Mohon tunggu...
Rara Intan Mutiara Fajrin
Rara Intan Mutiara Fajrin Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Pasca Sarjana IAIN Surakarta Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

May Day, Akankah Anak Mengerti?

1 Mei 2016   10:19 Diperbarui: 1 Mei 2016   10:27 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

May Day sebutan lain dari Hari Buruh Internasional biasanya dirayakan di sebagian besar masyarakat Indonesia dengan aksi turun ke jalan dan menyuarakan hak mereka mengenai gaji yang biasa mereka terima agar dinaikkan sebagaimana jerih upaya mereka dalam bekerja. Tepat pada tanggal 1 Mei, Hari Buruh Internasional diperingati, tidak hanya di Indonesia saja kemungkinan memperingatinya, karena jelas Internasional maka sudah semestinya di belahan dunia lain juga memperingatinya.

Makna hari buruh ini tentunya dirasakan bagi mereka yang bekerja sebagai buruh, buruh tani, buruh pabrik atau lainnya. Buruh merupakan salah satu jenis pekerjaan. Bagi seorang anak, harusnya tahu tentang pekerjaan orang tuanya, karena pekerjaan orang tua masuk dalam pengisian administrasi pendidikan di sekolahnya. Ketika akan mendaftarkan diri di sekolah selanjutnya, atau awal pertama kali mendaftrakan anak dalam suatu lembaga pendidikan, maka jenis pekerjaan orang tua ini tak luput dari daftar siswa. Selain mengisi siapa nama wali dari siswa yang dimaksud, pastinya juga akan mengisi jenis pekerjaan di kolom yang disediakan. Hal yang demikian berlanjut hingga masuk ke perguruan tinggi.

Akankah anak mengerti dengan maksud adanya peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang sesungguhnya? Ataukah seorang anak hanya mengerti bahwa di hari ini, May Day, adalah hari libur untuk para buruh dan untuk demo para buruh? Ataukah anak juga kelak akan mengikuti jejak orang tuanya yang mana hanya sebagai buruh pabrik atau buruh lainnya untuk turun ke jalan menyuarakan kenaikan gaji?

Sebagai orang yang sudah berkeluarga, keuangan memang menjadi hal yang utama agar beberapa kebutuhan terpenuhi, dan dapat mencukupi kebutuhan keluarganya termasuk anak. Namun terkadang beberapa anak tak mengerti dengan kerja keras dari orang tuanya sebagai buruh, yang mereka tahu adalah meminta uang jajan kemudian diberi. Meski tidak semuanya demikian, penting tidak anak mengerti pekerjaan orang tuanya? Melihat kondisi yang sering penulis jumpai, anak-anak buruh terkadang bergaya sok kaya dan merasa paling hebat, membuat miris kenyataan yang ada. Ketika orang tua bekerja hingga mungkin tak ada waktu untuk istirahat, sang anak justru berlagak paling segalanya. Apa anak ini yang diketahuinya bahwa sang ayah atau ibu adalah bekerja dan punya uang untuk kebutuhan dirinya saja? Apa anak ini tidak pernah berpikir bahwa hasil atau upah yang orang tua terima terkadang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?

Masalah kebutuhan yang harus dipenuhi terkadang harus disesuaikan dengan kantong rumah yang ada, mendahulukan mana yang benar-benar harus dipenuhi sebagai kebutuhan hidup seseorang. Mengatur keuangan rumah tangga juga tak sembarangan, mengingat sudah berkeluarga yang masing-masing anggota keluarga juga memiliki kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi. Kembali pada sebuah pertanyaan ini, penting tidak anak mengerti tentang hari buruh ini? Atau penting tidak anak memahami keadaan orang tuanya yang bekerja sebagai buruh?

Terlihat sepele pertanyaannya, tapi bisa menjadi hal yang penting jika terkait dengan masalah gaya hidup seorang anak atau sebuah keluarga. Seperti sebuah pasak yang lebih besar daripada tiang. Antara pengeluaran dan penghasilan lebih besar pengeluarannya. May Day, akankah anak mampu mengerti makna dari hari buruh ini? Semoga, anak dapat mengerti dan memahami kondisi orang tuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun