Mohon tunggu...
Rara Annisaur Rosyidah
Rara Annisaur Rosyidah Mohon Tunggu... Dosen - Asisten Dosen

I graduated from IPB University's Masters in Biochemistry in 2023 with research experience in the field of microbiology. Strong skills in plant research, physical biochemistry, and microbiology. Highly skilled and dedicated experience in scientific research, laboratory techniques, and data analysis. Committed to advancing knowledge, driving innovation, and driving positive outcomes research and development projects. I am interested in learning new things, interested in communicating with new people. I am able to socialize quickly and I can work together in a team. I am responsible, discipline, fast learner, and consistent to do work

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dosen Pulang Kampung - Proses Pembuatan Pakan Ikan Apung dari Campuran Tepung Maggot dan Ampas Tahu: Inovasi untuk Keberlanjutan Budidaya Perikanan

19 Juli 2024   13:48 Diperbarui: 19 Juli 2024   13:57 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyumas (14/07) tim Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) dan sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam tim program Dosen Pulang Kampung mengunjungi UD. Mulya Lestari untuk melakukan proses penggilingan pakan ikan dari bahan maggot dan ampas tahu. UD. Mulya Lestari yang terletak di Kecamatan Ajibarang, Banyumas merupakan unit usaha mandiri yang telah berkecimpung dalam pembuatan pakan ternak khususnya ikan lele dari dari tepung jagung dan ampas tahu.

Proses pembuatan pakan ikan apung dari maggot dan ampas tahu diawali dengan menimbang maggot kering sebanyak 4 kg kemudian ditambah dengan 2 kg ampas tahu (2:1) kemudian adonan maggot dan ampas tahu dihancurkan secara mekanik dengan cara diremas-remas. adonan yang telah hancur kemudian dimasukkan kedalam mesin penggiling untuk membuat tekstur pelet. Pada proses ini sempat mengalami kendala yakni pelet yang dihasilkan masih menggumpal dan belum tergiling secara merata. "Ini sepertinya karena maggotnya masih ada kandungan minyaknya sehingga susah terbentuk teksturnya. Mungkin kalau maggot-nya sudah yang tepung bisa jadi langsung" ujar Pak Gotip, salah satu pengelola UD. Mulya Sari sehingga diputuskan untuk menambahkan tepung terigu dan tepung jagung dalam formulasi ini.

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis

Setelah penambahan tepung terigu dan tepung jagung, adonan dimasukkan lagi ke mesin penggiling dan setelah melalui beberapa kali proses penggilingan, terbentuk pelet yang teksturnya lebih ringan dan rata serta dapat mengapung lebih dari 10 detik. Pelet yang telah keluar dari mesin penggiling selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin pengering kemudian didiamkan selama semalam. Pakan ikan apung dari maggot dan ampas tahu ini diharapkan menjadi alternatif pakan ikan yang dapat menghasilkan benih maupun hasil panen ikan lebih produktif dan sehat. "Formulasi ini belum sempurna, ke depannya kami akan melibatkan mahasiswa untuk meneliti formulasi maggot dan ampas tahu yang pas dan efektif untuk dijadikan pakan ikan apung" ujar Dr. Dimas Andrianto ketua Tim Dosen Pulang Kampung.

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis

Inovasi pakan ikan apung ini memiliki banyak manfaat bagi para petani ikan, antara lain:

  • Ekonomis: Mengurangi biaya pakan karena bahan bakunya berupa maggot dan ampas tahu yang mudah didapat dan murah.
  • Ramah Lingkungan: Memanfaatkan limbah organik (ampas tahu) dan mengurangi ketergantungan pada pakan komersial yang sering kali mengandung bahan kimia.
  • Nutrisi Tinggi: Pakan ini mengandung protein tinggi dari maggot dan nutrisi tambahan dari ampas tahu, yang baik untuk pertumbuhan ikan.

Proses pembuatan pakan ikan apung dari campuran tepung maggot dan ampas tahu merupakan langkah inovatif yang dapat mendukung keberlanjutan budidaya perikanan. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan limbah organik, para petani ikan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka secara berkelanjutan.

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun