan roda 4)
- Kesadaran dan Pengetahuan masyarakat di sekitar untuk menggunakan pupuk kompos masih kurang
- SDM Pengurus untuk mempromosikan hasil produksi pupuk kompos masih kurang (Website, Internet).
- Sarana Wisata Masih Kurang memadai
- Pemasaran Produksi kopi masih tergantung pada tengkulak
- Produksi kopi kurang
IV. UPAYA PEMECAHAN MASALAH DAN SARAN TINDAK LANJUT.
 Adapun upaya pemecahan masalah yang di hadapi oleh KTH Wana Lestari Tiga sebagai berikut :
- Melakukan Kerja sama dengan pihak yang memiliki ternak di sekitar KTH wana lestari Tiga
- Berupaya untuk mencari mitra pembeli
- Kerjasama dengan pemilik Kendaraan/sewa mobil untuk memasarkan pupuk kompos
- Melakukan Penyuluhan tentang manfaat pupuk kompos kerja sama dengan Penyuluh Pertanian setempat.
- Melakukan Pelatihan cara Membuat Wabsite
- Selalu melakukan gotong royong untuk pembenahan sarana wisata dengan banyak melibatkan generasi muda. (Karang taruna dan grup muda mudi)
- Perbaikan mutu kopi dan Pengolahan kopi bubuk
- Melakukan Budidaya kopi dengan intensif (perawatan, konservasi tanah)
Untuk Keberlangsungan dan keberhasilan KTH Wana Lestari Tiga selalu berkoordinasi dengan pihak pihak terkait serta mencari Kerjasama dengan mitra baik dalam pengolahan pupuk kompos maupun dalam pemasaran produksi pupuk kompos ke berbagai daerah.
V. PENUTUP
Demikian Laporan  ini  Kami buat sebagai pertangung jawaban  Kelompok Tani Hutan Wana Lestari  Tiga yang ada di Desa Gedung Surian Kecamatan Gedung Surian Kabupaten Lampung Barat, dalam menjalakan kegiatan program Fasilitasi Pengembangan KTH menuju KTH mandiri tahun 2022, dengan harapan setelah selesai program ini KTH wana lestari tiga lebih baik lagi dan lebih mandiri dalam menjalankan hak dan kewajiban selaku pemegang IUPHKm dalam Kawasan Hutan Lindung Register 45 b Bukit rigis.
Kepada pihak pihak yang terkait kami mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan Kerjasama dengan harapan kedepanya lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H