Tingkatkan Diskursus Politik Dan Partisipasi Pilkada 2024, GMNI Kendari Akan Gelar Dialog Di UHO
Kendari - Konsolidasi demokrasi, partisipasi pemilih dan gagasan politik/program yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kendari akan menggelar dialog publik.
Dalam dialog tersebut, rencananya akan diadakan dalam waktu dekat ini, sementara masih melakukan konsolidasi kepada mahasiswa serta narasumber yang rencananya akan mengundang berbagai kalangan mulai dari pengamat politik, politisi, akademisi, pegiat demokrasi, penyelenggara pemilu dan pengawas pemilu.
Dialog tersebut bertujuan untuk mengkonsolidasikan platform, program, gagasan politik yang akan ditawarkan kepada kandidat dan partisipasi pemilih dalam mengawal demokrasi yang berkualitas dan substansial, sehingga potensi kerawanan bisa dimitigasi.
Ketua DPC GMNI Kendari, Rasmin Jaya mengatakan selama ini seakan ada keresahan dari perjalanan pemilu dan demokrasi yang selama ini dirasakan, apa lagi menuju pilkada tahun 2024, sangat sunyi sekali gagasan dan program politik yang bisa didiskusikan di kalangan akademisi bahkan di seluruh komponen masyarakat.
"Kita ingin mendapatkan nuansa yang berbeda dalam menghadapi Pilkada dan Pilgub 2024 ini, bagaimana seluruh kandidat hadir dengan gagasan, platform dan program serta rekam jejak yang baik agar animo partisipasi masyarakat dalam berpolitik lebih besar," ujarnya dalam pres release pada Kamis 9/5/2024 di Kendari.
Ia juga membeberkan, kenapa harus di kalangan kampus untuk di adakan dialog dan diskursus politik sebab kampus adalah bersemayam akademisi dan masyarakat intelektual yang bisa melahirkan berbagai pemikiran politik, pentingnya demokrasi dan bisa meminimalisir segala segala potensi kerawanan pilkada tahun 2024.
Sebab menghadapi pilkada 2024 situasi politik di tengah masyarakat semakin memanas dengan berbagai atraksi dan pergerakan elit politik. Eskalasi dan sirkulasi pergantian kepemimpinan nasional telah berdampak kepada dinamika politik elektoral, tanpa sadar masyarakat telah terkontaminasi dengan nuansa politik pragmatis yang semakin tajam.
"Nihilnya politik gagasan yang progresif serta konsolidasi demokrasi yang kurang maksimal menjadikan masyarakat rentan terpecah belah. Sehingga masalah demikian, harus dijadikan perhatian bersama stakeholder untuk meminimalisir potensi kerawanan demokrasi dan pemilu 2024. Apa lagi dunia maya diramaikan dengan berbagai isu tentang partai politik yang berselancar dan bermanuver di tengah pusaran demokrasi tanpa memberikan pesan positif kepada masyarakat sehingga banyak menimbulkan kebingungan," bebernya.
Sementara, Kabid Politik DPC GMNI Kendari, Aksan mengatakan dialog politik menuju pilkada tahun 2024 adalah salah satu program yang harus di laksanakan guna menyongsong pilkada yang aman damai dan tentram serta memberikan pendidikan, edukasi politik di seluruh lapisan mahasiswa dan masyarakat.