Mohon tunggu...
Rasawulan Sari Widuri
Rasawulan Sari Widuri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Jakarta, I am really lovin it !

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Masjid Nuruosmaniye, Cahaya di Tengah Hiruk Pikuknya Grand Bazaar Istanbul

30 April 2020   13:31 Diperbarui: 1 Mei 2020   13:48 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak Depan Masjid Nuruosmaniye (Dokumen Pribadi Rasawulan Sari Widuri)

 Perjalanan saya ke masjid Nuruosmaniye berdasarkan unsur ketidaksengajaan. Saat itu saya hendak ke area Grand Bazaar di distrik Fatih Istanbul. 

Sebelum memasuki salah satu pintu masuk Grand Bazaar, saya melihat bangunan indah di sebelah kanan saya. Ternyata merupakan masjid Ottoman yang sudah dibangun sejak abad ke-18.

Masjid Nuruosmaniye terdiri atas bangunan pendukung lain seperti perpustakaan, madrasah, pondok dan dapur. Namun sayangnya pada saat saya berkunjung, semua bangunan selain masjid tertutup untuk pengunjung umum.

Letaknya yang persis sebelum pintu masuk Grand Bazaar yang merupakan tempat belanja terbesar dan tersibuk di Istanbul bagaikan oase di padang pasir.

Masjid Nurulosmaniye seolah mengingatkan kepada pengunjung agar tidak lupa shalat pada saat sedang berbelanja di Grand Bazaar. Hiruk pikuk Grand Bazaar terlihat kontras dengan kemegahan dan keindahan masjid Nuruosmaniye.

Pelataran Masjid
Pelataran masjid adalah salah satu sudut favorit saya. Sambil berdiri di pelataran yang letaknya memang sejajar dengan atap (rooftop) bangunan Grand Bazaar, kita dapat melihat kegiatan banyak manusia di Grand Bazaar.

Bangunan khas Turki yang didominasi oleh kubah dengan warna abu-abu dan coklat sejenak mengingatkan saya akan salah satu scene film James Bond yang lokasinya memang diadakan di Istanbul.

 

Seperti pada bangunan masjid lainnya di Turki, tempat berwudhu pria disediakan di halaman masjid. Menggunakan air pancuran dalam kubah kecil khas Turki.

Sedangkan tempat berwudhu wanita disediakan dalam ruang tertutup tepat di pintu masuk sebelah kanan. Pintu masuk utama terletak tepat sebelah tempat wudhu pria.

Sementara untuk mencapai pintu masuk khusus jamaah wanita yang berada tepat di pelataran masjid, kita harus menaiki sekitar sepuluh anak tangga terlebih dahulu.

Pintu di pelataran masjid terbuat dari marmer abu-abu dan bertuliskan kaligrafi "Assalamualaikum". Bentuknya menyerupai bangunan khas Eropa, namun jika diperhatikan terdapat garis hitam yang menjadi salah satu masjid di Turki. 

Semakin masuk ke dalam, saya semakin takjub karena adanya ruang kosong yang terdiri banyak pintu masuk lainnya. Seolah berdiri dalam sebuah teater terbuka. Dari berbagai pintu masuk ini, saya dapat menyaksikan bangunan lain yang merupakan bagian dari masjid.

 

Interior Masjid
Sesuai dengan namanya yaitu Masjid Nuruosmaniye yang berarti "Cahaya Osman", ketika saya masuk ke masjid langsung terlihat cahaya dari berbagai sudut. Jendela dengan hiasan kaligrafi terlihat di berbagai sudut atas dan memberikan kesan terang pada masjid.

Kesan megah langsung terlihat pula saat memasuki masjid. Masjid terlihat sangat luas dan interior dengan gaya Baroque Ottoman membuat suasana masjid menjadi indah dan syahdu. Pada dinding masjid terdapat berbagai kaligrafi Al-Quran yang ditulis sangat cantik.

Beberapa kali saya menyebut kata "Subhanallah" ketika berada di dalam masjid untuk mengungkapkan betapa indahnya masjid ini. Saya merasa sangat beruntung dapat shalat di masjid yang indah ini.

 

Di paling ujung masjid terdapat rongga yang menjorok ke dalam dan berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari pengurus masjid ini dinamakan mihrab atau ceruk untuk berdoa. Tepat di atas mihrab terdapat hiasan bacaan ayat Al-Quran mengenai nabi Zakaria dan Maryam yang ditulis oleh warna kuning emas dan hitam.

Sedangkan di pinggirnya terdapat banyak jendela kecil yang memungkinkan cahaya masuk secara alami. Tempat yang sangat tepat untuk memanjatkan doa kepada sang pencipta.

Pada saat saya berkunjung, tampak seorang pria sedang berdoa dalam mihrab. Tidak lupa pula ia melantunkan bacaan Al-Quran sebelum berdoa.

Mendengar suara merdunya melantunkan ayat suci Al-Quran, membuat hati saya bergetar. Begitu syahdu. Masjid sebagai rumah Allah sangat terasa di sini.

Sayangnya mihrab ini hanya bisa digunakan oleh jamaah pria, sehingga saya hanya bisa berdoa di tempat yang disediakan khusus untuk jamaah wanita. Tapi tidak apa-apa, bagi saya seluruh masjid adalah tempat suci untuk mengucapkan doa.

 

Di sebelah kanan mihrab terdapat mimbar yang digunakan oleh imam pada saat berceramah. Warna mimbar senada dengan dinding masjid yang berwarna abu-abu dan tepat di atas mimbar terdapat kubah kecil yang cantik berwarna kuning keemasan. Dan tepat di tengah masjid, lampu besar dengan ornamen yang megah menjuntai dengan elegan ke arah bawah.

Keindahan Masjid Nuruosmaniye memberikan kesan tersendiri pada perjalanan saya ke Istanbul.  Bagaikan cahaya di tengah padat dan hiruk-pikuknya manusia di Grand Bazaar Istanbul.

Dan ini menjadi magnet yang membuat saya ingin terus mengunjunginya kembali. Semoga anda pun mempunyai kesempatan untuk mengunjunginya.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun