Perempuan dan sepasang mata yang hanya punya satu musim,menangisi biduk yg karam sebelum labuh
Lewat tangannya membasuh tepian kenang dengan air garam..pedih!!
Lugu menari nari di atas sajak yg terpahat pilu,bertunas,bercabang di pohon pohon pengharapan tentang sebuah awalan dan kemustahilan
Berkawan dengan kebisuan yg gaib,demikian perempuan itu terkurung dalam doa doa yg rawan tentang sebuah asa dalam satu ingatan yg berbahaya
Dalam pasrah yg gelisah seakan lelah merengek membujuk Tuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H