Mohon tunggu...
Aditira
Aditira Mohon Tunggu... Konsultan - Pengembara kehidupan yang mencoba berbuat sesuatu yang lebih baik bagi kehidupan ini

Kehidupan ini akan berjalan seperti apa adanya. Baiknya tidak terlalu memaksakan diri diluar kemampuan kita.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sulawesi Tengah Bangkit di Tengah Covid-19 dengan Bawang Putih Organik

22 Juni 2020   16:44 Diperbarui: 23 Juni 2020   08:14 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Tanaman bawang putih ditanam dalam bedengan-bedengan dengan ukuran 1,5 x 20 meter dan jarak tanam 20 x 40cm. Dengan pengunaan mulsa plastic sebagai upaya untuk mengendalikan gulma dan hama penyakit sangat membantu dalam budidaya bawang putih ini.

Varietas yang ditanam adalah varietas Sangga Sembalun dari NTB. Ditanam di desa Dombu Matantimali ketinggian 1.300 m dpl. Jumlah petani yang terlibat kurang lebih 100 orang di 3 desa tersebut.

Kawasan organik di 3 desa tersebut disertifikasi oleh lembaga sertifikasi organik inofice pada tahun 2019 tetapi hanya untuk tanaman strowbery, kacang merah, bawang daun dan sayuran lainnya.

Program pengembangan bawang putih ini tersebar di Kabupaten Parigi Moutong seluas 100 ha pada dataran tinggi kecamatan Tinombo dan Palasa yang juga dikelolah secara organik, namun sampai sekarang belum ada berita hasil produksinya karena lokasinya sulit di jangkau. 

Daerah ini pernah berjaya dengan bawang putih organik lokal yang dibudidayakan oleh masyarakat suku Lauje pada tahun 70 an sampai thn 90an. Namun kalah bersaing dengan bawang putih impor dari Taiwan yang tampilannya lebih menarik (umbi besar) dengan harga yang murah.

Semoga dengan benih varietas sangga Sembalun dan pembinaan yang intensif bawang putih dikembangkan di kabupaten Parigi Moutong dapat bersaing dengan bawang putih impor seperti yang ada di kabupate Sigi.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Panen perdana dilakukan tanggal 16 Juni 2020. Sejak panen ini sudah banyak pedagang pengumpul yang mau membeli dengan harga Rp 25.000/kg. Melihat fenomena tersebut, 

Dinas Pertanian menganjurkan untuk tidak menjual semuanya karena akan dijadikan benih kembali sehingga pertanian bawang putih organik ini bisa terus berlanjut dan agar petani bisa mandiri dalam hal benih.

Akhirnya, terlepas dari isu sertifikasi organik dan pasar yang menjadi tahapan program selanjutunya, Program ini menjadi sesuatu yang sangat membanggakan dan sangat patut untuk didorong dan didukung oleh semua pihak.

Manfaat program bagi peningkatan pendapatan ekonomi petani, menjaga kelestarian dan kesehatan ekosistem pertanian di kawasan pedesaan sudah tidak diragukan lagi. Selamat kepada petani dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulawesi Tengah atas capain ini.

Bogor, 22 Juni 2020.
Rasdi Wangsa
Pengiat Pertanian Organik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun