Mohon tunggu...
Rara Muhammad
Rara Muhammad Mohon Tunggu... Karyawan -

Galau lewat kata, galau jadi karya. Writing to heal myself. Visit my blog http://raramuhammad.com anda my account IG https://www.instagram.com/raramuhammad09/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[100Puisi] Buruh Kasih Sayang

24 Februari 2016   13:26 Diperbarui: 24 Februari 2016   14:07 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi"][/caption]Sejak muda ia abdikan dirinya

Mungkin semenjak setengah dari umurnya berjalan

Sang suami dihampiri kematian

Hingga ia harus menjadi ibu sekaligus ayah

Keputusan ia buat

Mulai mengabdi untuk satu keluarga yang ia juga anggap keluarga

 

Puluhan tahun ia bekerja tanpa mengeluh

Sesekali berkata ingin selesai

Tapi ia tak tega akan anak-anak majikan yang masih harus menete

namun lebih banyak ditinggal ayah ibunya bekerja

Ia hadir sebagai orangtua pengganti

yang kehadirannya hampir 24 jam sehari

lebih dekat secara emosional

dan lebih lama bercengkrama dengan anak-anak sang majikan

Bahkan waktunya sendiri ia habisakan dengan keluarga orang lain

Darah dagingnya lebih banyak ia tinggalkan

demi rupiah-rupiah yang tak seberapa

tetapi ia tak pernah mengeluh bahkan tak berani meminta naik gaji

majikannya sama-sama dalam keadaan yang sama dengannya

dililit jerat permasalahan kehidupan

permasalahan umum, bagaimana cara mengisi perut 3x sehari

 

senyum juga prestasi anak majikannya

cukup membuat ia bahagia

yang membuat ia ikut haru juga

tak peduli akan gajinya kadang telat ia terima  

 

dari kulit yang masih kencang hingga kulit yang kini keriput

tak bosan mencuci dan menyetrika pakaian yang sama

membersihkan ruangan yang hanya ganti catnya

selama bertahun-tahun lamanya

entah apa yang membuat ia bertahan lama

 

Mungkin,

karena di anggap keluarga juga diperlakukan layaknya manusia

 

 

Sumber Gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun