Kedua, salah satu tujuan utama disepakatinya IA-CEPA adalah untuk mendorong investasi Australia ke Indonesia. Namun, lagi-lagi angka investasi yang masuk dari Australia justru terus menunjukkan tren penurunan. Jumlah investasi Australia di Indonesia hanya US$348,26 juta pada tahun 2019 dan US$348,55 juta pada tahun berikutnya. Pada tahun 2021, investasi asing langsung Australia menyentuh angka 195,19 juta dolar AS, turun 44% year-on-year dan merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir.
Di sisi lain, impor Australia ke Indonesia dalam tujuh bulan pertama tahun 2021 mencapai US$ 4,9 miliar, terutama impor migas senilai US$ 454 juta dan impor nonmigas senilai US$ 4,51 miliar. Sedangkan ekspor Indonesia ke Australia pada Januari-Juli 2021 hanya sebesar US$ 1,86 miliar. Secara khusus, ekspor minyak mencapai US $178 juta dan ekspor non-migas mencapai $1,7 miliar. Defisit ini semakin dipengaruhi oleh pandemi COVID-19 yang berdampak pada kegiatan ekonomi di segala sektor, terutama sektor jasa yang jadi sebagian besar ekspor dari Indonesia.
Jumlah proyek investasi Australia di Indonesia juga sangat fluktuatif perkembangannya. Pada tahun 2017, tercatat sejumlah 730 proyek investasi Australia di Indonesia. Kemudian jumlahnya menurun menjadi 635 proyek pada 2018 dan sempat meningkat menjadi 1048 proyek pada 2019. Tren peningkatan masih berlanjut di mana jumlah proyek meningkat menjadi 1.562 proyek pada 2020, tetapi lagi-lagi menurun menjadi 839 proyek pada 2021. Per 8 Juni 2022, proyek investasi Australia di Indonesia hanya berjumlah 411 proyek. Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama yang ditujukan untuk memperkuat investasi masih belum berjalan dengan optimal.
IA-CEPA merupakan contoh pelaksanaan diplomasi ekonomi antara Indonesia dan Australia. Sekalipun ada harapan tinggi untuk kesepakatan ini, ternyata terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Beberapa ketimpangan yang muncul utamanya terkait dengan akses pasar dan kinerja investasi. Untuk mengatasi ketidakseimbangan ini, kedua negara harus lebih giat meningkatkan kerja sama, menghilangkan hambatan perdagangan dan investasi serta memperkuat implementasi perjanjian. Dalam konteks teori diplomasi ekonomi, analisis IA-CEPA memberikan wawasan berharga bagi Indonesia tentang tantangan dan peluang dalam membangun hubungan ekonomi bilateral.
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H