Mohon tunggu...
rasmin marhaenis
rasmin marhaenis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lajang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Anak rakyat yang lahir di pelosok desa dengan membawa cita-cita dan harapan .

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kisruh Perpolitikan Nasional, Rasmin Jaya Dorong Perkuat Konsolidasi Demokrasi

25 Agustus 2024   09:42 Diperbarui: 25 Agustus 2024   09:49 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisruh Perpolitikan Nasional, Rasmin Jaya Dorong Perkuat Konsolidasi Demokrasi 

Muna Barat - Menghadapi momentum Pemilihan Kepala Daerah, Pemuda Muna Barat Rasmin Jaya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mencegah polarisasi dan chaos politik yang berpotensi memecahbelah kesatuan bangsa.

"Dalam mencegah segala kemungkinan terburuk maka merasa penting untuk melakukan mitigasi dengan melakukan konsolidasi demokrasi dan memperkuat narasi kebangsaan. Kekuatan social society harus kita jaga dengan terus melakukan sosialisasi dan edukasi politik kepada masyarakat, mencegah politik identitas dan turbulensi politik untuk mencegah berbagai polarisasi dan kekacauan sosial yang timbul di masyarakat," ujar Pemuda Muna Barat Rasmin Jaya.

Menurutnya pesta demokrasi dalam memilih pemimpin yang akan di legitimasi oleh rakyat tinggal menghitung bulan.

Sehingga demikian, situasi politik di tengah masyarakat semakin memanas dengan berbagai atraksi dan pergerakan elit politik. Dimana eskalasi dan sirkulasi pergantian kepemimpinan nasional telah berdampak kepada dinamika politik elektoral, tanpa sadar masyarakat telah terkontaminasi dengan nuansa politik pragmatis yang semakin tajam atas dasar perbedaan pilihan dan pandangan politik.

"Nihilnya politik gagasan yang progresif serta konsolidasi demokrasi menjadikan masyarakat rentan terpecah belah. Sehingga masalah demikian, harus dijadikan perhatian bersama stakeholder untuk meminimalisir potensi kerawanan demokrasi dan pemilu 2024. Apa lagi dunia maya diramaikan dengan berbagai isu tentang partai politik yang berselancar dan bermanuver di tengah pusaran demokrasi tanpa memberikan pesan positif kepada masyarakat sehingga banyak menimbulkan kebingungan," tuturnya.

"Dalam proses tahapan Pilkada yang sedang berjalan, kita mengharapkan agar masyarakat tidak gampang percaya dan mudah terpengaruh dengan isu propaganda yang dapat memecah belah persatuan bangsa, apa lagi sampai larut dalam sentimen para elit politik yang sedang mencari jalan menuju kekuasaan," Tambahnya pada 21 Agustus 2024.

Salahsatunya dengan melakukan sosialisasi dan edukasi politik. Menjemput momentum ini menjadi penting dalam merayakan pesta rakyat dengan bersuka ria, keikutsertaan dan partisipasi sangat menentukan nasib bangsa dan daerah ke depan.

Mantan ketua KPMM 2019-2020 ini mengingatkan, kedaulatan rakyat adalah salah satu harapan bersama dalam menentukan pergantian kepemimpinan nasional dan daerah, untuk membawa cita-cita bangsa ke arah yang lebih baik lagi.

"Kita juga harus terus mengawal dan memastikan kesejahteraan dan keadilan sosial bisa terdistribusi dengan baik secara merata di segala komponen masyarakat," Tegasnya.

Suara rakyat adalah kunci yang menentukan bagi kehadiran sosok pemimpin politik yang di legitimasi oleh rakyat dan betul-betul memberikan yang terbaik.

"Sehingga kita harus mengambil bagian dalam pesta demokrasi ini," Harapnya.

Ia juga membeberkan, peran elit politik di parlemen juga menjadi penting bagaimana dia menunjukan kemampuannya dalam menghasilkan produk kebijakan yang pro terhadap rakyat agar kepercayaan masyarakat terhadap partai politik dapat dikembalikan

Peran dan kontribusi kadernya harus memberikan dampak yang positif terhadap masa depan rakyat, namun jika peran kader di parlemen tidak memberikan efek dan dampak untuk perubahan ekonomi masyarakat maka citra partai itu sendiri akan menurun.

Sebagai generasi muda, dikatakannya harus bisa melakukan mitigasi terhadap kerawanan pemilu agar masyarakat tidak terpecah belah, ketakutan akan adanya polarisasi dimasyarakat sangat rentan untuk terjadi baik sebelum pemilu maupun sesudah pemilu.

"Hal ini biasanya terjadi kepada klasifikasi pemilih yang fanatik dimana masing-masing pendukung terjadi silang pendapat bahkan sampai terjadi benturan ditengah masyarakat," imbuhnya.

"Fenomena demikian mesti dilakukan antisipasi sejak dini oleh penyelenggara pemilu, oleh figur dan semua yang menjadi bagian dari pesta demokrasi agar kedewasaan dalam berpolitik semakin baik," tandasnya.

Penulis : Rasmin Jaya 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun