Mohon tunggu...
rasmin marhaenis
rasmin marhaenis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lajang

Anak rakyat yang lahir di pelosok desa dengan membawa cita-cita dan harapan .

Selanjutnya

Tutup

Politik

GMNI Kendari Go To Kampus Hadirkan Pegiat Pemilu Nasional, Politisi, hingga Akademisi

9 Juni 2024   00:35 Diperbarui: 9 Juni 2024   00:35 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nihilnya politik gagasan yang progresif serta konsolidasi demokrasi yang kurang maksimal menjadikan masyarakat rentan terpecah belah. Sehingga masalah demikian, harus dijadikan perhatian bersama stakeholder untuk meminimalisir potensi kerawanan demokrasi dan pemilu 2024. Apa lagi dunia maya diramaikan dengan berbagai isu tentang partai politik yang berselancar dan bermanuver di tengah pusaran demokrasi tanpa memberikan pesan positif kepada masyarakat sehingga banyak menimbulkan kebingungan," bebernya.

Dalam pemaparannya, salah satu narasumber Pengamat Politik Sultra, M. Najib Husein mengatakan kegiatan dialog politik menuju pilkada tahun 2024 menjadi sangat penting meningkatkan partisipasi sekaligus mendorong indeks demokrasi semakin lebih baik lagi kedepan.

"Tentu kita semua merasa bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan, edukasi politik di seluruh lapisan mahasiswa dan masyarakat, apa lagi kegiatan dialog seperti ini sangat penting sekali meskipun kurang sekali peminatnya kalau diskusi-diskusi tentang politik," bebernya.

Tak hanya itu, salah satu praktisi kepemiluan L.M Muhram Naadu menjelaskan maraknya politik uang menjadi tantangan baru lagi bagi penyelenggara pemilu. Harapannya pengawasan harus di perketat lagi dengan melibatkan banyak instrumen, sehingga peran dan fungsi kita menjadi sangat terarah.

"Misalnya dengan membentuk tim, kelompok atau satgas, apa lagi sekarang pola yang digunakan dalam kerja-kerja politik uang sudah menggunakan digitalisasi, sehingga ini yang harus menjadi perhatian bersama," bebernya.

Tak hanya itu, Pegiat Pemilu Nasional/Ketua Eksekutif Indonesia Budget Center Arif Nur Alam mengatakan bahwa memang, banyak hal yang menjadi perhatian kita bersama dari sisi perjalanan pilkada, masih maraknya politik uang, politik identitas dan politik dinasti. Disinilah dibutuhkan instrumen mahasiswa dan pemuda untuk menjadi penyeimbang sekaligus memberikan sosialisasi dan edukasi sampai di seluruh komponen masyarakat. 

"Sebagai insan kritis mahasiswa harus melakukan kontrol dan pengawasan terhadap setiap proses politik yang berlangsung termasuk dalam menyongsong Pilkada 2024," tegasnya.

Dengan melakukan sosialisasi dan edukasi politik menjemput momentum pilkada menjadi penting dalam merayakan pesta rakyat, harus kita bersuka ria, keikutsertaan dan partisipasi sangat menentukan nasib, daerah agar Sulawesi Tenggara ini bisa lebih maju seperti apa yang menjadi harapan bersama.

Tak hanya itu, dalam mencegah segala kemungkinan terburuk maka merasa penting untuk melakukan konsolidasi demokrasi dan memperkuat narasi kebangsaan. Kekuatan social society harus kita jaga dengan terus melakukan sosialisasi dan edukasi politik kepada masyarakat, mencegah politik identitas dan turbulensi politik untuk mencegah berbagai polarisasi dan kekacauan sosial yang timbul di masyarakat.

Di sisi lain Ketua Independen Pemantau Pemilu Sulawesi Tenggara, Muhamad Nasir berharap agar dibutuhkan berbagai pihak khususnya mahasiswa untuk bahu membahu dalam mencerdaskan masyarakat agar bisa berpartisipasi menciptakan pilkada yang aman, damai dan bisa memberikan efek perubahan kepada masyarakat.

"Apa lagi masyarakat adalah kelompok sosial yang paling rentan terpecah akibat sikap politik yang berbeda, sehingga peran pemuda untuk terjun secara langsung di lapangan sangat di perlukan guna memberikan pencerahan bahwa politik adalah panggilan nurani untuk melakukan pengabdian," tegasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun