Mohon tunggu...
Raras Faiqa
Raras Faiqa Mohon Tunggu... Freelancer - History Enthusiat

Hanya Manusia Biasa Dan Haus Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sitting Bull, Pemimpin Besar yang Menyatukan Suku Lakota dalam Perjuangan Melawan Penindasan

2 Desember 2024   22:14 Diperbarui: 2 Desember 2024   22:53 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sitting Bull memakai War Bonnet di kepala (Sumber: Posterlounge)

Tatanka Iyotake, yang lebih dikenal sebagai Sitting Bull, adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah suku asli Amerika. Namanya tidak hanya menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan, tetapi juga lambang keberanian, kebijaksanaan, dan semangat kebebasan. Sebagai kepala suku Lakota Hunkpapa, ia memimpin perjuangan melawan ekspansi Amerika Serikat yang mengancam keberadaan tanah dan budaya sukunya. Namun, perjalanan hidupnya penuh dengan tantangan, pengorbanan, dan akhirnya, sebuah akhir tragis yang menggugah hati.

Masa Kecil dan Awal Kehidupan

Lahir pada tahun 1831 di wilayah yang kini menjadi South Dakota, Tatanka Iyotake adalah anak dari keluarga suku Hunkpapa Lakota. Nama lahirnya, Jumping Badger, mencerminkan semangat muda dan keberanian yang segera ia tunjukkan. Ayahnya, Jumping Bull, adalah seorang prajurit dan pemburu yang dihormati.

Tatanka Iyotake tumbuh dalam tradisi Lakota yang sangat menghormati alam dan kehidupan spiritual. Sejak usia muda, ia belajar berburu bison, sumber utama kehidupan suku, dan memahami pentingnya komunitas. Keberaniannya di medan perang pertama kali terbukti pada usia 14 tahun, ketika ia memimpin serangan yang sukses melawan musuh suku. Prestasi ini membuatnya mendapatkan nama baru, Sitting Bull, yang berarti "Banteng yang Duduk," simbol kekuatan dan keteguhan.

Sitting Bull memakai War Bonnet di kepala (Sumber: Posterlounge)
Sitting Bull memakai War Bonnet di kepala (Sumber: Posterlounge)

Menjadi Pemimpin Besar

Pada usia dewasa, Sitting Bull menjadi pemimpin spiritual dan kepala suku Lakota Hunkpapa. Ia tidak hanya dikenal karena keberaniannya dalam pertempuran, tetapi juga kebijaksanaannya dalam menyelesaikan konflik internal. Ketika pemerintah Amerika Serikat mulai merambah wilayah Great Plains dengan pemukiman dan jalur kereta api, Sitting Bull berdiri sebagai salah satu tokoh yang paling vokal dalam menentang ekspansi ini.

Pada tahun 1868, Perjanjian Fort Laramie menjamin wilayah Black Hills untuk suku Lakota, tetapi janji ini dilanggar oleh pemerintah AS setelah ditemukan emas di wilayah tersebut. Invasi oleh para penambang dan militer memicu konflik besar, dan Sitting Bull memimpin perlawanan dengan penuh tekad.

Pertempuran Little Bighorn: Kemenangan yang Menggema

Puncak perjuangan Sitting Bull terjadi pada tahun 1876, ketika ia memimpin suku Lakota, Cheyenne, dan Arapaho dalam Pertempuran Little Bighorn. Perang ini dipicu oleh upaya pemerintah AS untuk memaksa suku-suku asli pindah ke reservasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun