Mohon tunggu...
Mayda Ilma Azzara
Mayda Ilma Azzara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa HI UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswa HI UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Indonesia Menggunakan Batik dan Gamelan sebagai Instrumen Diplomasi Budaya

15 April 2022   12:30 Diperbarui: 15 Mei 2022   21:27 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusat Pelatihan dan Pertunjukan Gamelan di Swiss (Sumber: tabloiddiplomasi.org)

Semakin berkembangnya zaman, penggunaan power setiap negara tidak hanya melulu menggunakan cara konvensional, yaitu hard power yang selalu menggunakan cara yang bersifat koersif dan memaksa. 

Namun cara negara dalam berdiplomasi pun telah berkembang seiring berkembangnya masalah baru juga cara baru yaitu melalui soft power dan juga soft diplomasi. 

Melalui cara ini lebih halus dan diterima oleh masyarakat luas. Biasanya soft diplomacy unsur-unsur budaya dan sistem nilai yang akan meluluhkan masyarakat dan membuat masyarakat luar tertarik dengan budaya kita. Salah satu bentuk soft diplomasi ini yaitu diplomasi budaya.

Diplomasi budaya merupakan upaya pemerintah suatu negara untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya dengan pendekatan kebudayaan. Salah satu jenis diplomasi budaya yaitu Mikro Diplomasi Budaya. 

Mikro diplomasi budaya, bisa berupa olahraga, pendidikan, kesenian dll. Melalui diplomasi batik dan gamelan merupakan salah satu micro diplomasi budaya melalui kesenian indonesia yang diperkenalkan Indonesia sebagai salah satu cara national branding Indonesia ke dunia Internasional.

Berbeda dengan pendekatan diplomasi lain yang lebih ke arah government to government namun, diplomasi budaya ini lebih mengarah ke masyarakat untuk mengenal budaya Indonesia.

Gamelan dan Batik telah menjadi core dari budaya asli Indonesia. Batik sudah dikenal di Indonesia sejak zaman Majapahit. Batik menjadi salah satu warisan penting Indonesia dimana batik jawa bisa menjadi batik Indonesia. Ini merupakan suatu titik tolak dimana Presiden Soekarno mulai menasionalisasikan batik jawa sebagai batik nasional. 

Ditandai dengan banyak daerah diluar jawa yang mulai bisa membatik dan banyak dari mereka menggunakan batik. Selain itu nasionalisasi Soekarno juga menjadikan batik sebagai busana resmi kenegaraan bangsa Indonesia. Saat ini batik telah menjadi salah satu instrumen penting bagi diplomasi budaya Indonesia.

Sejak 2008, Indonesia gencar memperkenalkan batik sebagai warisan budaya Indonesia ke mancanegara. Diplomasi budaya batik ini diperkenalkan dengan dilakukannya banyak pergelaran diberbagai negara. Pencapaian hingga tahun 2009, Batik dinobatkan sebagai warisan budaya takbenda atau Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh UNESCO.

Penghargaan ini sebagai tanda pengakuan dunia terhadap komitmen Indonesia dalam menjaga dan melestarikan batik sebagai warisan penting Indonesia. 

Melalui diplomasi budaya batik ini, Indonesia terus melakukan segala upaya untuk memperkenalkan batik melalui berbagai macam pertemuan diplomatik yang dihadiri perwakilan Indonesia.

Gamelan juga telah masuk ke banyak produk populer seperti musik yang digunakan oleh musisi internasional. Bahkan film-film juga banyak yang menggunakan background musik dari gamelan. Gamelan telah menjadi alat diplomasi yang tepat dan menjadi suatu keunikan dibeberapa acara diplomatik kenegaraan yang dihadiri Indonesia. 

Gamelan menjadi pengiring utama kesenian Indonesia yang dipertontonkan ke mancanegara. Bahkan di Swiss, gamelan menjadi hal istimewa dan terdapat suatu sekelompok grup Swiss bernama 123 Musique yang mempelajari gamelan untuk diperkenalkan ke masyarakat Swiss. 

Hingga saat ini banyak masyarakatnya bahkan anak-anak di Swiss yang mempelajari gamelan bahkan pada tahun 2016 telah membentuk pusat pelatihan dan pertunjukan gamelan serta melakukan pegelaran cerita rakyat Indonesia menggunakan gamelan, hal tersebut sebagai bentuk mempererat hubungan Indonesia dan Swiss.

Gamelan pada tahun 2021 lalu telah menyusul Batik menjadi warisan UNESCO dengan ditetapkannya gamelan sebagai Warisan Budaya Takbenda atau Intangible Cultural Heritage. Ini merupakan suatu apresiasi yang diberikan kepada Indonesia atas komitmennya melestarikan gamelan yang telah menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia sehari-hari. 

Gamelan telah memberikan pengaruh yang besar pada musik dunia. Gamelan sendiri terdiri dari 9 alat musik tradisional yang dimainkan secara bersama dan menghasilkan irama musik yang indah. Banyak masyarakat dunia yang kagum akan keselarasan musik yang dihasilkan dari gamelan dan ingin mempelajari gamelan lebih dalam.

Melalui diplomasi budaya batik dan gamelan ini diharapkan dapat memperkenalkan budaya Indonesia ke masyarakat luar. Bahwa kebudayaan ini milik Indonesia dan patut untuk dilestarikan. 

Dengan dikenalnya kebudayaan asli Indonesia ini selain mempererat hubungan antar negara juga sebagai branding Indonesia agar lebih dikenal dengan masyarakat dunia. Internasional dapat mengakui Indonesia sebagai negara dengan kesenian yang beragam. 

Dengan diplomasi budaya ini juga membuat masyarakat mancanegara sadar akan kebudayaan sangat bernilai tinggi dan harus dipertahankan. 

Dikenalnya kesenian Indonesia di luar negeri juga sebagai pancingan bagi generasi muda Indonesia untuk ikut mengenali dan juga melestarikan budaya Indonesia, karena terkadang budaya yang ada didepan mata terkadang tidak begitu ternilai.

Seperti yang dikatakan Didi Nini Thowok, "Seni itu mengenai olah rasa". Berbeda dengan cara-cara diplomasi lain seperti politik atau ekonomi. Diplomasi budaya ini akan lebih masuk ke masyarakat dan menjadi perhatian dengan melalui kebudayaan seni yang menyatu dengan perasaan. 

Dengan memperkenalkan budaya sendiri dan berkolaborasi dengan budaya luar yang akan meningkatkan sikap menghargai antar negara serta mempererat hubungan antar negara yang terlibat. 

Melalui diplomasi budaya merupakan alat saling memahami budaya satu sama lain sebagai bentuk wawasan kepada bangsa Indonesia dan juga memperkenalkan budaya Indonesia sebagai national branding Indonesia kepada dunia Internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun