Lebaran 2024 di Yogyakarta terasa istimewa. Alun-Alun Kidul, jantung kota yang sarat sejarah dan budaya, dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah. Suasana ramai dan penuh keceriaan menyelimuti kawasan ini sejak H+1 Lebaran.
Tak diherankan melihat data lonjakan pengguna KRL tujuan Solo-Jogja sangat banyak wisatawan dari solo maupun luar daerah yang menjadikan Kota Yogyakarta sebagai destinasi wisata berlibur mereka pasca libur lebaran tahun ini.
Seperti Annisa salah satu wisatawan Alun-Alun kidul pada H+2 Lebaran tahun 2024. "Jogja ini salah satu tempat liburan yang sangat ingin saya kunjungi Ketika libur kuliah, meskipun habis lebaran saya menyempatkan bermain ke jogja bertemu teman saya disini." Ucapnya Ketika diwawancarai.
Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, yang tercatat Jumlah pengunjung H+1 Lebaran: 10.000 orang, H+2 Lebaran: 12.000 orang, H+3 Lebaran mencapai 15.000 orang. Dapat kita ketahui lonjakan pengunjung pada H+3 Alun-Alun Kidul mencapai 50% dari jumlah pengunjung pada H+1 lebaran yakni mencapai 15.000 orang per hari. Angka ini jauh melampaui jumlah pengunjung pada hari biasa yang rata-rata hanya 5.000 orang per hari.
Padatnya pengunjung Alun-Alun Kidul terlihat ketika para pengunjung kesulitan mencari tempat parker, hal adalah salah satu hambatan para pengunjung saat mendatangi Alun-Alun, meskipun tempat parker sangat banyak namun pada pasca lebaran ini terlihat sangat kekurangan lahan parker saking ramainya pengunjung Alun-Alun.
Keramaian Alun-Alun Kidul tak lepas dari berbagai kegiatan yang menarik. Pengunjung dapat menikmati berbagai permainan seperti Masangin, yaitu permainan berjalan dengan tutup mata, melewati jalan di tengah dua pohon beringin kembar di Alun-Alun Kidul Yogyakarta, lalu ada melukis, mewarnai, bermain balon, dan permainan anak anak lainnya.
Bagi pecinta kuliner, Alun-Alun Kidul juga menjadi surga wisata kuliner. Berbagai jajanan tradisional dan kekinian tersedia di sini, seperti gudeg, sate Klathak, bakpia pathok, baby crab dengan berbagai sausnya, serta cilok. Pengunjung juga dapat menikmati aneka minuman segar seperti es cendol, es dawet ayu, es teh manis, aneka olahan buah seperti jus buah, es buah dan masih banyak lagi.
Dari melonjaknya pengunjung Alun Alun Kidul pasca lebaran ini para pedagang mendapatkan penghasilan yang melonjak, tak heran jika para pedagang  mengalami kenaikan pendapatan, pengunjung Alun Alun sangat ramai setiap harinya. Menurut data yang saya dapatkan pendapatan pedagang pada H+1 Lebaran mencapai Rp 50.000.000 lalu mengalami kenaikan lagi pada H+2 lebaran mencapai Rp 60.000.000 dan pada H+3 pendapatan pedagang menyentuh 25% kenaikan dibanding H+ 1 Lebaran yakni mencapai Rp 75.000.000.
Seperti Kak Dewi sebagai salah satu penjual kuliner di sekitar Alun Alun kidul Yogyakarta "Alhamdulillah mba setiap hari rame banget apalagi habis lebaran ini, banyak pengunjung yang ke Alun Alun, jadi pendapatan saya hasil jualan naik kurang lebih 50% dari hari biasanya" ucapnya Ketika diwawancarai.
Tak hanya itu, Alun-Alun Kidul juga menjadi spot foto yang instagramable. Pengunjung dapat berfoto di depan bangunan bersejarah Sasono hinggil dwi abad, dan pohon beringin kembar yang ikonik. Tempat bersejarah Sasono Hinggil Dwi Abad, yang dahulu dikenal sebagai Siti Hinggil Kidul, merupakan bangunan bersejarah yang terletak di sisi utara Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792), Sasono Hinggil Dwi Abad menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan budaya Yogyakarta selama lebih dari dua abad. Tak heran jika para pengunjung Alun Alun juga ramai berswa foto di depan bangunan bersejarah itu.
Dengan melonjaknya pengunjung dan pendapatan pedagang tidak di hiraukan lagi bahwa akan ada lonjakan sampah yang terjadi di Alun Alun Kidul Yogyakarta. Rata rata setiap pengunjung akan membeli makanan dan minuman disana, hal ini sangat mempengaruhi kenaikan jumlah sampah di Alun Alun.Â
Pasalnya Jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya mengalami kenaikan seperti pada H+1 Lebaran yang mencapai 5 ton sampah, lalu pada H+2 Lebaran sampah mencapai 6 ton dan terus mengalami penambahan di H+3 Lebaran yakni 7 ton sampah. Hal ini sangat disayangkan, karena penumpukan sampah di sekitar Alun Alun tak sedikit yang mengomentari bau serta banyaknya lalat di setiap sudut Alun-Alun. Tak sedikit juga pengunjung yang kurang memiliki kesadaran terhadap sampah yang dibawa, banyak yang membuang sampah sembarangan.
Seperti Bu Ratna salah satu pengunjung Alun Alun Kidul Yogyakarta yang berkomentar "bau sampahnya ga enak mbak, banyak lalat juga di sekitaran saya jalan tadi. Tempatnya enak sebenernya untuk berwisata bersama keluarga, tapi dari tadi saya perhatikan, sampahnya kurang dikelola, jadi agak sedikit mengganggu" ucap Ibu Ratna saat saya wawancarai.
Meskipun pemerintah Kota Yogyakarta telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut lonjakan pengunjung Lebaran 2024. Pasti ada hal minus yang terjadi diluar perkiraan pemerintah terhadap fasilitas yang telah disediakan.
Pemerintah sudah menyediakan fasilitas umum seperti toilet, tempat sampah, dan musala telah diperbanyak. Selain itu, petugas keamanan juga disiagakan untuk menjaga kelancaran dan keamanan pengunjung. Meskipun kekurangan lahan parkir namun penjagaan ketat terhadap transportasi pribadi para pengunjung sangat dijaga ketat dan aman, banyaknya petugas keamanan di sekitar Alun Alun adalah bukti bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta sangat mempersiapkan lonjakan pengunjung.
Antusiasme masyarakat untuk mengunjungi Alun-Alun Kidul pada Lebaran 2024 menunjukkan bahwa tempat ini masih menjadi daya tarik wisata utama di Yogyakarta. Keindahan alam, nilai sejarah, dan budaya yang kental, serta berbagai atraksi yang menarik membuat Alun-Alun Kidul menjadi destinasi wisata yang tak boleh dilewatkan.
Dapat kita lihat dampak Positif dari meningkatnya pengunjung tahun ini yaitu meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, pengunjung dapat mempromosikan pariwisata Yogyakarta sebagai tempat wisata liburan yang kulinernya bermacam macam dengan harga yang sangat relatif murah, para pengunjung juga dapat memperkuat nilai budaya dan tradisi karena Alun Alun Kidul adalah tempat bersejarah dan memiliki nilai budaya yang sangat tinggi.
Namun tidak dapat kita pungkiri hal ini juga memiliki dampak Negatif yakni penumpukan sampah, Kemacetan lalu lintas di sekitar Alun Alun Kidul dan potensi penularan penyakit karena ramainya pengunjung.
Solusi yang dapat disarankan untuk hal itu adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan, memperbanyak petugas kebersihan, membatasi penggunaan kendaraan pribadi agar mengurangi populasi kendaraan di sekitar Alun Alun Kidul, untuk mencegah potensi penularan kita dapat melakukan edukasi tentang protokol Kesehatan agar terhindar dari potensi tersebut.
Kesimpulannya Lebaran tahun ini menjadi momen spesial bagi Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Ribuan pengunjung memadati kawasan ini untuk menikmati berbagai kuliner dan kegiatan menarik. Meskipun terdapat beberapa dampak negatif, keramaian ini menunjukkan bahwa Alun-Alun Kidul masih menjadi daya tarik wisata utama di Yogyakarta. Dengan pengelolaan yang baik dan partisipasi masyarakat, Alun-Alun Kidul dapat terus menjadi destinasi wisata yang bermanfaat dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H