Mohon tunggu...
Rara Zarary
Rara Zarary Mohon Tunggu... Penulis - Menulis adalah caraku menemukan kebebasan, menemukan diri sendiri, dan bertahan hidup (sabdawaktu)

Penulis Buku: Menghitung Gerimis (2013), Hujan Terakhir (2014), Hujan dan Senja Tanah Rantau (2016), Kita yang Pernah (2020).

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Perempuan adalah Manusia Seutuhnya

27 September 2021   11:59 Diperbarui: 27 September 2021   12:07 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perkembangan kesadaran kemanusiaan perempuan, bahwa perempuan itu manusia seutuhnya ternyata berjalan sangat lambat." (hlm.140)

Di zaman jahiliyah, sangat jelas, bahwa perempuan masih dinilai sebagai harta benda yang bisa diwariskan, ditukar, dijadikan hadiah, bahkan perempuan dijadikan hamba, yang kemudian oleh Nabi Muhammad dibebaskan dan dimuliakan. Tentu hal itu adalah bentuk teladan yang harusnya menjadikan kita sadar, bahwa perempuan adalah manusia yang harus dilihat dan dinilai secara utuh sebagai manusia, tidak dipandang rendah atau dianggap sebagai makhluk pelengkap.

Islam datang memuliakan perempuan, meski sampai saat ini masih banyak manusia yang tidak utuh memahami pesan Al Quran tentang betapa Allah memuliakan perempuan. Meski sudah banyak perjuangan untuk memanusiakan perempuan, namun sampai saat ini ketidakadilan pada perempuan masih saja terjadi. Baik itu dalam rumah tangga, media, lingkungan, hingga di ranah publik.

Pertanyaan yang mungkin sepele tapi ini kenyataan, "siapa yang pernah kesulitan kencing atau berak karena harus memangku anaknya?" Masih adakah perempuan yang bekerja di publik namun urusan rumah tangga menjadi tanggung jawab sepenuhnya? Masih musim pemaksaan pernikahan perempuan usia anak? Dan banyak pertanyaan lainnya.

Masih tak mungkin kah dalam keluarga menerapkan sistem kesalingan? Saling membantu, saling memahami, saling mengasuh anak dan mengerjakan urusan rumah tangga? Jadi tak hanya menjadi kewajiban perempuan. Tak juga hanya menjadi beban ganda bagi perempuan yang notabenenya telah mengalami pengalaman biologis yang begitu menyita kekuatan. Ditambah dengan pengalaman sosial yang dikonstruk oleh lingkungan pada perempuan, betapa terganggunya psikologis perempuan, betapa kebahagiaan menjadi cita-cita yang begitu besar bagi mereka? Ironisnya, masih banyak ketidakadilan terjadi di lingkungan kita.

Bagi kamu yang membaca beberapa fakta di atas, dan merasa tidak mengalaminya, bersyukurlah mungkin kamu telah menikmati keadilan hakiki, keadilan yang dinikmati oleh laki-laki juga perempuan. Namun, kita perlu menyadari dan tetap peduli, agar keadilan itu juga terjadi pada orang lain atau lingkungan lain, sehingga semakin tersebar keadilan dan kesejahteraan bersama seluruh alam, tidak hanya cukup pada satu kelompok saja.

"Pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang menistakan kemanusiaan adalah pelecehan terberat atas agama." (hlm.151)

Termasuk pelecehan kepada perempuan dan tidak memanusiakan perempuan. Mari buka mata lebih lebar, dan membaca secara utuh pesan Tuhan yang Mahaadil, yang tentunya adil terhadap perempuan sebagai manusia.

Cita-cita keadilan ini bisa kita ciptakan dimulai dari kelompok masyarakat terkecil, yaitu keluarga. Salah satunya adalah dengan menerapkan kesalingan antara suami-istri, baik dalam perkerjaan rumah hingga dalam mengasuh anak.

Untuk memahami lebih detail tentang keperempuanan, kemanusiaan, dan keislaman, silakan baca buku "Nalar Kritis Muslimah". Di dalam buku ini terdiri dari beberapa esai dengan 4 bagian. Pertama, agama untuk perempuan. Kedua, memahami yang transenden. Ketiga, kemanusiaan sebelum keberagaman. Keempat, serpihan renungan.

Buku ini adalah buku refleksi sekaligus buku yang sedang ikut memperjuangkan keadilan hakiki dalam kehidupan ini. Sehingga buku ini saya rekomendasikan untuk semua kalangan, tidak hanya untuk perempuan namun untuk laki-laki, untuk saling memperjuangkan, dan tidak terjadi ketimpangan pemahaman. Mari baca buku keren dan menakjubkan ini! Ingat, membaca adalah salah satu kunci kamu mendapatkan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun