Menguap bagai benang yang rapuh, janji manismu tidak seindah yang kurasakan.
Dilema menjadi suatu bawahan, dengan berbagai janji  manis pimpinan.
Bergerak bagai buih, besar dan banyak tapi tidak bisa membuat perubahan.
Lepaskan saja kaos dalammu dan ganti dengan sebuah Bra tanpa nomor.
Lentik jemarimu menafsirkan sebuah perjuangan, tapi tanpa gerakan yang menghasilkan.
Keindahan lekuk tubuhmu, hanya bisa aku nikmati sesaat saja sebagai sebuah mimpi.
Generasi 95 hanyalah buih, tanpa kekuatan yang bisa memecahkan batu karang.
Banyak suara tapi tidak terdengar dalam suatu pergerakan.
Nikmati saja singgasana kamu, mungkin akan berlaku abadi kursimu itu.
Teruskan menghancurkan masa depan teman-temanmu, walaupun injak kan kakimu menyakitkan mereka.
Kami hanya berharap yang menjadi hak kami, tapi tidak pernah terpikirkan oleh para penguasa.
Hak adalah sesuatu yang bisa saja kami terima, walaupun harus menunggu lama.
Selamat berjuang kawan, salam perjuangan....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H