Mohon tunggu...
Kanugrahayuning Bethari
Kanugrahayuning Bethari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN "Veteran" Yogyakarta

Menyukai hal-hal terkini terkait dengan musik dan fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batik sebagai Soft Power Diplomasi Indonesia

5 Oktober 2022   22:22 Diperbarui: 6 Oktober 2022   10:03 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia baru saja memperingati Hari Batik Nasional pada tanggal 2 Oktober 2022 dengan tema "Yang Terbaik Yang Terbatik". Tema tersebut dengan slogan pemerintah yaitu Bangga Buatan Indonesia.

Di masa seperti saat ini, kajian hubungan internasional mencakup berbagai aspek dan bidang, salah satunya dalam bidang kebudayaan dan diplomasi yang dikenal dengan diplomasi budaya. 

Diplomasi budaya merupakan cara alternatif bagi suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui budaya. 

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Milton Cumming, Jr, ia menjelaskan bahwa Diplomasi budaya merupakan pertukaran ide-ide, transformasi, seni dan askpek lainnya yang berhubungan dengan budaya antar negara dan masyarakat agar saling memahami. Sementara Soft diplomacy merupakan cara suatu negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan sosial dan budaya.

Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan budaya sebagai sarana diplomasi budaya. Kekayaan budaya Indonesia dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mempresentasikan dan mempromosikan budayanya di negara lain. Salah satu budaya Indonesia yang paling terkenal adalah batik.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Ada berbagai cara membuat batik, ada batik tulis dan batik cap. Ada juga pewarna batik alami dari tumbuhan dan sekarang juga ada pewarna tekstil.

Baju Batik Indonesia tidak lagi dianggap biasa saja, semua ragam corak, warna dan coraknya memukau orang. Oleh karena itu, kita patut bangga menjadi bagian dari Indonesia yang memiliki batik-batik yang indah.

Tidak hanya sebagai warisan budaya nasional, Batik Indonesia telah memperoleh pengakuan secara resmi oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda (Intangible Cultural Heritage) pada tanggal 2 Oktober 2009.

Seiring berkembangnya jaman, saat ini batik tidak hanya terkenal di Indonesia saja, namun sudah mulai terkenal ke seluruh dunia. Para tokoh dan publik figur pun sudah mulai menggunakan dan mengakui baju batik Indonesia. 

Pada Mei 2019, untuk pertama kalinya di Dewan Keamanan PBB, Sekjen PBB Antonio Guterres dan hampir seluruh negara anggota Dewan Keamanan PBB mengenakan batik Indonesia.

Batik Papua juga tampil menghiasi ajang "New York Fashion Week" dan selama satu bulan pesona batik Indonesia hadir di museum All Russian Decorative Art yang terletak di pusat Kota Moskow.

Mengapa batik Indonesia banyak diminati hingga ke kancah internasional? Berikut beberapa alasannya:

1. Batik memiliki model yang beragam.

Model baju Batik saat sudah sudah mengalami banyak perkembangan, mulai dari tradisional sampai modern. Model baju Batik ini pun juga menjadikan Batik tidak lagi ketinggalan zaman dan makin disukai banyak orang.

2. Memiliki motif yang unik dan beragam dari berbagai daerah.

Batik asal Indonesia mempunyai ciri khas di ornamen desain lukisan batik. Setiap daerah di Indonesia mempunyai jenis batik sendiri dengan ornamen desain yang berbeda.

3. Memiliki nilai seni dan historis yang tinggi.

Dalam sehelai kain batik berisi perpaduan desain, ornamen, warna dan corak sehingga menghasilkan sebuah karya seni yang juga memiliki nilai guna sebagai penutup badan. 

Nilai sejarah dapat dilihat dari sejarah keberadaan batik Indonesia. Perkembangan batik terutama dilakukan di bawah kerajaan Mataram, kemudian di bawah kerajaan Solo dan Yogyakarta.

4. Harga batik sangat variatif dari yang murah sampai yang berjuta-juta.

Harga batik umumnya tergantung pada jenis kain serta tingkat kesulitan pola yang dibuat. Batik tulis biasanya memiliki harga yang lebih mahal karena pengerjaannya dilakukan dengan tangan tanpa sentuhan teknologi sehingga terlihat lebih otentik. Hal ini juga membuat banyak kolektor dari luar negeri yang tertarik untuk mengoleksi batik.

5. Batik tidak mewakili kalangan rendah ataupun atas.

Indonesia memiliki batik dan batik milik Indonesia. Setiap masyarakat dapat mengenakan batik kapan saja dan di mana saja tanpa batasan kasta. Bahkan orang non-Indonesia pun suka mengenakan kain batik. Inilah sebabnya mengapa batik sering dijadikan oleh-oleh khas Indonesia karena batik dapat dikenakan oleh semua kalangan di dunia.

 Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa batik bukan hanya sebuah hasil karya, melainkan dalam setiap titik, gambar, dan lembar terdapat cerita dan filosofi yang dalam. 

Untuk itu, filosofi dan cerita itulah yang harus sering diceritakan, sehingga
dunia akan lebih memahami dan mengapresiasi karya tersebut.

"Tugas para diplomat untuk menceritakan cerita dan filosofi tersebut dan menyampaikan, story-telling kepada dunia mengenai setiap lembar kain batik Indonesia dan filosofinya," katanya. 

Dia menilai diplomasi budaya tentunya sebagai alat mengenalkan lebih jauh Indonesia dan bisa mendukung diplomasi ekonomi. Seperti Jepang, Amerika Serikat dan Eropa yang menjadi negara tujuan ekspor utama batik Indonesia. Karena memiliki potensi yang besar sekaligus menjadi identitas bangsa, maka industri batik harus terus di dukung, yang seharusnya juga berdampak pada pertumbuhan kontribusi industri batik terhadap perekonomian Indonesia.

Sumber :
https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/batik/

https://katadata.co.id/safrezifitra/berita/615832a4b2772/menlu-sebut-batik-sebagai-soft-power-diplomasi-indonesia-ke-dunia

https://www.antaranews.com/berita/2430589/menlu-sebut-batik-sebagai-soft-power-diplomasi-indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun