Mohon tunggu...
Rasawulan Sari Widuri
Rasawulan Sari Widuri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Jakarta, I am really lovin it !

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pekerjaan Rumah Setelah Wabah Corona: Toilet Bersih dan Higienis di Sekolah

7 April 2020   23:31 Diperbarui: 7 April 2020   23:27 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya berharap setelah wabah corona berakhir budaya hidup bersih tetap berkelanjutan seperti pada tulisan saya sebelumnya (  Hikmah Wabah Corona). Dan hal ini mengingatkan saya tentang nasib toilet siswa di semua sekolah di Indonesia.

Saat ini sudah hampir satu bulan sejak kegiatan belajar dilakukan di rumah. Kegiatan penyemprotan desinfektan serta pembuatan portable tempat cuci tangan dilakukan di berbagai tempat. Dan menurut berita yang saya dengar dan baca kebanyakan dilakukan di tempat umum selain di rumah masing-masing tentunya.

Namun pernahkah berpikir bagaimana keadaan sekolah mulai dari PAUD, TK, SD, SMP dan SMU yang ditinggalkan oleh siswanya sejak adanya kegiatan belajar di rumah? Apakah semua ruangan termasuk di dalamnya toilet sudah dibersihkan seperti tempat umum lainnya?

Belajar dari pengalaman saya yang menempuh pendidikan di sekolah negeri mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi, toilet adalah salah satu tempat yang banyak dihindari oleh para siswa. Alasannya adalah toilet di sekolah biasanya kotor, bau dan jorok. Toilet memang dibersihkan oleh petugas kebersihan di sekolah atau penjaga sekolah, namun tidak ada yang memantau dengan teliti tentang kebersihannya. 

Terkadang tugas membersihkan toilet dibebankan kepada siswa yang dihukum karena datang terlambat. Sesuai dengan pengalaman selama saya sekolah, hukuman ini sangat menyiksa dikarenakan baunya toilet sekolah yang akan dibersihkan dan kurang memadainya alat untuk membersihkan toilet.

Bahkan tidak jarang air untuk membasuh tidak disediakan memadai di toilet sekolah. Pengelola sekolah lebih mendahulukan air harus tersedia di dalam toilet guru/pengajar. Budaya untuk menyiram toilet pun tidak diajarkan secara terus-menerus. Hal inilah yang menjadikan toilet menjadi berbau tidak sedap. Tidak adanya tempat sampah yang tertutup menjadi alasan toilet menjadi jorok. Terutama di toilet perempuan pada saat SMP dan SMU. Acapkali saya merasa jijik dikarenakan dapat melihat bekas pembalut dalam tempat sampah terbuka di dalam toilet.    

Toilet yang tidak higienis tentunya merupakan salah satu sumber penyakit. Merupakan sarang bagi kuman dan bakteri. Belum lagi budaya cuci tangan pun kurang dibudayakan oleh guru. Tidak heran penyakit yang menular melalui air seperti diare, hepatitis A, cacingan dan tifus banyak diderita oleh siswa sekolah.  

Jumlah toilet yang tersedia untuk sekolah negeri pun biasanya sangat minim. Untuk SD negeri biasanya hanya 2 ruang toilet, satu ruang toilet untuk siswa laki-laki dan satu ruang toilet untuk siswa perempuan. Sedangkan untuk SMP dan SMA negeri biasanya paling banyak hanya 6 ruang toilet, 3 ruang toilet untuk siswa laki-laki dan 3 toilet untuk siswa perempuan.

Dikarenakan kondisi toilet siswa yang tidak bersih dan jumlahnya yang minim, sangat jarang sekali saya pergi ke toilet pada saat sekolah. Menahan buang air kecil menjadi hal yang dilakukan pada saat saya masih duduk di bangku sekolah. Padahal jika dirunut kembali, kebiasaan ini tentunya dapat berpotensi untuk menyebabkan penyakit ginjal di dalam tubuh.

Masih sebatas dengan ingatan saya, jika pelajaran sedang berlangsung, para siswa dianjurkan untuk tidak ke toilet. Ini artinya kami hanya bisa menggunakan toilet pada saat jam istirahat atau pada saat jeda waktu pergantian pelajaran. Sehingga bayangkan betapa panjangnya  jumlah antrian siswa di toilet pada saat jeda.

Saya memang bukan pelajar, namun menurut saya pembangunan toilet yang bersih dan higienis bagi siswa sekolah menjadi PR (Pekerjaan Rumah) besar bagi pengelola sekolah setelah wabah corona berakhir. Akan lebih bagus lagi jika dana sekolah dapat dialokasikan pula untuk membuat portable wastafel sebagai upaya untuk menghindari penyebaran virus di lingkungan sekolah.  Mari kita bangun budaya bersih dan sehat yang berkelanjutan di sekolah. 

-RSW/DPK/07042020-       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun