Microphone (Mic) adalah perangkat yang digunakan untuk merekam suara yang berasal dari sumber eksternal (contoh: vokal). Mic sendiri terdiri dari 3 tipe: Dynamic, Condenser, dan Ribbon (pita). Pada umumnya, tipe mic yang paling sering digunakan oleh musisi kamar adalah mic dynamic dan mic condenser. Secara simpelnya, perbedaan pada kedua tipe mic tersebut adalah karakter suara yang dihasilkan dan metodenya untuk "menangkap" suara.
Mic dynamic memiliki karakter yang lebih terfokus, sedangkan mic condenser memiliki karakter yang lebih "sensitif". One is not better than the other, they're just different. Umumnya, mic dynamic digunakan untuk merekam sumber suara yang lebih keras (amplifier gitar, vokal scream, snare drum, dll), sedangkan mic condenser digunakan untuk sumber suara yang memerlukan lebih banyak detail (vokal clean, akustik gitar, dll).
Namun, keterangan tersebut bukanlah sebuah peraturan mutlak. Sebagai contoh, Michael Jackson merekam vokal untuk album legendarisnya, Thriller, menggunakan sebuah mic dynamic (Shure SM7B). When it comes to music, there are no set-in-stone rules.
Jika kamu menggunakan mic untuk merekam vokal, sangat disarankan agar kamu menggunakan sebuah Pop Filter. Perangkat ini berfungsi untuk meredam suara konsonan yang bersifat letup (plosives) seperti konsonan p, t, dan j. Namun, anda tidak memerlukan pop filter yang mahal, lho. Berdasarkan pengalaman saya, menggunakan sebuah kaos kaki atau bahkan pensil pun dapat membantu meredam suara-suara plosive! Anda bisa googling tips-tips pop filter DIY ataupun juga menonton video di YouTube. Walaupun tidak se-efektif pop filter, kamu akan mendapat hasil yang mencukupi dengan metode DIY ini dan tentunya, lebih hemat!
Pada umumnya, mic menggunakan koneksi berupa kabel XLR. Memang di luar sana terdapat beberapa produk mic yang menawarkan fitur koneksi dalam bentuk USB, namun saya pribadi merasa bahwa kualitas audio yang dihasilkan oleh produk-produk tersebut masih belum memuaskan. Berikut beberapa rekomendasi mic (XLR) di bawah harga 1 juta yang menurut saya memiliki kualitas dan performa yang cukup tinggi :
- Samson C01 (Condenser)
- Behringer C1 (Condenser)
- Samson Q7 (Dynamic)
- Alctron PM57B (Dynamic)
Sekali lagi, produk-produk di atas hanyalah rekomendasi. Jika kamu tertarik atau telah memiliki mic yang harganya lebih murah, tidak ada salahnya kamu gunakan untuk aktivitas recording-mu! Ingat, yang lebih penting adalah kualitas karya, bukan kualitas perangkat yang kamu gunakan.
5. Studio Headphone
Studio headphone adalah tipe headphone yang secara spesifik dirancang untuk kebutuhan music production. Dibanding dengan tipe headphone lain, studio headphone cenderung memiliki karakter yang lebih "datar" tanpa ada empasis di frekuensi manapun. Karakteristik ini membuat studio headphone cocok menjadi perangkat untuk me-monitor suara-suara yang kamu rekam atau buat di DAW secara lebih akurat.
Secara teknis, kamu bisa saja menggunakan headphone (bahkan earphone/headset) apapun untuk aktivitas recording, namun hasil yang kamu dengar tidak akan akurat dengan aslinya karena biasanya ekualisasi (EQ) pada tipe-tipe selain studio headphone sudah dimanipulasi untuk memaksimalkan listening experience penggunanya.