Mohon tunggu...
Rara Muhammad
Rara Muhammad Mohon Tunggu... Karyawan -

Galau lewat kata, galau jadi karya. Writing to heal myself. Visit my blog http://raramuhammad.com anda my account IG https://www.instagram.com/raramuhammad09/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menjadi Bagian dari Bolang

3 Februari 2016   17:24 Diperbarui: 3 Februari 2016   17:53 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Para Bolang berfoto di depan Eren Homestay (Dok.Grup Bolang)"][/caption]Kompasianer Malang yang membentuk perkumpulan Bolang (Blogger Kompasiana Malang) pada tanggal 24 Januari 2016 melakukan Kopdar sekaligus membahas program kerja untuk satu tahun kedepan. Saya yang kebetulan asli Bandung tapi menuntut ilmu di kota Malang turut serta dalam kegiatan tersebut. Walaupun saya kompasianer baru yang masih belum konsisten menulis di Kompasiana saya beranikan diri untuk ikut menjalin silaturahim. Karena jarang menulis itu lah saya pun tidak mengenal siapa pun. Baru kali itu bertemu, kali itu juga berkenalan. Meskipun begitu saya langsung klop dengan keluarga Bolang. Semuanya yang hadir saat Kopdar benar-benar sangat welcome dengan kehadiran saya yang masih anak bawang ini.

Pagi itu sekitar jam 09.00 kami memulai perjalanan dari rumah Pak Yunus yang menurut saya “kepala suku”nya Bolang berangkat menuju Batu. Kami akan singgah di rumah salah satu kompasianer. Pak Yunus, Mbak Desi Desol, Mas Malik, Mas Slamet Hariadi, dan  Mbak Fikri berangkat bersama dalam satu mobil. Saya menggunakan motor mengikuti mobil “ketua suku” beriringan bersama Ibu Lilik yang dibonceng anaknya yang juga menggunakan motor. Sesampainya di TKP kami di sambut hawa dingin Batu namun di jamu hangat oleh tuan rumah yakni Mbak Eren yang juga pemilik Eren Homestay di Kampung Satelit, Batu.

Jajanan juga beberapa jenis buah sudah menunggu untuk kami santap, tak lama mengobrol kami langsung disuguhi makan “pagi menjelang siang”. Sambil makan kami membahas kegiatan yang akan dilakukan Bolang selama satu tahun kedepan yang akan berakhir pada acara puncak yakni Kompasianival 2016.

[caption caption="Rapat santai ala Bolang"]

[/caption]

Bolang meng-agendakan pertemuan satu bulan sekali yang intinya “Nge-Bolang” mudahnya ya jalan-jalan hehe. Harapan dari terselengaranya pertemuan satu bulan sekali ini untuk mengeksplorasi pesona dan wisata kota Malang dan sekitarnya, yang kemudian diharapkan akan menjadi inspirasi menulis para anggota Bolang. Kepala Suku sih bilang kalo nggak dituntut menulis sehabis acara kopdar biar ngga ada beban, acara kita ini happy-happy untuk refreshing, menjalin silaturrahim dan juga mengangumi dan menyadari kekuasaan Tuhan atas keindahan alam-Nya yang ada di sekitar Malang tapi mosok iyo seh Kompasianer ora nulis ? ;p 

[caption caption="Berfoto dengan Bantengan khas Batu (Dok.Grup Bolang)"]

[/caption]

Sehabis makan tiba-tiba terdengar ramai-ramai suara riuh dari luar rumah. Suara itu berasal dari pawai Bantengan yang diadakan setahun sekali di Batu. Bantengan sendiri adalah kesenian khas Batu mirip-mirip barongsai lah, bedanya kalo barongsai itu menyerupai bentuk naga sedangkan Bantengan topengnya berupa kepala Banteng. Dilihat dari bentuk bantengnya ya bukan Banteng beneran, hanya tanduknya berasal dari tanduk binatang asli, entah Kerbau atau Sapi. Tradisi Bantengan yang “asli” melibatkan hal-hal mistis, karena di percaya orang yang memainkan Bantengan “dimasuki” terlebih dahulu sehingga bisa memakan beling sebagai salah satu petunjukannya, nggak jauh beda juga dengan tradisi Kuda Lumping.  

Meskipun hujan gerimis, acara Bantengan ini tidak berhenti begitu saja. Penontonnya pun tetap asyik menikmati pawai meskipun hujan rintik-rintik disertai angin. Setelah acara Bantengan selesai melewati rumah, kami baru bisa berangkat menuju beberapa spot wisata Batu. Beberapa tempat yang sempat kami lewati adalah Peternakan Kuda milik Prabowo  letaknya di atas Kampung Satelit (saya pun baru tahu kalo peternakan kuda pak Bowo yang katanya sampe 7 M itu salah satunya ada di Batu), Argowisata, dan Museum Angkut yang tersohor kemane-mane itu.

[caption caption="Salah satu sudut Arboretum, Batu (Dok.Grup Bolang)"]

[/caption]

Lanjut kami singgah di Arboretum Kota Batu arah menuju pemandian air panas Cangar. Dikarenakan kondisi badan dan tidak memungkinkan (baca: mabuk perjalanan ) saya hanya diam di mobil tidak ikut masuk ke dalam kawasan Arboretum. Dilihat dari luar kawansan ini rimbun dengan berbagai macam-macam pohon. Arboretum merupakan kawasan hutan buatan yang di lindung dengan luas 14 hektar, Arboretum juga adalah lokasi dimana mata air Sumber Berantas berada. Katanya kualitas airnya masih sangat dijaga kebersihannya, hal tersebut pula yang menjadi alasan sumber mata air ini bisa langsung diminum tanpa perlu dimasak terlebih dahulu. Selain itu, tempat ini bisa dijadikan tempat camping dan outbond tapi harus dengan seizin pengelola yang justru kantornya berada di kota Malang.

[caption caption="Beberapa spot di Pura Luhur Giri Arjuno (Dok.Pri)"]

[/caption]

Setelah puas melihat-lihat di Arboretum, kami lanjut ke Pura Giri Arjuna sebagai tujuan awal yang letaknya jauh tinggi di atas  bukit. Meskipun cukup jauh dari jalan utama, pemandangan selama perjalanan sungguh memanjakan mata. Hamparan perkebunan apel yang beberapa sudah ranum berbuah juga jejeran gunung-gunung di kejauhan benar-benar membuat mata betah untuk memandangnya walau angin dingin cukup menusuk-nusuk. Sampai disana kebetulan kami bertemu dengan salah satu tokoh agama juga satu keluarga yang baru selesai beribadah di Pura. Dengan sangat ramah mereka menyambut juga sempat memberikan jamuan jajanan.

Sebelumnya saya sudah pernah bertandang ke Pura Giri Arjuno ini, ketika pertama berkunjung saya berkesempatan untuk memasuki tempat ibadah umat Hindu ini. Alasan mengapa banyak Pura-Pura yang letaknya berada di gunung-gunung karena pada zaman setelah datangnya Islam ke Indonesia, umat Hindu menyelamatkan diri ke daerah-daerah pegunungan, seperti Batu, Tengger (Bromo) dll. Puas bertanya dan berfoto-foto kami pun segera mohon pamit untuk pulang karena hari semakin gelap.

Sekembalinya di rumah Mbak Eren kami pun menyempatkan sholat magrib terlebih dahulu sebelum pamit pulang. Saya merasa senang bisa menghabiskan satu hari bersama kawan-kawan Bolang. Selain menambah keluarga baru, saya pun dikelilingi penulis-penulis berbakat yang juga “menularkan” energi positifnya pada saya. Setelah acara kopdar pun saya banyak mendapat masukan juga dukungan untuk terus semangat menulis. Terima kasih sebesar-besarnya untuk keluarga Bolang, khususnya yang hadir saat acara Kopdar. Semoga terus menginspirasi dan penyalur energi positif bagi sesama :)

 

Malang, 3 Februari 2016

 

Referensi:

Saatnya Review Kopdar dan Eksplorasi Pesona Wisata Batu

Eksplorasi Wisata Kota Batu ke Hutan Buatan dan Pura Menawan Bersama Bolang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun