“Batu Flower Garden yang juga dikenal dengan nama taman bulu menjadi incaran pada anak muda untuk berfoto ria. Beruntung saya sempat mengunjunginya dan ini ceritanya…”
Pekan lalu, saya dan Bolang berencana mengeksplorasi pariwisata Batu. Namun, karena cuaca yang kurang mendukung kami hanya sempat mengunjungi Batu Flower Garden (BFG) saja. Sejak sabtu malam kami menginap di Eren HomeStay, kemudian ahad pagi langsung mengunjungi BFG yang sangat dekat dari tempat menginap. Lokasi Eren Homestay yang berada di jl Oro oro ombo menuju lokasi yang masuk dalam area Coban Rais hanya memakan waktu sekitar 10-15 menit menggunakan mobil.
pintu masuk dan tempat parkir Coban Rais (Dokumentasi Pribadi)
Sesampainya dilokasi saya cukup kaget juga karena cukup banyak juga pengunjung yang datang meski cuaca saat itu benar-benar tidak mendukung. Sayangnya, meski area parkir motor cukup luas dan tertata tetapi beberapa bagian jalan terlihat becek dan berlumpur. Bahkan jalan dari lokasi parkir ke taman bulu dan beberapa spot foto pun cukup berbahaya bagi para pengunjung. Jalannya masih tanah sehingga ketika hujan turun otomatis jalan licin. Di sisi lain, motor para ojek yang satu jalan dengan penjalan kaki pun cukup membahayakan menurut saya. Dari lokasi parkiran ke taman bulu memang lumayan jika ditempuh dengan jalan kaki dengan kondisi jalan yang tidak memadai. Oh ya, tiket masuk di area Coban Rais adalah Rp. 10.000. Tiket ini tidak termasuk tiket BFG ya.
BFG sendiri sebenarnya lokasi wisata yang belum sepenuhnya rampung bahkan baru sekitar 5%, sayangnya sudah “bocor” duluan ke masyarakat luas lewat media sosial. Akibatnya banyak pengunjung yang datang, jumlahnya sangat melonjak sejak adanya BFG di area Coban Rais. Meski satu area, tetapi beda management sehingga tiketnya pun berbeda. Tiket masuk BFG seharga Rp. 25.000 dengan gratis berfoto di 2 spot (Love dan Flower).
BFG menawarkan 6 spot yang bisa dinikmati pengunjung meski lokasi wisata sendiri belum selesai. 6 spot tersebut adalah love spot foto berbentuk hati, flowerspot foto yang dikelilingi bunga-bunga, ayunan berlatar coban putri,I love Uspot foto dengan tulisan I Hammock Tower spot foto di atas hammock di ketinggian, dan yang terakhir adalah pinus nah kalo yang ini saya agak kurang paham lokasinya di sebelah mana. Sedihnya, jika ingin berfoto di setiap spot foto kita diharuskan bayar dan mengantri karena tentunya banyak yang ingin berfoto di spot-spot yang sedang hits di Instagram ini.
lokasi dan rincian tiket masuk BFG (Dokumentasi Pribadi)
Dengan fenomena eksis di medsos, pengelola sepertinya betul-betul memanfaatkan celah tersebut dengan mengkomsersilkan setiap lokasi berfoto ini. Tentu banyak yang kecewa setelah tahu keadaanya seperti itu, meski tetap banyak juga yang rela membayar dan bergantian mengantri. Di medsos sendiri hal ini jadi perbincangan terutama di akun-akun IG seputar wisata Malang. Banyak yang juga yang berencana pergi namun urung karena harga yang dibandrol sangat mahal dan tidak masuk akal.
Jika di total, pengunjung harus mengeluarkan dana sekitar Rp. 80.000 untuk berfoto di semua lokasi BFG. Harga tersebut sudah termasuk tiket Coban Rais tetapi tanpa biaya parkir dan makan. See? sama sekali nggak masuk akal sih bagi saya hanya untuk berfoto dan menikmati alam kita harus keluar duit segitu banyaknya. Bahkan jika dibanding dengan wisata lain di Batu sekelas Predator Fun Park yang hanya 50k dan Selecta hanya 30k, harga tersebut masih jauh lebih mahal.
testimoni pengunjung yang kecewa (Instagram.com/lingkarmalang)
komentar para netizen terhadap mahanya tiket masuk BFG (Instagram.com/lingkarmalang)
lokasi jalan yang becek dan masih tahap perbaikan (Dokumentasi Pribadi)
Saya pribadi memilih tidak berfoto di lokasi-lokasi tersebut, cari spot yang gratisan aja deh yang penting
dah pernah kesana. Ditambah saya tidak mau membuang waktu demi beberapa foto, rela mengantri lama. Belum lagi ketika berfoto, semua yang mengantri tentu mengarahkan pandangan pada kita,
isin lah. Selain itu, ketika pengambilan file foto masih harus mengantri juga.
It is totally a big no for me.
Secara general memang bagus sih ya pemandangannya, hanya saja berhubung saya orang Bandung yang tinggal dekat Tebing Keraton pemandangan hutan dengan pemandangan kota sudah biasa bagi saya hahah. Hanya bedanya spot berbentuk love dan tulisan I love u memang tidak ada di Tebing Keraton, dan ini jadi spot andalan di Taman Bulu. Untuk kreativitasnya saya acung jempol deh. Tapi tetap saya nggak mau mengorbankan uang yang cukup banyak dan waktu yang tidak sebentar hanya untuk beberapa foto.
Saya berharap pihak BFG mempertimbangkan saran dan kritik ini. Jika memang berniat membuka satu wisata sebaiknya infastruktur seperti jalan dan pagar harus benar-benar diperhatikan oleh pengelola demi keamanan dan kenyamanan pengunjung wisata. Selain itu dengan harga yang “tidak sebanding” pengunjung tentu akan memilih wisata lain. Dengan banyaknya peraturan yang ditetapkan bagi pengunjung seperti waktu berfoto dan harga dari tiap perangkat kamera yang dibawa pengunjung, justru akan membuat banyak wisatawan yang malas datang. Mungkin saat ini masih banyak pengunjung yang datang tetapi jangka kedepannya perlu diperhatikan juga. Testimoni pengunjung pada teman-temannya bisa jadi magnet yang kuat untuk menarik pengunjung yang lebih banyak tapi bisa juga jadi halangan karena pelayanan tidak sebanding dengan harga. Semoga kedepannya pengelola segera membenahi kekurangan yang ada agar pengunjung tidak sia-sia datang dari jauh.
sebagian antrian pengunjung yang ingin berfoto (Dokumentasi Pribadi)
jalan tanpa pagar pembatas yang membahayakan (Dokumentasi Pribadi)
Lihat Travel Story Selengkapnya