Mohon tunggu...
Rara Muhammad
Rara Muhammad Mohon Tunggu... Karyawan -

Galau lewat kata, galau jadi karya. Writing to heal myself. Visit my blog http://raramuhammad.com anda my account IG https://www.instagram.com/raramuhammad09/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengintip "Ketertiban Orang Jepang" di Pabrik Ajinomoto

4 Februari 2017   16:47 Diperbarui: 4 Februari 2017   18:07 1834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tetes tebu, bahan dasar pembuatan penyedap rasa Ajinomoto (Dokumentasi Pribadi)

Tepat awal bulan, tanggal 1 Februari lalu saya dan 14 kompasianer lain berkunjung ke Pabrik Ajinomoto, Mojoketro. Bertemu di meeting point Hotel Santika, kami dijemput dua petugas berseragam abu-abu dari Ajinomoto lengkap dengan bus berwarna biru. Perjalanan menuju lokasi di Mojokerto memakan waktu kurang lebih satu jam saja. Sesampainya di lokasi, kami para kompasianer dari berbagai kota di Jawa Timur bahkan Jawa Tengah dan Yogjakarta disambut hangat oleh para pegawai di pabrik.

Turun dari bus kami langsung diajak jalan menuju tempat pertemuan. Uniknya ketika dipersilahkan jalan menuju lokasi, kami harus jalan di garis kuning yang memang dibuat untuk pejalan kaki. jalan bagi penjalan kaki atau sepeda sengaja dibuat terpisah dengan mobil agar lebih rapi dan aman. Disepanjang jalan aspal dipabrik terutama bagian kiri memang di garisi warna kuning. Semua pegawai maupun tamu harus berjalan di dalam garis kuning tersebut. Semua pun seperinya harus jalan teratur, saya yang mau mengambil ketika dijalan pun malah sungkan karena malah menghalangi orang yang mau lewat. Meski dibagian jalan untuk mobil tidak ada satupun mobil lewat, semuanya terlihat tetap berada digaris kuning. Tidak ada satu orang pun yang melanggar aturan.

garis kuning untuk pejalan kaki (Dokumentasi Pribadi)
garis kuning untuk pejalan kaki (Dokumentasi Pribadi)
jalan sudah disediakan masing-masing (Dokumentasi Pribadi)
jalan sudah disediakan masing-masing (Dokumentasi Pribadi)
Sampai digedung pertemuan, kami langsung disuguhi minuman hangat dan beberapa camilan. Setelahnya baru acara pun dimulai. Setiap meja di isi lima kompasianer dan dua pegawai dari Ajinomoto. Mungkin maksudnya agar lebih nge blendantara tamu dan tuan rumah. Pemaparan pertama dimulai oleh salah satu pegawai lapangan yang memaparkan peta lokasi dan menjelaskan gedung-gedung yang ada di pabrik. Di dalam pabrik tentu ada beberapa tempat yang masuk high risk areanamun bisa dipastikan tetap aman. Berhubung pabrik mengoprasikan mesin-mesin besar dan menggunakan beberapa bahan kimia sebagai bahan tambahan. Potensi kesalahan yang mengakibatkan situasi bahaya tentu bisa terjadi. Sadar akan hal itu, setiap satu bulan sekali selalu ada pelatihan tanggap darurat.

tiga pemateri acara kompasiana visit (Dokumentasi Pribadi)
tiga pemateri acara kompasiana visit (Dokumentasi Pribadi)
Setelah pengenalan mengenai lokasi pabrik, kami di ajak untuk mengenal rasa gurih atau rasa umami bersama Ibu Katarina D. Larasati. Dari ibu berkacamata ini saya tahu bahwa rasa gurih adalah rasa dasar kelima yang bisa kita temui dari bahan-bahan makanan sehari-hari diantaranya seperti tomat, keju parmesas, tetes tebu dll. Selain itu Dr. Anis sebagai ketua FKM Gizi Unair pun turut hadir guna menyampaikan bahwa pengunaan MSG sebenarnya aman. Malah penggunaan MSG justru bisa jadi salah satu solusi pengganti garam karena sebenarnya garam jauh lebih “jahat” daripada MSG. Takaran penggunaan MSG yang sesuai bisa membuat makanan tetap sehat namun tidak meninggalkan kelezatannya. Kemudian, Bapak Yudho sebagai Koordinator Halal Internal juga sempat memaparkan bahwa produk Ajinomoto sudah terjamin halal karena terus menjaga kualitas bahan, cara memproses dan prosedur yang dijalankan sesuai dengan panduan SJH (Sistem Jaminan Halal). Meski diawal tahun 2000an Ajinomoto sempat mengalami kasus yang berkaitan dengan kehalalan produknya, tetapi sejak kasus tersebut Ajinomoto sudah berbenah diri dan menjamin kehalalan produknya.          
gudang penyimpanan tetes tebu, besih ya (Dokumentasi Pribadi)
gudang penyimpanan tetes tebu, besih ya (Dokumentasi Pribadi)
tetes tebu, bahan dasar pembuatan penyedap rasa Ajinomoto (Dokumentasi Pribadi)
tetes tebu, bahan dasar pembuatan penyedap rasa Ajinomoto (Dokumentasi Pribadi)
Sehabis presentasi dari pemateri, semua peserta kompasiana visit diajak berkeliling kesekitaran pabrik. Kerapihan, kedisiplinan dan kebersihan sepertinya sangat diperhatikan dan ditunjukan jelas ketika kami berkeliling pabrik. Nyaris semua lokasi bebas sampah dan teratur rapi. Beberapa buktinya adalah garis kuning untuk ketertiban jalan, sandal khusus untuk masuk pabrik, adanya tempat cuci tangan dan masker. Untuk menjaga keamanan dan kebersihan produk pun, paper bag untuk packing produk Ajinomoto 20-25 kg diperiksa manual satu persatu dengan beberapa tahap (untuk tahap ini tidak diperkenankan mengambil gambar). Benar-benar pengamanan super deh, setingkat buat pengamana presiden yang berlapis-lapis. Tapi semua itu dibuat demi menjaga kualitas dan keamanan produk. Sehingga konsumen tidak perlu khawatir soal kualitas kebersihan maupun keamanannya, sudah dipastikan nggak ada bahan lain yang tiba-tiba masuk dong.    
sandal khusus jika masuk area gedung (Dokumentasi Pribadi)
sandal khusus jika masuk area gedung (Dokumentasi Pribadi)
naik tangga pun harus teratur (Dokumentasi Pribadi)
naik tangga pun harus teratur (Dokumentasi Pribadi)
kondisi ruang pengengemasan (Dokumentasi Pribadi)
kondisi ruang pengengemasan (Dokumentasi Pribadi)
Berkunjung ke pabrik dengan sistem kerja yang rapi, bersih dan aman tentu membuat saya senang. Saya nggak hanya bisa lihat di tv saja, seperti halnya di program Si Unyil yang sering berkunjung ke pabrik-pabrik se Indonesia. Beruntung saya pun mendapat kesempatan ini, saya tak hanya diedukasi mengenai MSG tetapi juga melihat ketertiban, keramahan, pegawain dan juga kebersihan pabrik maupun produk yang dihasilkan. Cerminan gaya hidup orang jepang terlihat jelas disini. Tidak hanya semata-mata identitas perusahaan tetapi juga membuat pegawai ikut disiplin juga membuat produk yang dihasikkan berkualitas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun