Sembari mendekap angin
yang meretas dingin dari semak basah
pada batas pandang mata menghujam sinar
diderasnya awan yang merapat dalam benak
seolah ingin memastikan
bahwa segalanya bisa gugur teratur
meski hujan habis mengucur
diantara warna merah tua kaki langit
seperti daundaun yang ia saksikan di tepi telaga
hanya akan jatuh di bentang pipinya
lalu dihisap hingga rapuh ke hulu
30 Agustus 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H