Peringatan hari kemerdekaan Indonesia tinggal beberapa hari lagi. Sejak empat hari yang lalu saya sudah mulai mengibarkan bendera merah putih di halaman rumah. Saat itu, baru rumah kami yang mengibarkan bendera, tetangga kanan kiri di komplek perumahan tempat saya tinggal belum. Hmmm... mungkin beberapa hari lagi komplek ini akan semarak dengan kibaran sang merah putih, pikir saya waktu itu.
Tadi pagi, sebelum berangkat ke kantor, tak sengaja mata saya tertumbuk pada tiang bendera di halaman. Saya edarkan pandangan ke sekeliling, jalan di muka rumah, halaman rumah tetangga, sepi, tak nampak kibaran merah putih lain. Lupakah mereka tanggal 17 Agustus sudah di depan mata? atau sudah tidak peduli?
Kurang lebih 20 tahun yang lalu, saat saya masih kecil, memasuki bulan agustus kemeriahan menyambut peringatan hari kemerdekaan sudah sangat terasa. Wajah kota hingga desa mulai bersolek. Disana-sini sepanjang jalan, Sang saka merah putih berkibar dengan gagahnya, bersanding dengan umbul-umbul aneka warna.Malam hari pun semarak dengan lampu hias warna-warni. di kawasan permukiman, kerja bakti digalakan agar lingkungan sekitar terlihat lebih rapi.
Sebagai seorang anak kecil, saya sangat menikmati kemeriahan ini. Bukan hanya suasana yang lebih semarak, tetapi juga perlombaan-perlombaan yang diadakan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan.Setelah upacara bendera pada tanggal 17 Agustus, sore harinya diadakan karnaval keliling kota. Dan malam-malam setelah itu diadakan pentas seni.
Memperingati hari kemerdekaan memang bukan sekedar hinggar-binggar pesta meriah, serangkaian seremoni. Tapi mengenang perjuangan para pahlawan demi kemerdekaan negeri ini, dan tantangan dalam mengisi kemerdekaan. Apakah yang sudah kita lakukan untuk negeri ini?!
Beberapa tempat sengaja tidak menyelenggarakan peringatan hari kemerdekaan RI karena bertepatan dengan bulan puasa. entahlah, saya tidak tahu alasannya. Semoga itu bukan karena mereka tidak peduli.
Pagi tadi saat tiba di kantor, terpampang pengumuman upacara tanggal 17 Agustus akan dimulai pukul 07.15 wib. Sederet keluhan sempat terlontar, tapi lantas saya berpikir, apakah para pejuang dulu menghentikan perjuangannya hanya karena sedang berpuasa? apakah proklamasi akan ditunda hanya karena sedang berpuasa? Tidak ! Lantas kenapa saya harus keberatan mengikuti upacara bendera karena sedang berpuasa?! Ah, saya malu....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H