[caption caption="Ilustrasi"][/caption]Sejak muda ia abdikan dirinya
Mungkin semenjak setengah dari umurnya berjalan
Sang suami dihampiri kematian
Hingga ia harus menjadi ibu sekaligus ayah
Keputusan ia buat
Mulai mengabdi untuk satu keluarga yang ia juga anggap keluarga
Â
Puluhan tahun ia bekerja tanpa mengeluh
Sesekali berkata ingin selesai
Tapi ia tak tega akan anak-anak majikan yang masih harus menete
namun lebih banyak ditinggal ayah ibunya bekerja
Ia hadir sebagai orangtua pengganti
yang kehadirannya hampir 24 jam sehari
lebih dekat secara emosional
dan lebih lama bercengkrama dengan anak-anak sang majikan
Bahkan waktunya sendiri ia habisakan dengan keluarga orang lain
Darah dagingnya lebih banyak ia tinggalkan
demi rupiah-rupiah yang tak seberapa
tetapi ia tak pernah mengeluh bahkan tak berani meminta naik gaji
majikannya sama-sama dalam keadaan yang sama dengannya
dililit jerat permasalahan kehidupan
permasalahan umum, bagaimana cara mengisi perut 3x sehari
Â
senyum juga prestasi anak majikannya
cukup membuat ia bahagia
yang membuat ia ikut haru juga
tak peduli akan gajinya kadang telat ia terima Â
Â
dari kulit yang masih kencang hingga kulit yang kini keriput
tak bosan mencuci dan menyetrika pakaian yang sama
membersihkan ruangan yang hanya ganti catnya
selama bertahun-tahun lamanya
entah apa yang membuat ia bertahan lama
Â
Mungkin,
karena di anggap keluarga juga diperlakukan layaknya manusia
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H