Setahun lebih kita sudah menjalani pandemi, entah sampai kapan ini akan berakhir. Saat ini mulai bertumbangan rekan-rekan pekerja menghadapi dampak pandemi.Â
Tidak secara langsung, namun perlahan-lahan setelah satu tahun berlalu mulai terjadi pemutusan hubungan kerja. Bukan karena keinginan kita, tetapi lebih dari tuntutan perusahaan yang sudah tidak mampu lagi bertahan.Â
Bagi sebagian pekerja masih bisa masuk kerja walaupun bergilir dengan rekan lainnya akibat pengaturan Work From Home yang diharuskan oleh pemerintah setempat.Â
Ada juga yang memang di haruskan Work From Home, karena kondisi kesehatannya yang di khawatirkan jika Work From Office bisa berdampak terkena Virus Covid 19.
Berbagai perusahaan menindak lanjuti peraturan ini dengan sangat hati-hati, mengingat ini soal nyawa manusia. Mengingat bahwa pandemi belum berakhir dan masih ada beberapa pekerja yang harus Work From Home.Â
Bekerja dari Rumah, bagi operator produksi sangat sulit dilakukan, sehingga lebih terkesan meliburkan diri dengan tetap mendapatkan hak nya sebagai karyawan. Tapi apakah dengan Work From Home kita tetap mendapatkan tunjangan transport, secara kita tidak pergi ke tempat biasa kita bekerja.Â
Ada beberapa perusahaan yang menerapkan ini, yaitu tetap memberikan tunjangan transport tapi ada juga yang tidak memberikan tunjangan transport.Â
Disinilah peran Serikat Pekerja di pertaruhkan, karena saya yakin tidak pernah  ada kejadian seperti ini sebelumnya. Dimana kita di paksa Work From Home, karena untuk proses produksi hal ini tentu saja tidak memungkinkan.Â
Tapi ternyata banyak sekali aktifitas yang bisa dilakukan ketika Work From Home, untuk menunjang proses produksi. Salah satunya adalah dengan training online.
Training online di yakini bisa dilakukan guna meningkatkan keahlian para pekerja. Ini juga yang menjadi salah satu acuan bagi sebagian perusahaan tetap memberikan tunjangan transport.Â
Karena training online membutuhkan kuota data yang harus di beli dengan uang pribadi sehingga ini yang menjadi dasar bagi sebagian Serikat Pekerja untuk tetap mempertahankan tunjangan transport bagi pekerja yang Work From Home.
Ada juga yang mengharuskan pekerja Work From Home karena kondisi kesehatan. Sampai saat ini masih ada yang belum Work From Office dengan kondisi seperti ini. Karena seperti kita ketahui bersama bahwa pandemi covid 19 belum berakhir, walaupun sudah melandai kasusnya, tetapi tidak menutup kemungkinan masih bisa terjadi lagi.Â
Untuk pekerja yang sudah Work From Home sejak pandemi dimulai, tentu saja akan mempengaruhi Kariernya. Jenjang Kariernya akan tertahan, karena performa yang tidak bisa kita ketahui, tetapi dalam sebuah perusahaan ada yang namanya Planning Karier sehingga apapun kondisinya akan tetap di pertahankan Planning Karier nya.Â
Tentu saja ini akan berdampak bagi rekan kerjanya yang selama ini tetap di haruskan Work From Office. Sementara jenjang karier sudah diputuskan, tetapi di satu sisi akan ada kecemburuan karena perbedaan keadaan dan performa kerja yang tidak bisa di ketahui karena masih Work From Home.Â
Semoga saja pihak perusahaan bisa memahami situasi seperti ini, karena jika tidak bisa ditangani akan berdampak pada menurunkan etos kerja bagi pekerja yang Work From Office.
Jenjang karier melalui Planning Karier tentu saja harus bisa di evaluasi lagi untuk saat ini, karena kesenjangan perlakuan akan berakibat pada menurunnya etos kerja, akan berdampak pula kecemburuan sosial dan banyak lagi dampak pada hal yang lainnya.Â
Disini juga di tuntut kejelian Serikat Pekerja menangkap Fenomena seperti ini. Fenomena yang menguntungkan satu pihak tetapi tdak bagi orang lain.
Semoga saja ini tidak terjadi di perusahaan tempat anda bekerja, karena tentu saja ini akan membuat hubungan hindustrial yang tidak harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H