sejatinya kampus merupakan ladang kepemimpinan masa depan yang akan bersaing di segala sektor, apa lagi kuncup-kuncup pemimpin itu berawal dari mahasiswa.
"Maka biarkanlah semua mahasiswa berkompetisi dengan hak politik dan demokrasi yang sama tanpa ada campur tangan birokrasi untuk menekan atau mengintimidasi keikutsertaan mahasiswa, apalagi sampai
melakukan upaya kecurangan untuk memenangkan sala satu kandidat tertentu," tegasnya.
Ia menambahkan, sejatinya Pemilu Raya Kampus hanya melatih budaya demokrasi dan cara berpolitik yang baik, berkualitas dan substansial untuk menunjukan pengaruh
kondisi politik lokal dan nasional dalam kran demokrasi kita saat ini. Dengan mengambil peran dan fungsi kita sebagai agen pembaharu dalam menciptakan iklim demokrasi mahasiswa yang lebih baik maka jangan ada sedikit pun campur tangan dan hegemoni birokrasi untuk menciptakan bibit-bibit oligarki dan dinasti dalam kampus.
Sementara Kabid Agitasi dan Propaganda DPC GMNI Kendari, Risal membeberkan dalam pemira setiap mahasiswa harus berkompetisi dan bertarung menawarkan ide dan gagasan untuk perbaikan lembaga kemahasiswaan dan mengembalikan marwah mahasiswa itu di internal kampus.
"Melalui Pemira Universitas Halu Oleo (UHO) 2023 ini dapat mendorong kebebasan mahasiswa dalam menentukan sikap politik dalam membangun jejaring kerja-kerja konsolidasi dan mobilisasi seperti apa yang kita harapkan," ujarnya.
Ia menambahkan, pemilu raya kampus juga mengajarkan kita tentang nilai-nilai demokrasi yang baik dan benar serta berorientasi pada aktualisasi politik praktis kedepan.
"Kami mendesak birokrasi agar tidak ikut campur tangan dalam pesta demokrasi mahasiswa dan demokrasi kampusserta mengharapkan penyelenggara Pemira UHO (KPU RM) agar tetap menjaga independensi dan netralitasnya dalam pelaksanaan tahapan.
Ia juga mendesak mengharapkan kepada seluruh mahasiswa Universitas Halu Oleo agar berpartisipasi penuh dan mengawal indikasi dugaan kecurangan pesta demokrasi kampus Universitas Halu Oleo.
Dalam aksi tersebut terlihat pihak keamanan kampus turut mengawal dari pada aksi demonstrasi yang di lakukan oleh anggota dan kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) serta di temui oleh salah satu pejabat kampus dalam hal ini Humas Rektorat.