Mohon tunggu...
Money

Digital Economy, Penting atau Tidak?

16 September 2016   21:51 Diperbarui: 16 September 2016   22:21 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah bukan menjadi hal yang aneh lagi bila kita melihat orang-orang di sekitar kita terpaku oleh satu layar kecil yang selalu mereka bawa kemana-mana, bahkan kita pun seperti itu. Sangat jarang kita temui orang yang tidak tercandu oleh perangkat tersebut di era ini. Hal ini tidak hanya terjadi di sekitar kita, tapi di seluruh dunia. Peristiwa global ini tidak bisa dikatakan buruk maupun baik, semua tergantung kepada kita sendiri, yakni penggunanya.

Perangkat elektronik pada masa ini sudah sangat canggih, salah satunya pada bidang komunikasi. Terlebih lagi bila suatu perangkat sudah tersambung dengan internet, dunia bagai tidak punya batasan, kita dapat berkomunikasi dengan siapa pun. Seperti yang telah dipaparkan oleh Marshall McLuhan mengenai teori ‘desa global’ atau ‘Global Village’. Teori yang telah dikemukakan dalam bukunya yang berjudul Understanding Media ; Extension of A Man berawal dari pemikiran McLuhan pada tahun 60-an mengenai perkembangan teknologi komunikasi. Teori tersebut menyatakan bahwa suatu saat nanti teknologi komunikasi dapat menyatukan seluruh individu di muka bumi, dunia di ibaratkan sebagai sebuah desa yang sangat besar.

Pemikiran tersebut telah terbukti sekarang.

Dengan adanya jaringan komunikasi yang luas seperti sekarang ini dapat memberikan peluang bagi kita yang mau memanfaatkannya. Salah satunya dalam bidang ekonomi. Hal-hal yang sudah sangat kita ketahui dan sadari adalah menjamurnya layanan jasa berbasis onlineseperti GoJek, GrabBike, BukaLapak, Tokopedia, dan lain sebagainya. Masyarakat sekarang tidak perlu repot-repot membeli keperluannya sampai harus keluar rumah karena akan ada yang bersedia membeli barang yang diinginkan, cukup dengan melakukan pemesanan lewat aplikasi dalam ponsel pintar masing-masing. Masyarakat sekarang juga tidak perlu susah-susah mencari pengantar yang mau mengantarnya kemana pun ia suka, cukup dengan melakukan pemesanan lewat aplikasi dalam ponsel pintar.

Zaman sudah semakin praktis, kedua belah pihak pun sama-sama diuntungkan.

Walau begitu masih banyak masyarakat yang buta akan hal ini, bahkan ada juga yang sama sekali tidak mau menerima perubahan ini. Banyak kecaman yang menghujani para pemberi layanan jasa online.

Kenyataannya adalah layanan berbasis Onlineini sangatlah menguntungkan. Seandainya seluruh lapisan masyarakat sadar dan mengerti akan manfaat yang bisa mereka dapatkan dari mengandalkan layanan Onlineini, pasti mereka akan menggunakan peluang ini semaksimal mungkin.

CEO BukaLapak, Achmad Zaky, juga mengatakan, "Perkembangan industri digital di dunia saat ini sangat pesat. Ini akan membentuk ekonomi baru," (Kompas.com, 12/1/2016).

Dari pernyataan di atas kita dapat mengetahui bahwa ekonomi telah memasuki baru, ekonomi digital. Toko atau pelayanan apa pun yang tidak mau berubah mengikuti perkembangan zaman akan susah sekali untuk mempertahankan usahanya tersebut. Demi bisa bertahan hidup di kejamnya zaman ini masyarakat harus pintar-pintar mencari segala celah peluang yang bisa mereka pakai, jangan hanya terpaku dengan apa yang sudah diajarkan nenek moyang saja.

Presiden Indonesia, Joko Widodo, pun telah memaparkan dalam suatu acara dialog publik di Balai Kartini, Jakarta, bahwa di Indonesia era keterbukaan dan kompetisi itu hadir di dalam teknologi digital ekonomi, bentuk konkretnya adalah usaha berbasis aplikasi.

Oleh sebab itu, Jokowi mengajak masyarakat untuk tanggap terhadap keterbukaan sekaligus kompetisi itu, bukan malah menolaknya. (Kompas.com, 29/3/2016).

Sumber : kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun