Bukan rahasia bahwa pandemi corona telah melumpuhkan ekonomi bagi sebagian besar orang, namun ternyata ini tidak berlaku untuk sekelompok kecil orang. Â
Yang dimaksud dengan sekelompok kecil ini adalah orang yang sudah mapan secara finansial sehingga pandemi corona tidak menggoyahkan pendapatannya. Dan ini tentunya juga tidak merubah pula pos pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Mengenal TeorI Hierarki Kebutuhan Maslow
Melihat teori hierarki kebutuhan yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow, kebutuhan manusia terbagi atas 5 tingkatan. Setiap orang secara teoritis harus dapat memenuhi kebutuhan di tingkat terendah sebelum naik kepada tingkat yang lebih tinggi.
Tingkatan ke-5 atau yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini bersifat mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidupnya. Sandang, Pangan dan Papan termasuk dalam golongan kebutuhan ini.
Tingkatan ke-4 adalah kebutuhan akan rasa aman (safety needs) yaitu kebutuhan akan  rasa aman secara fisik maupun psikologis. Secara natural manusia membutuhkan kedua rasa aman ini yang membuat manusia merasa terlindungi.
Selanjutnya tingkatan ke-3 yaitu kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang (social needs). Biasanya kebutuhan ini sudah dipenuhi mulai dari manusia lahir misalnya mendapat kasih sayang dari kedua orangtua. Seiring dengan umur, kebutuhan ini meningkat misalnya memiliki sahabat, pasangan hidup dan juga mempunyai keluarga.
Naik ke tingkatan ke-4 adalah kebutuhan untuk dihargai (esteem needs). Biasanya manusia berlomba untuk menciptakan prestasi dan juga memiliki wibawa untuk memenuhi kebutuhan ini. Bagi sebagian orang ketenaran dan reputasi bisa mempresentasikan akan hal ini.
Tingkatan teratas adalah aktualisasi diri (actualization needs) yaitu kebutuhan untuk membuktikan bahwa kita eksis dalam lingkungan. Kelompok ini semakin kecil atau mengkerucut dalam populasi manusia.
Hubungan Teori Kebutuhan dengan Sepeda Lipat Mahal
Akhir-akhir ini demam untuk mempunyai sepeda lipat mahal, salah satunya merk Brompton begitu viral di media sosia. Orang berlomba-lomba untuk membeli sepeda lipat mahal ini bahkan rela untuk membeli secara indent (proses menunggu).
Secara teori ekonomi, indent dapat disebabkan oleh kelangkaan pasokan di bagian hulu (under supply). Pandemi corona yang menghentikan sementara aktivitas pabrik menjadi salah satu pemicunya.
Akibat dari kelangkaan pasokan ini bukan hanya menimbulkan kerugian dari segi waktu pemenuhan yang lebih lama namun juga harga yang semakin meningkat. Harga sepeda lipat yang memang sudah mahal sebelum pandemi menjadi semakin meroket sejak pandemi berlangsung.