Memasak bukanlah hobi saya. Makan bukan hobi saya pula. Namun berdasarkan kacamata saya yang awam, saya ingin membandingkan konten dari tayangan tentang kompetisi memasak, Master Chef.
Master Chef adalah kompetisi memasak yang diikuti oleh orang yang memang berbakat dalam memasak. Mirip dengan kompetisi menyanyi, menari ataupun menulis. Memang saya tidak bisa memasak dengan enak namun acara master chef ternyata dapat menyihir saya dan membuat saya berpikir bahwa masakan sangat identik dengan seni. Seni memasak.
Berdasarkan beberapa sumber, master chef dapat membangkitkan mimpi seorang peserta untuk dapat memasak makanan yang enak dan pantas disajikan kepada orang lain. Dan master chef memungkinkan pesertanya untuk dapat mengembangkan karir yang dimulai dari hobi.
Terbukti banyak peserta dari Master Chef Australia yang sukses membuka restoran dan bekerja sebagai chef di hotel berbintang lima. Di Australia, Master Chef menjadi salah satu ajang yang selalu ditunggu setiap tahun oleh semua orang yang memang berbakat dan hobi memasak.
Beberapa minggu ini saya mulai menonton tayangan Master Chef Indonesia Season 6 di RCTI setelah hampir 3 tahun saya tinggalkan. Ada beberapa juri yang sudah tidak hadir di season sekarang.
Dan yang bertahan hanyalah Chef Juna. Salah satu chef yang membuat perubahan besar dalam cara pandang seorang chef. Bahwa seorang Chef bisa juga seorang pria macho dan bukan pria yang kemayu alias kewanita-wanitaan.
Berdasarkan pengamatan saya, ada dua perbedaan konten yang cukup besar antara tayangan Master Chef Indonesia dan Australia yang saat ini memasuki season 11.
Pertama adalah peserta Master Chef. Master Chef Australia berisi orang dari berbagai profesi, berbagai umur, berbagai bangsa dan berbakat. Bahkan di beberapa season terdapat pula orang Indonesia. Termasuk di season 11, terdapat peserta perempuan dari Banjarnegara yaitu Tati. Dia berhasil lolos sampai dengan 9 besar.
Master Chef Indonesia pun berisi orang dari berbagai profesi, berbagai umur, berbagai suku namun kurang banyak yang berbakat. Kenapa kurang berbakat?
Hal ini terlihat dari sejumlah masakan yang menuai kritik dari para juri. Mulai dari rasa, penampilan bahkan management waktu pada saat memasak. Bahkan beberapa harapan dari peserta adalah juri tidak memuntahkan masakannya. Fatal bukan ?
Kedua adalah pendapat yang disampaikan oleh juri. Saya sebenarnya tidak tahu hal apa yang didapatkan oleh peserta selama karantina di Master Chef Indonesia.