Mohon tunggu...
Rasawulan Sari Widuri
Rasawulan Sari Widuri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Jakarta, I am really lovin it !

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Backpacker Harus Siap Jadi Flashpacker Selama Pandemi, Mengapa?

16 Juni 2020   11:50 Diperbarui: 16 Juni 2020   19:32 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelancong (Shutterstock via Kompas.com)

Apakah anda seorang backpacker? Jika ya, maka saya sarankan agar anda beralih sejenak menjadi flashpacker selama pandemi corona belum berakhir.

Sebenarnya ada beberapa tipe pelancong atau traveler dalam melakukan perjalanan. Perbedaannya dapat terlihat dari budget yang dikeluarkan serta gaya berlibur yang dilakukan.

Saya sendiri sudah bukan lagi seorang backpacker. Gaya ini sudah saya tinggalkan sekitar lima tahun yang lalu sejak saya berniat bahwa berlibur bukan semata-mata berorientasi pada budget.

Seorang backpacker adalah pelancong yang berkeinginan besar untuk melakukan perjalanan namun memfokuskan pada budget yang sangat minim. Mulai dari transportasi, akomodasi bahkan barang bawaan pun harus sangat minim.

Biasanya tipe backpacker dilakukan oleh pelancong muda yang memang masih mempunyai budget minim. Anak muda pun identik dengan gaya hidup simple dan anti ribet.

Tidak heran jika backpacker sering pula disebut pelancong ala ransel karena barang bawaan biasanya dimasukkan dalam satu keril yang besar, misalnya ukuran 35 atau 50 Liter.

Sedikit berbeda dengan backpacker, pelancong tipe flashpacker tidak terlalu menitikberatkan pada penggunaan budget yang minimalis. Biasanya faktor kenyamanan sudah menjadi fokus bagi flashpacker.

Para flashpacker biasanya orang muda ataupun tua yang memang sudah mempunyai cukup budget untuk melakukan liburan. Mereka sudah menabung jauh-jauh hari sebagai dana untuk berlibur. Dapat dikatakan bahwa secara finansial para flashpacker lebih baik dibandingkan para backpacker.

Backpacker sendiri dapat menjelajah semua tempat yang persis sama dengan flashpacker dengan budget yang minim. Namun budget minimalis tentu saja berarti dengan transportasi dan akomodasi yang minim pula.

Berdasarkan pengalaman saya sebagai backpacker, ada beberapa hal yang mau tidak mau harus diubah selama pandemi ini masih ada. Mungkin budget berlibur akan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya namun ini masih sebanding dengan tujuan kita untuk dapat tetap berlibur.

Tipe flashpacker yang menggunakan koper pada saat berlibur (dok. pribadi)
Tipe flashpacker yang menggunakan koper pada saat berlibur (dok. pribadi)

Memilih Akomodasi untuk Berlibur   

Bukan rahasia lagi bahwa para backpacker dapat menekan budget dengan cara tidur di dalam dormitory room. Harga untuk menginap dalam sebuah dormitory memang jauh lebih murah dibandingkan menginap di hotel. Bisa sekitar sepertiga dari menginap di hotel bintang kelas dua.

Harga yang ditawarkan memang sesuai dengan fasilitas yang didapatkan yaitu dengan lebih banyak menggunakan fasilitas secara bersama-sama.

Dalam satu kamar dormitory biasanya diisi oleh empat atau bahkan dua puluh tempat tidur, tergantung jenis kamarnya. Ini artinya kenyamanan untuk tidur biasanya tidak akan sama dengan pada saat menginap di kamar hotel.

Selain berbagi kamar bersama dengan orang lain yang mungkin baru kita kenal, fasilitas kamar mandi dan toilet pun biasanya digunakan secara bersamaan. Memang di beberapa negara dan dormitory tertentu  menyediakan pula kamar yang sudah termasuk toilet di dalam kamar.

Dan yang selalu menjadi favorit saya selama tidur di dormitory adalah fasilitas dapur umum yang dapat digunakan oleh penginapnya. Ini tentu saja membantu saya di saat saya sedang ngidam untuk memakan mie instant dari Indonesia.

Namun saat pandemi melanda, menginap di dormitory dengan segala fasilitas yang saya sebutkan diatas rasanya kurang tepat. Kita tentu masih khawatir akan kebersihan dari fasilitas yang ditawarkan serta kesehatan para pelancong yang berbagi kamar dengan kita.

Pun bila memang harus menginap di dormitory, kita perlu sangat selektif untuk memilih kamar yang akan kita pakai. Pilihlah dormitory dengan tipe kamar single dan termasuk fasilitas toilet. Memang biasanya harga kamar akan lebih mahal dibandingkan tipe kamar dengan banyak penghuni.

Kemudian jika sebelumnya dapur umum kita gunakan untuk memasak makanan, maka saat ini rasanya fungsinya cukup untuk menghangatkan makanan siap saji yang kita beli di supermarket. Hindari menggunakan peralatan masak bekas pakai orang lain.

Namun jika anda memang punya budget berlebih mungkin pilihan untuk menginap di hotel budget jauh lebih nyaman dan aman. Kita masih dapat berhemat selama berlibur.

Memilih Jenis Makanan untuk Berlibur

Hal yang menjadi pengalaman berharga pada saat berlibur adalah mencicipi makanan dengan cita rasa lokal. Dapat dikatakan bahwa 'street food' adalah pilihan terbaik pada saat ingin mencicipi hal ini.

Lagi-lagi faktor kebersihan dan kesehatan menjadi alasan utama. Sehingga selama pandemi ini, kita harus mengeluarkan budget lebih untuk makanan.

Sebagai pengganti 'street food' kita dapat makan di restoran yang memang menjual makanan khas lokal. Tidak perlu datang ke restoran bintang satu, kita masih dapat mencicipinya di restoran lokal yang banyak didatangi warga lokal. Harganya biasanya masih bersahabat dengan kantong kita.

Memilih Jenis Transportasi untuk Berlibur

Menggunakan pesawat tipe low cost carrier selalu menjadi pilihan utama bagi para backpacker. Hal ini masih relevan untuk dilakukan namun jangan melupakan prosedur protokol kesehatan yang diwajibkan oleh maskapai.

Namun jika masih mempunyai budget lebih, kita boleh mencoba menggunakan pesawat dengan tipe yang lain dengan harapan mendapatkan tingkat kenyaman lebih baik.

Sejujurnya kita masih belum tahu kapan pandemi ini reda dan kapan pula kegiatan berlibur dapat kembali normal seperti sebelumnya. Namun pandemi ini mengajarkan kita agar lebih fokus pada kesehatan selama melakukan aktivitas termasuk berlibur.

Dan pandemi memaksa para backpacker untuk tidak terlalu memfokuskan pada budget yang minim. Mengembalikan makna berlibur untuk menjernihkan pikiran kita. Kita tentunya tidak mau pikiran kita menjadi kalut karena keseahatan yang menurun setelah melakukan liburan.

Akhir kata saya ucapkan selamat naik kelas bagi para backpacker. Selamat belajar menikmati liburan ala Flashpacker.

-RSW/DPK/16062020-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun