Mohon tunggu...
Raras Faiqa
Raras Faiqa Mohon Tunggu... Freelancer - History Enthusiat

Hanya Manusia Biasa Dan Haus Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sitting Bull, Pemimpin Besar yang Menyatukan Suku Lakota dalam Perjuangan Melawan Penindasan

2 Desember 2024   22:14 Diperbarui: 2 Desember 2024   22:53 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Sitting Bull di North Dakota, Amerika Serikat (Sumber: Alamy)

Sebelum pertempuran, Sitting Bull melakukan ritual doa dan menerima visi spiritual yang menunjukkan kemenangan besar. Pada 25 Juni 1876, pasukan Lakota dan sekutunya berhasil mengalahkan pasukan Jenderal George Armstrong Custer dalam pertempuran yang juga dikenal sebagai "Custer's Last Stand." Kemenangan ini tidak hanya menjadi simbol keberanian suku asli Amerika, tetapi juga sebuah perlawanan terakhir yang membangkitkan harapan singkat sebelum akhirnya dihancurkan oleh kekuatan militer yang lebih besar.

Pertempuran Little Big Horn (Sumber: Grunge)
Pertempuran Little Big Horn (Sumber: Grunge)

Pengasingan dan Akhir Tragis

Kemenangan di Little Bighorn membawa tekanan yang lebih besar kepada Sitting Bull dan sukunya. Setelah beberapa tahun melarikan diri ke Kanada, ia kembali ke Amerika Serikat pada 1881 dan menyerah kepada pemerintah, dengan harapan melindungi bangsanya. Namun, ia tetap diawasi ketat oleh otoritas AS dan hidup di reservasi dengan kebebasan yang sangat terbatas.

Pada akhir hayatnya, Sitting Bull terlibat dalam gerakan Ghost Dance, sebuah gerakan spiritual yang menjanjikan kebangkitan kehidupan tradisional suku asli Amerika. Pemerintah menganggap gerakan ini sebagai ancaman, dan pada 15 Desember 1890, pihak berwenang mencoba menangkap Sitting Bull. Dalam kekacauan yang terjadi, ia ditembak dan tewas di tangan polisi suku.

Makam Sitting Bull di North Dakota, Amerika Serikat (Sumber: Alamy)
Makam Sitting Bull di North Dakota, Amerika Serikat (Sumber: Alamy)

Warisan yang Abadi

Kematian Sitting Bull adalah akhir dari salah satu babak penting dalam sejarah perjuangan suku asli Amerika. Namun, warisannya tetap hidup. Ia dikenang sebagai pemimpin yang berjuang tanpa henti untuk melindungi tanah, budaya, dan kehidupan sukunya.

Sitting Bull bukan hanya seorang kepala suku, tetapi juga seorang guru spiritual yang mengajarkan pentingnya keberanian, solidaritas, dan kebanggaan atas identitas. Namanya terus dikenang melalui monumen, buku, film, dan cerita rakyat yang menghormati perjuangannya.

Sitting Bull adalah bukti nyata bahwa semangat manusia tidak dapat dihancurkan, bahkan oleh kekuatan terbesar sekalipun. Ia adalah suara dari masa lalu yang terus menginspirasi dunia untuk memahami pentingnya keadilan, keberanian, dan kebebasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun