Mohon tunggu...
Raras dayinta
Raras dayinta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Segalanya adalah keindahan walau pahit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Edukasi Pancasila Berantas Jiwa Anarkis

13 November 2021   11:06 Diperbarui: 13 November 2021   11:14 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia adalah negara demokrasi yang esensialnya tidak sembarang orang bisa seketika meruntuhkannya. Indonesia yang notabennya adalah perkumpulan pulau-pulau, suku-suku, RAS, dan juga himpunan umat beragama yang beragam. Layaknya slogan negeri ini "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda namun tetap satu jua. Mencerminkan bangsa Indonesia yang sukar tuk dipecah belah menjadi kubu dan sekutu baru. Dari keanekaragamaan perbedaan masyarakat yang tersebar luas di negara Indonesia, perlu adanya asas yang dianut untuk memupuk rasa cinta dan persatuan warga Indonesia. Ideologi yang terus hidup dan diimplementasikan di Indonesia adalah pancasila. Yang mana sejarahnya telah dirumuskan oleh para pahlawan dan diremikan isinya pada 01 Juni 1945. Banyak relevansi dan nilai yang dapat diambil dari pancasila, ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta keadilan bagi seluruh bangs Indonesia.
Pancasila adalah ideologi mutlak bangsa Indonesia, sumber dari segala aspek, juga sebagai falsafah hidup bangsa. Sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa yang berarti kebebasan bagi warga negara Indonesia untuk memeluk agama apa saja yang ada di Indonesia. Kebebasan bagi seluruh warga Indonesia untuk meyakini tuhan dan melaksanakan peribadatan dalam sehari-hari. Sila kedua yaitu kemanusian yang adil dan beradab, seperti yang dikatakan pepatah hal yang paling sulit adalah memanusiakan manusia, daripada itu sila kedua ini memberi arti bagaimana Indonesia sangat menjunjung nilai kemanusiaan, yaitu dengan membebaskan orang lain mendapatkan haknya dan tidak memaksakan orang lai untuk mengikuti kemauam pribadi. Persatuan Indonesia adalah sila ketiga yang berarti bangsa Indonesia harus bersatu dalam hal apapun, seperti dalam pertahanan dan keamanan negara. Sila keempat adalah kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berarti diperlukan kebijaksanaan dalam memimpin sistem kemasyarakatan yang luas di Indonesia, bijaksana dalam memecahkan masalah apa saja dalam negeri, solusi yang tidak merugikan atau menguntungkan salah satu pihak, solusi yang diharapkan bisa menyelaraskan masalah bangsa. Sila yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang berarti keadilan adalah suatu hal konkrit yang harus dijunjung dan didapatkan oleh warga negara Indonesia, tanpa membedakan kasta dan jabatan seseorang. Demikianlah definisi singkat dari setiap sila yang terkandung dalan pancasila. Warga negara Indonesia harus mengimplementasikan nilai-nilai pancasila didalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila tidak hanya dijadikan falsafah hidup bangsa, namun juga sumber hukum dari segala hukum yang diresmikan dalam undang-undang. Dewasa ini, banyak sekali kasus negara yang tidak mencerminkan nilai pancasila. Beberapa kasus yang mencoreng nilai setiap sila dalam pancasila. Hilangnya toleransi antar umat beragama, menjadikan Indonesia mudah terpecah kedalam golongan-golongan. Kasus bullying sudah menjadi hal lumrah, biasanya sering dijumpai dalam bangku pendidikan. Sikap egois akan keadaan lingkungan sekitar juga menjadi kendala dalam menjalankan sila ketiga. Banyaknya aparat  yang kurang bijaksana  dalam mengambil langkah, seperti yang marak akhir-akhir ini, kelakuan anggota DPR yang meminta ICU khusus secara terng-terangan, apabila ada anggota DPR yang terpapar wabah covid-19. Hal tersebut tidak menunjukkan hakikat pemimpin yang bijaksana. Karena aparat ada untuk merakyat, bukan dengan mudah melahap uang dan hak rakyat. Kasus yang terakhir adalah kasus dari sila kelima pancasila yaitu pemberlakuan hukum yang kadang tidak seimbang dengan pelanggaran yang diperbuat. Dari banyaknya kasus diatas, tidak menutup kemungkinan mencetak warga Indonesia yang anarkis karena perbuatan yang datangnya dari warga Indonesia sendiri.
Kasus-kasus pancasila diatas bukan hal biasa, karena jika diabaikan akan menghanguskan nilai-nilai pancasila bahkan jati diri bangsa di kemudian hari, sebagai generasi muda, kita harus benar-benar kritis dalam menanggapi problema yang ada. Yaitu dimulai dari diri sendiri lalu orang lain. Banyak harapan bangsa yang diserahkan pada generasi muda saat ini, daripada itu sebisa mungkin kita harus mengamalkan nilai-nilai pancasila dan tidak abai atau bahkan anarkis pada bangsa sendiri, karena perubahan hanya akan menjadi wacana semata jika tidak ada permulaian sebagai suatu awal yang nanti diharapkan bisa menyongsong nama besar republik Indonesia tetap sejahtera, aman dan sentosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun