Perjalanan saya ke masjid Nuruosmaniye berdasarkan unsur ketidaksengajaan. Saat itu saya hendak ke area Grand Bazaar di distrik Fatih Istanbul.Â
Sebelum memasuki salah satu pintu masuk Grand Bazaar, saya melihat bangunan indah di sebelah kanan saya. Ternyata merupakan masjid Ottoman yang sudah dibangun sejak abad ke-18.
Masjid Nuruosmaniye terdiri atas bangunan pendukung lain seperti perpustakaan, madrasah, pondok dan dapur. Namun sayangnya pada saat saya berkunjung, semua bangunan selain masjid tertutup untuk pengunjung umum.
Letaknya yang persis sebelum pintu masuk Grand Bazaar yang merupakan tempat belanja terbesar dan tersibuk di Istanbul bagaikan oase di padang pasir.
Masjid Nurulosmaniye seolah mengingatkan kepada pengunjung agar tidak lupa shalat pada saat sedang berbelanja di Grand Bazaar. Hiruk pikuk Grand Bazaar terlihat kontras dengan kemegahan dan keindahan masjid Nuruosmaniye.
Pelataran Masjid
Pelataran masjid adalah salah satu sudut favorit saya. Sambil berdiri di pelataran yang letaknya memang sejajar dengan atap (rooftop) bangunan Grand Bazaar, kita dapat melihat kegiatan banyak manusia di Grand Bazaar.
Bangunan khas Turki yang didominasi oleh kubah dengan warna abu-abu dan coklat sejenak mengingatkan saya akan salah satu scene film James Bond yang lokasinya memang diadakan di Istanbul.
Â
Sedangkan tempat berwudhu wanita disediakan dalam ruang tertutup tepat di pintu masuk sebelah kanan. Pintu masuk utama terletak tepat sebelah tempat wudhu pria.
Sementara untuk mencapai pintu masuk khusus jamaah wanita yang berada tepat di pelataran masjid, kita harus menaiki sekitar sepuluh anak tangga terlebih dahulu.
Pintu di pelataran masjid terbuat dari marmer abu-abu dan bertuliskan kaligrafi "Assalamualaikum". Bentuknya menyerupai bangunan khas Eropa, namun jika diperhatikan terdapat garis hitam yang menjadi salah satu masjid di Turki.Â
Semakin masuk ke dalam, saya semakin takjub karena adanya ruang kosong yang terdiri banyak pintu masuk lainnya. Seolah berdiri dalam sebuah teater terbuka. Dari berbagai pintu masuk ini, saya dapat menyaksikan bangunan lain yang merupakan bagian dari masjid.
Â
Sesuai dengan namanya yaitu Masjid Nuruosmaniye yang berarti "Cahaya Osman", ketika saya masuk ke masjid langsung terlihat cahaya dari berbagai sudut. Jendela dengan hiasan kaligrafi terlihat di berbagai sudut atas dan memberikan kesan terang pada masjid.
Kesan megah langsung terlihat pula saat memasuki masjid. Masjid terlihat sangat luas dan interior dengan gaya Baroque Ottoman membuat suasana masjid menjadi indah dan syahdu. Pada dinding masjid terdapat berbagai kaligrafi Al-Quran yang ditulis sangat cantik.
Beberapa kali saya menyebut kata "Subhanallah" ketika berada di dalam masjid untuk mengungkapkan betapa indahnya masjid ini. Saya merasa sangat beruntung dapat shalat di masjid yang indah ini.
Â
Sedangkan di pinggirnya terdapat banyak jendela kecil yang memungkinkan cahaya masuk secara alami. Tempat yang sangat tepat untuk memanjatkan doa kepada sang pencipta.
Pada saat saya berkunjung, tampak seorang pria sedang berdoa dalam mihrab. Tidak lupa pula ia melantunkan bacaan Al-Quran sebelum berdoa.
Mendengar suara merdunya melantunkan ayat suci Al-Quran, membuat hati saya bergetar. Begitu syahdu. Masjid sebagai rumah Allah sangat terasa di sini.
Sayangnya mihrab ini hanya bisa digunakan oleh jamaah pria, sehingga saya hanya bisa berdoa di tempat yang disediakan khusus untuk jamaah wanita. Tapi tidak apa-apa, bagi saya seluruh masjid adalah tempat suci untuk mengucapkan doa.
Â
Di sebelah kanan mihrab terdapat mimbar yang digunakan oleh imam pada saat berceramah. Warna mimbar senada dengan dinding masjid yang berwarna abu-abu dan tepat di atas mimbar terdapat kubah kecil yang cantik berwarna kuning keemasan. Dan tepat di tengah masjid, lampu besar dengan ornamen yang megah menjuntai dengan elegan ke arah bawah.
Keindahan Masjid Nuruosmaniye memberikan kesan tersendiri pada perjalanan saya ke Istanbul. Â Bagaikan cahaya di tengah padat dan hiruk-pikuknya manusia di Grand Bazaar Istanbul.
Dan ini menjadi magnet yang membuat saya ingin terus mengunjunginya kembali. Semoga anda pun mempunyai kesempatan untuk mengunjunginya. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H