Mohon tunggu...
Siti Zahroh
Siti Zahroh Mohon Tunggu... Akuntan - f

Rara

Selanjutnya

Tutup

Money

Manajemen dalam Islam

15 Desember 2019   21:31 Diperbarui: 15 Desember 2019   21:38 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan dan organisasi dapat berjalan sesuai dengan rencanya yang digariskan, tentu harus berpedoman kepada prinsip-prinsip menejemen dalam Islam. Prinsip-prinsip menejemen Islam ini merupakan prinsip yang universal dan berlaku bagi semua golongan masyarakat dunia. Prinsip menejemen Islam sebagai susatu disiplin ilmu merupakan prinsip menejemen yang digali al-qur'an dan hadits.

Menejemen sebagai suatu disiplin ilmu dalam pelaksanaannya menempati posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi dan kemasyarakatan. Menejemen menjadi dasar pengembangan ekonomi dan masyarakat karena untuk menciptakan perusahaan yang efektif dan efisien, serta menguntungkan, tentu harus dikelola dengan menejemen yang baik. Dalam dunia bisnis, menejemen merupakan proses pemutusan, yaitu bagaimana sebaik mungkin menggunakan sumber daya bisnis, seperti tenaga kerja, peralatan dan uang, untuk menghasilkan barang dan jasa. (Abdul Ghani: 2008) 

Pemikiran menejemen dalam Islam bersumber dari nash-nash al-qur'an dan as-sunnah. Menejemen sebagai suatu ilmu dan seni yang mengurus atau mengelola, tidak dapat lepas dari fungsi-fungsi dan ketentuan yang telah ditetapkan Allah dalam al-qur'an. Selain itu, ia juga berasaskan pada nilai-nilai kemanusiaan yang berkembang dalam masyarakat. 

Menejer dalam kaitannya sebagai khalifaf Allah, mempunyai kewajiban mengemban amanah Allah, dan tugas-tugas yang bersifat ubudiah dan muamalah ini merupakan bagian dari menejemen.

Menejemen merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk mewujudkan tujuan dan melaksanakan aktifitas organisasi. Untuk itu, menejemen hrus terikat dengan lingkungan sosial dengan berpegang teguh pada nilai-nilai syariat pada setiap kondisi dan tempat. 

Ketika lingkungan sosial Islami telah terbentuk, dalam menejemen akan terbentuk pegawai, pemimpin yang beriman, takwa, dan menjalankan semua perintah dan larangannya ketika menjalankan tanggung jawab dan wewenang yang dibebankan kepadanya.

Dalam Islam, kepemimpinan yang terbentuk dalam berbagai level menejemen harus terhindar dari pertentangan kepentingan karena mereka didudukan dalam satu wadah menejemen yang dibangun dengan konsep musyawarah. Adanya strata kepemimpinan, bukan berarti setiap pemimpin saling terpisah satu sama lain. Adanya perbedaan level menejemen adalah untuk menghetahui tingkat kemampuan teknis dan kopetensi kerja yang dimiliki. Perbedaan ini muncul karena setiap orang memiliki perbedaan kemampuan, keilmuan dan itelektual. (Yulia Mirzani 2016) 

Kepemimpian dalam Islam bukanlah kekuasaan yang terpisah tetapi, Islam juga memberikan konsep musyawarah untuk diterapkan dalam perilaku dan aktifitas menejemen, terutama berkaitan dengan pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil harus berdasarkan kesepakatan mayoritas.      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun