Memasuki semester kedua tahun ini harga barang-barang pokok semakin meningkat. Nilai mata uang rupiah pun semakin melemah terhadap dolar Amerika. Hal ini tentu membuat pengeluaran kita semakin bertambah namun belum tentu mengalami peningkatan.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan dalam masa krisis ini adalah meningkatkan pendapatan keuangan. Jika kita adalah seorang karyawan, maka kita dapat mencari penghasilan tambahan dengan mencari pekerjaan samplingan di luar jam kerja, misalnya berjualan online.
Jika kita adalah seorang pengusaha atau professional maka kita dapat menambah target penjualan atau proyek dengan memberi penawaran-penawaran khusus, seperti promosi beli satu gratis satu, dan lainnya. Untuk para professional dapat juga menambah penghasilan dengan rajin mengikuti lomba atau kompetisi.
Pada kenyataannya memang tidak mudah menambah penghasilan seperti yang diinginkan, tapi percayalah semua itu bisa terwujud dengan doa dan kerja keras yang tekun. Sambil terus berusaha menambah penghasilan, sebaiknya kita pun melakukan langkah-langkah untuk menganalisa pengeluaran kita.Â
Banyak masalah yang muncul mengenai keuangan bukan karena penghasilan atau sumber pendapatan yang sedikit sehingga keuangan kita menjadi besar pasak daripada tiang. Permasalahan keuangan selalu disebabkan dengan kurang piawainya seseorang mengelola keuangan dengan bijak.
Biasanya permasalahan yang membuat penghasilan selalu tidak cukup adalah karena seseorang hobi berhutang, gaya hidup yang tinggi dan tidak dapat membedakan jenis-jenis produk lembaga keuangan seperti tabungan, simpanan dan investasi.
Untuk mengelola keuangan yang baik kita perlu mengerti dahulu seperti apa karakter diri kita. Jika kita sudah mengetahui kebiasaan aktivitas keuangan diri sendiri pasti akan mudah mencari solusinya. Berikut ini kebiasaan pengelolaan keuangan.
1. Kebiasaan pertama
Orang yang saat mendapatkan penghasilan langsung dipakai untuk membayar hutang-hutang yang ada, misalnya hutang kartu kredit, KPR dan lainnya. Jadi siklusnya: Berhutang -) dapat uang -) bayar hutang -) belanja -) berhutang lagi. Kebiasaan pengelolaan keuangan seperti ini dapat membuat hidup melarat.
2. Kebiasaan kedua
Orang yang saat mendapatkan penghasilan akan langsung digunakan untuk berbelanja lalu sisanya ditabung jika masih ada. Jadi siklusnya adalah: Dapat uang -) belanja -) menabung jika ada sisa. Kebiasaan pengelolaan keuangan seperti ini hanya membuat hidup kita pas-pasan saja.
3. Kebiasaan ketiga
Orang yang saat mendapatkan uang akan langsung menghabiskan uang tersebut untuk kebutuhan hidupnya seperti belanja kebutuhan, membayar hutang sehingga uangnya langsung habis. Kebiasaan pengelolaan uang seperti ini akan membuat hidup menjadi miskin dan kekurangan karena tidak mempunyai tabungan atau investasi.
4. Kebiasaan keempat
Orang yang saat mendapatkan uang tidak akan langsung menghabiskannya. Setelah membuat pengeluaran untuk pengeluaran kebutuhan dan hutang, ia akan menabung dan membeli investasi atau asuransi untuk masa depan. Kebiasaan pengelolaan keuangan seperti ini akan membuat masa depan cerah.Â
Perilaku gaya hidup ini dapat dilakukan dengan mengatur prosentase pengeluaran yang tepat. Seperti contoh ini.
- Biaya kebutuhan makan   30%
- Biaya sandang             5%
- Biaya pendidikan          10%
- Biaya kesehatan            5%
- Menabung                10%
- Biaya hiburan/rekreasi      5%
- Zakat/amal/persembahan  15%
  (santunan/memberi ortu)
-Bayar hutang              15%
- Cadangan                 5%
Biaya-biaya ini masih dapat diatur prosentasenya sesuai kebutuhan pengelolaan keuangan kita, hanya untuk post pengeluaran menabung sebaiknya jangan dikurangi, mungkin ditambah jika mampu.
Kunci untuk memiliki kebiasaan pengelolaan keuangan yang baik adalah menerpakan pola hidup mengutamakan kebutuhan ketimbang keinginan. Jika kita telah memahami makna kebutuhan dan keinginan maka kita dapat mengendalikan diri untuk hidup sederhana.Â
Satu lagi cara untuk mendapatkan pengelolaan keuangan yang bijak adalah dengan mengembangkan uang dengan cara investasi atau dapat juga dengan membeli asuransi. Jadi, bukan sedikit atau besar penghasilan kita yang menyebabkan masalah keuangan adalah seberapa kita mampu menerapkan pola pengelolaan keuangan dengan bijak. Mari isi pikiran dengan nilai-nilai positif maka kebiasan-kebiasan kita akan menjadi positif sehingga berdampak pada tindakan yang positif dan nasib kita menjadi lebih baik.Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI