Sabiha Gökçen, seorang wanita Turki yang mencatat sejarah sebagai pilot wanita tempur pertama di dunia, adalah sosok yang mewakili semangat emansipasi wanita di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatürk, pendiri Republik Turki. Hidupnya adalah perjalanan inspiratif dari seorang gadis kecil yang penuh tantangan hingga menjadi simbol keberanian dan kemandirian.
Masa Kecil dan Pertemuan dengan Mustafa Kemal Atatürk
Sabiha Gökçen lahir pada 22 Maret 1913 di Bursa, kota yang kaya akan sejarah dan budaya di Turki. Sabiha merupakan putri dari pasangan Mustafa İzzet Bey dan Hayriye Hanım.  Ia berasal dari keluarga Turki etnis Bosnia yang sederhana. Kehidupannya penuh dengan tantangan sejak kecil, karena ia kehilangan kedua orang tuanya pada usia muda. Setelah kematian mereka, Sabiha tinggal bersama kakaknya, tetapi kondisi ekonomi keluarga yang sulit membuat masa kecilnya penuh dengan keterbatasan.
Namun, nasib Sabiha mulai berubah pada tahun 1925 ketika Mustafa Kemal Atatürk, pendiri Republik Turki, melakukan kunjungan resmi ke Bursa. Dalam salah satu pertemuannya dengan masyarakat, Sabiha, yang baru berusia 12 tahun, dengan penuh keberanian meminta kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya. Atatürk, yang terkenal dengan semangat reformasinya, terkesan oleh keberanian dan kecerdasan gadis itu. Ia memutuskan untuk mengadopsi Sabiha sebagai anak angkatnya dan membawanya ke Ankara untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Sebagai bagian dari keluarga Atatürk, Sabiha mendapatkan akses ke pendidikan yang berkualitas. Atatürk memiliki visi untuk memberdayakan perempuan di Turki, dan ia melihat potensi besar dalam diri Sabiha untuk menjadi contoh bagi generasi muda perempuan Turki. Ia memastikan bahwa Sabiha memperoleh pendidikan yang luas dan mendukung minatnya untuk mengeksplorasi bidang yang belum banyak digeluti perempuan saat itu
Â
Perjalanan Menuju Dunia Penerbangan
Ketertarikan Sabiha pada dunia penerbangan dimulai ketika Atatürk memperkenalkannya pada aviasi, sebuah bidang yang baru berkembang di Turki. Pada tahun 1935, Sabiha diterima di Türkkuşu, sebuah sekolah penerbangan yang didirikan oleh Türk Hava Kurumu (Asosiasi Penerbangan Turki). Ia adalah salah satu dari sedikit perempuan di Turki yang memilih untuk menempuh jalur karier yang begitu menantang ini.
Sabiha belajar menerbangkan berbagai jenis pesawat, dari glider hingga pesawat bermesin. Ia menunjukkan bakat luar biasa dalam penerbangan, dan Atatürk mendorongnya untuk melanjutkan pelatihan ke Uni Soviet, salah satu pusat pelatihan penerbangan terkemuka di dunia saat itu.
Karier dan Prestasi
Pada tahun 1937, Sabiha memimpin misi penerbangan dalam Operasi Dersim, menjadikannya pilot wanita tempur pertama dalam sejarah dunia. Meskipun perannya dalam operasi ini menuai kritik di beberapa kalangan, pencapaiannya sebagai pilot tempur tetap menjadi simbol kekuatan dan kemandirian perempuan.
Tidak hanya berperan dalam operasi militer, Sabiha juga menjadi duta besar udara untuk Turki. Pada 1938, ia melakukan tur ke Balkan, di mana ia memamerkan kemampuannya sebagai pilot dan mempromosikan modernisasi Turki di mata dunia. Tur ini mendapat perhatian luas dan menjadikannya simbol global kemajuan dan pemberdayaan perempuan.
Karirnya di dunia penerbangan mendapatkan pengakuan internasional. Fédération Aéronautique Internationale (FAI) memasukkannya ke dalam daftar The 20 Greatest Aviators in History. Warisan Sabiha terus hidup, tidak hanya melalui penghargaan yang diterimanya tetapi juga melalui Bandara Internasional Sabiha Gökçen di Istanbul, yang diabadikan dengan namanya.
Setelah masa aktifnya di dunia militer, Sabiha melanjutkan perannya sebagai instruktur penerbangan di Türkkuşu, menginspirasi generasi baru pilot muda di Turki. Dedikasinya terhadap dunia aviasi dan semangat juangnya menjadikannya ikon nasional.
Warisan dan Pengaruh
Sabiha Gökçen meninggal pada 22 Maret 2001 di Ankara, meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi Turki dan dunia. Bandara Internasional Sabiha Gökçen di Istanbul dinamai untuk menghormati pencapaiannya, menegaskan bahwa namanya akan terus diingat sebagai pionir dalam dunia penerbangan.
Riwayat hidup Sabiha Gökçen mencerminkan visi Atatürk tentang modernitas dan emansipasi perempuan. Sebagai anak angkat Atatürk, ia adalah bukti nyata dari komitmen sang pemimpin terhadap kemajuan dan pembebasan perempuan di Turki. Dengan keberaniannya, Sabiha membuka jalan bagi perempuan di bidang-bidang yang sebelumnya dianggap sebagai domain laki-laki, menjadikannya panutan sejati bagi generasi berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H