Sekitar pukul tujuh pagi, tepat saat matahari terbit, balon udara yang saya naiki telah menempuh ketinggian delapan ribu kaki. Tepat di bawah kami, daratan makin kecil dan landscape batu putih abu-abu terlihat semakin jelas.Â
Berkali-kali saya ucapkan kata 'Subhanallah' saking takjubnya. Tidak lupa sepanjang dalam balon, kami mengambil foto dari berbagai sudut.
Tepat pukul setengah delapan, balon udara telah mendarat dengan selamat di tanah. Sebagai selebrasi, para turis diberikan segelas anggur ataupun jus berry merah serta satu lembar sertifikat sebagai bukti berhasil menaiki balon udara dengan selamat. Setelah itu kami diantar kembali ke penginapan dengan membawa sejuta kenangan indah yang tidak akan terlupakan.
Melihat Matahari Terbit di Sunrise Point
Keindahan ratusan balon udara di langit tidak hanya dapat dinikmati langsung dari balon udara. Setiap pagi, para pengunjung dapat datang ke suatu lembah yang disebut 'Sunrise Point'.Â
Dengan membayar biaya masuk sebesar tiga lira, kita dapat melihat matahari terbit sambil menikmati pemandangan naiknya balon udara di angkasa.
Mulai dari pukul enam pagi, pengunjung mulai mendatangi lembah dan berlomba mengambil spot strategis untuk melihat matahari terbit.
Jadi jika memang tidak punya budget untuk naik balon udara langsung, datang ke sunrise point dapat menjadi alternatif. Daripada berselimut di penginapan, lebih baik datang ke sunrise point untuk bersama ratusan pengunjung menikmati indahnya angkasa.
Mengunjungi Goreme Open Air Museum
Landscape Goreme adalah lembah yang dikeliling dengan batuan besar yang berwarna putih abu. Jika anda penggemar tokoh kartun Flinstones, maka gambaran ini tepat sekali dengan Goreme. Dan terus terang ini adalah pengalaman pertama saya mendatangi tempat dengan landscape seindah ini.