Memasuki tol Jakarta Cikampek, bus melaju dengan santai kisaran 90 km/jam. Kepadatan lalulintas juga sudah mulai terurai. Pak Budi masih di balik kemudi dengan lincahnya membawa bus ini di gelapnya jalan tol Jakarta Cikampek. Tak lama memasuki tol Lek Sukin mulai beraksi, beliau membagikan snack sebagai fasilitas dari bus ini. Setelah membagikan snack Lek Sukin mulai menghidupkan audio busnya dengan menyajikan senandung lagu lawas. Memang kebiasaan dari crew bus ini adalah membuat nyaman para penumpangnya. Ditemani rintik hujan dan tembang lawas membuat syahdu perjalanan dengan bus kali ini. Melewati gerbang tol cikampek utama sekitar pukul 21.10 menit, lalu lintas juga semakin lengang karena sudah semakin malam. Nampak beberapa bus karyawan juga melintas dari gerbang tol cikampek menuju ke luar tol, mengantarkan pekerja untuk pulang dari aktifitas hariannya.
Memasuki tol Cipali hujan semakin deras, alhasil dengan penyejuk udara di bus yang dingin membuat saya menarik selimut dan langsung tertidur lelap. Memang dengan alunan musik lawas dan ayunan suspensi dari Mercedes Benz OH 1626 Air Suspension membuat mata ini sulit untuk terbuka, ditambah lagi tadi juga sudah lelah seharian bekerja.
Pukul 23.20 lampu kabin mulai dinyalakan, nampaknya sebentar lagi kita akan beristirahat di rumah makan. Mata ini masih terasa berat untuk dibuka, sedikit membuka mata, nampak gerbang tol Subang. Tak lama berselang bus mengambil jalur kiri dan berbelok ke kiri dari pertigaan tol subang untuk menuju ke Rumah Makan Markoni. Bus berlahan parkir di area rumah makan, nampak ada bus Raya yang terparkir di rumah makan ini, info yang saya dapatkan memang bus ini sengaja di taruh disini sebagai alternatif jika ada bus yang mengalami kerusakan dan memerlukan unit pengganti, maka tidak harus menunggu bus dari solo atau jakarta. Di deretan parkiran bus ada satu bus Raya lainnya yang bersiap berangkat, nampaknya ini kelas junior executive 4 yang tadi sempat jalan lebih dulu dari garasi. Selain bus Raya ada juga bus Gunung Mulia, memang bus ini seringkali barengan dengan Raya.
Bergegas aku turun dari bus dan menikmati makan malam yang sudah disiapkan, dengan terlebih dahulu aku berikan tiketku untuk di gunting oleh petugas rumah makan. Lumayan juga menu makannya dengan menu utama berupa ayam goreng, sayur dan tahu goreng ditambah kerupuk dan buah, ada juga minuman teh manis. Memang penumpangnya tinggal bus kami saja, karena yang lainnya sudah jalan terlebih dahulu. Di kesempatan ini setelah makan aku langsung menuju mushola untuk melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslim.
Sekitar 45 menit kami istirahat makan di sini, setelah itu bus kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini kemudi dipegang oleh Mas Eki, driver muda yang energik. Selepas rumah makan bus melaju lumayan kencang, karena jalurnya juga sepi. Nampaknya jika kecepatan stabil sekitar jam 5 an sudah sampai di terminal tirtonadi solo. Kebiasaan dari kecil ketika perut sudah kenyang dan di dalam bus seperti di dalam ayunan membuat aku kembali tertidur.