Oleh
Letnan Jenderal.TNI. Waris
*Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia
[caption id="attachment_318411" align="aligncenter" width="240" caption="Mayjen.TNI.Waris saat menjabat Pangdam Jaya Menyematkan Baret Ungu Kepada Anggota Menwa Jayakarta, Januari 2012"][/caption]
Keikutsertaan Resimen Mahasiswa (Menwa) dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia merupakan bagian yang terlalu penting untuk kita lupakan. Keberadaan Menwa mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Salah satu bagian organisasi Menwa di Indonesia yaitu Menwa Jayakarta saat ini telah memasuki ulang tahun emas-nya pada tahun 2012. Di usia yang sudah matang, peran Menwa Jayakarta diharapkan lebih terlihat dan terbukti secara nyata dalam membantu stakeholders lainnya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang menghambat jalannya pembangunan nasional.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta era globalisasi yang demikian pesat, berimplikasi terhadap semakin berkurangnya pemahaman akan 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI pada sebagian bangsa Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari semakin menurunnya rasa nasionalisme dan paham kebangsaan. Rasa persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa semakin terusik dengan banyaknya tawuran dan bentrokan baik yang bersifat vertikal maupun horizontal. Berkurangnya pemahaman ataupun hilangnya pemahaman akan 4 pilar kebangsaan dapat menyebabkan hilangnya rasa persatuan dan kesatuan yang berakhir kepada disintegrasi bangsa.
Empat pilar kebangsaan merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang tersebar dari Sabang sampai dengan Merauke. Pada satu sisi, hal tersebut merupakan keuntungan yang tidak ternilai bagi bangsa Indonesia dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Di sisi lain, hal tersebut dapat menjadi benih-benih konflik yang apabila tidak dapat dikelola dengan baik dapat menuai terjadinya konflik-konflik kepentingan di Indonesia.
Seluruh elemen bangsa bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan Indonesia. Ini berarti semua lapisan masyarakat bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan NKRI sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing. Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dapat bersifat internal dan eksternal serta mempunyai bentuk yang semakin kompleks. Dewasa ini bentuk ancaman yang bersifat militer memiliki kemungkinan kecil untuk terjadi, namun dilain pihak, ancaman yang bersifat nonmiliter dapat muncul setiap saat yang dampaknya memiliki implikasi yang sama dengan ancaman militer yaitu hancurnya suatu bangsa.
Dalam menjalankan roda pembangunan dibutuhkan kesepahaman akan nilai-nilai kebangsaan pada seluruh stakeholders yang pada akhirnya berujung kepada tercapainya cita-cita nasional. Pada kenyataannya disadari atau tidak, rasa kebangsaan tersebut mulai hilang dengan banyaknya kepentingan pribadi atau kepentingan golongan yang lebih diutamakan daripada kepentingan bangsa. Beberapa fakta akan kasus perebutan lahan yang terjadi di beberapa daerah seperti di Lampung dan Medan menunjukkan bahwa kepentingan rakyat kecil semakin tertindas dengan kepentingan pihak swasta. Fakta-fakta baru tentang korupsi juga marak terjadi pada hampir seluruh bidang dan bahkan banyak kaum pofesional muda potensial yang sudah terjerat dengan permasalahan-permasalahan tersebut.
Fenomena yang terjadi di atas menunjukkan bahwa kepentingan umum dikalahkan dengan kepentingan individu ataupun sekelompok orang yang berkeinginan untuk mencari keuntungan yang besar. Beberapa kasus yang melibatkan generasi muda menunjukkan penurunan degradasi moral dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Dapat dikatakan pemahaman akan 4 pilar kebangsaan sudah luntur yang menyebabkan beberapa kasus yang terjadi di Indonesia melibatkan generasi muda. Hal tersebut apabila tidak diantisipasi sejak dini maka akan menyebabkan bangsa Indonesia akan dipimpin oleh orang-orang yang berpaham Neo Liberal dan tidak mempunyai paham kebangsaan dalam menjalankan roda pembangunan di masa mendatang.
Gejala tersebut diatas harus dapat diantisipasi sejak dini mulai dari bangku pendidikan khususnya di tingkat pendidikan tinggi. Penanaman nilai-nilai kebangsaan haruslah ditanamkan sejak dini dengan mengedepankan contoh-contoh nyata dan bukan sekedar teori saja. Organisasi mahasiswa yang adapun harus dapat menjadi wadah untuk menampung aspirasi generasi muda dan menanamkan bahwa bangsa Indonesia akan dipimpin oleh generasi muda yang ada saat ini. Salah satu organisasi pemuda yang dapat digunakan sebagai wadah untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan yaitu Resimen Mahasiswa. Keberadaan Menwa diharapkan mampu untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan termasuk di dalamnya 4 pilar bangsa.
[caption id="attachment_318416" align="aligncenter" width="240" caption="Mayjen.TNI. Waris menyiramkan air setaman kepada Anggota Menwa Jayakarta sebagai tanda selesainya mengikuti Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa di Rindam Jaya, Juli 2011"]
Menwa Jayakarta yang berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu bagian dari organisasi Menwa yang ada di Indonesia. Keberadaan Menwa Jayakarta memiliki tantangan yang cukup besar jika dibandingkan dengan Menwa yang berada di daerah lainnya. DKI Jakarta sebagai kota megapolitan mempunyai berbagai permasalahan yang diantaranya adalah menurunnya nilai-nilai kebangsaan yang disebabkan faktor yang berasal dari dalam dan dari luar. Di sisi lain, generasi muda Jakarta yang cenderung apatis juga menjadi tantangan dalam penanaman nilai-nilai kebangsaan termasuk 4 pilar kebangsaan. Menwa Jayakarta dalam hal ini seyogyanya dapat menecermati permasalahan mengenai nilai-nilai kebangsaan yang sudah mulai luntur di Jakarta.
Menwa Jayakarta harus bahu-membahu dalam memberikan pemahaman kepada penduduk Jakarta khususnya generasi muda tentang pentingnya pemahaman akan 4 pilar kebangsaan. Sosialisasi pemahaman akan 4 pilar kebangsaan dapat dikemas dalam bahasa yang praktis dan mudah dicerna bagi generasi muda Jakarta. Fakta-fakta yang ada mengenai beberapa kejadian saat ini dapat dijadikan contoh tentang pentingnya pemahaman akan nilai kebangsaan.
Menwa Jayakarta juga dapat membantu Pemerintah Daerah dan aparat terkait tentang pelaksanaan sosialisasi program pembangunan bagi masyarakat Jakarta. Keberadaan Menwa Jayakarta akan memberikan kontribusi positf dan bukan kontraproduktif terhadap pemahaman persatuan dan kesatuan. Anggota menwa yang merupakan para mahasiswa dan memiliki berbagai macam disiplin ilmu seyogyanya dapat memberikan solusi untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bagi Indonesia khususnya Jakarta dengan memberikan pemahaman akan nilai-nilai 4 pilar kebangsaan yang bersifat lugas, tidak bertele-tele dan mudah dicerna.
Penyebaran pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan bukan merupakan suatu hal yang mudah dalam era globalisasi dewasa ini khususnya di Jakarta. Namun, di usianya yang sudah mencapai 50 tahun, Menwa Jayakarta dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia dengan ikut menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia khususnya di kalangan generasi muda Jakarta. Menwa Jayakarta dapat menjadi motor penggerak dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul di generasi muda dengan berdiri di atas semua golongan. Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan, maka Menwa Jayakarta akan menjadi salah satu organisasi kepemudaan yang menjadi pelopor dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menularkan pemahaman akan 4 pilar kebangsaan.***
Di atas adalah tulisan dalam buku Setengah Abad Resimen Mahasiswa Jayakarta, yang dapat diunduh pada link berikut:
http://rasminto-rasminto.blogspot.com/2014/01/buku-setengah-abad-menwa-jayakarta.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H