Pembangunan Taj Mahal juga tak lepas dari perseteruan keluarga yang terjadi, karena tak lama setelah pembangunan rampung, Shah Jahan digulingkan dan dijebloskan ke penjara oleh putranya sendiri. Namun pada akhirnya, putranya tersebut menuntaskan baktinya sebagai anak dengan menguburkan sang ayah di samping makam Mumtaz.
Taj Mahal yang begitu indah itu memerlukan waktu hingga 22 tahun lamanya untuk bisa rampung. Dalam waktu itu, pembangunannya dikerjakan oleh sekitar 20.000 orang serta 1.000 ekor gajah.
Kubah megah yang memiliki tinggi hampir 200 kaki sejatinya merupakan sebuah kubah dalam kubah. Bulatan rangka di bagian luar lebih besar daripada yang di bagian dalam. Oleh sebab itu, jika melihat eksterior kubah dari dalam, simetrinya akan nampak tidak sempurna. Lalu ujung pucuk Taj didesain dengan bentuk yang menyerupai bunga teratai.
Sarkofagus yang dihiasi ornamen-ornamen yang dipajang untuk para pengunjung sebenarnya kosong. Makam yang sebenarnya berada tersembunyi di lantai bawah.
Taj Mahal bisa dikunjungi saat tengah malam, yakni pada saat malam bulan purnama serta dua hari sebelum dan sesudahnya. Musoleum tutup pada hari Jumat dan selama bulan Ramadhan.
Seorang penyair India bernama Rabindranath Tagore melukiskan Taj Mahal bagaikan "setetes air mata pada muka sang kala". Namun, Taj Mahal kini tengah menghadapi ancaman yang paling berbahaya, yakni degradasi lingkungan.
Taj Mahal berdiri di pinggir sungai Yamuna yang lambat laun mulai mengering. Menyusutnya permukaan air pada Sungai Yamuna membuat laju pembusukan kayu yang menyangga strukturnya semakin cepat, sehingga dikhawatirkan bangunan yang sangat mempesona ini bisa ambruk sewaktu-waktu.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H