22 April 2016
Nadine Nyctania Putri
Â
Hari Bumi adalah hari yang berkaitan dengan bumi ini. Bumi ini penghijauannya kurang. Karena tidak dijaga dan tidak dilestarikan. Penghijauannya kurang, contohnya: Kalimantan banyak penebangan hutan secara liar, maka penghijauannya kurang.
Harapan terhadap bumi ini adalah supaya bumi ini bersih bisa dimanfaatkan sumber daya alamnya dan sumber daya alamnya akan dipakai.
Â
Tita Shifana
Untuk Hari Bumi:
Harapannya semoga pohon-pohon yang masih muda jangan ditebang, kita sebaiknya menanam tumbuhan biar udaranya tambah sejuk, kita sebaiknya jangan merusak tumbuhan-tumbuhan karena tumbuh-tumbuhan adalah penghasil oksigen, kaena kalau pohon-pohon ditebang bisa menyebabkan tanah longsor, banjir, dan lain-lain.
Sedikit saja yang penulis ambil dari tulisan-tulisan pelajar tingkat sekolah dasar di SDN Demangan No. 195 Surakarta. Dua buah tulisan yang penulis salin merupakan bentuk harapan seorang anak untuk dapat ikut serta melestarikan bumi. Pada kesempatan siang tadi, selepas Jum’atan, pukul 13.00 WIB mereka masuk Pramuka dan selesai pukul 14.55 WIB. Pada waktu itu penulis sengaja mengajak mereka membahas tentang Hari Bumi, dan meminta mereka mencoba menuliskan beberapa kata harapan untuk pelestarian bumi ini.
Sebagian dari mereka ada yang menangkap atau memahami maksud penulis mengajak mereka ikut berpikir tentang Hari Bumi. Sebelumnya mereka tidak mengetahui kalau sebenarnya Hari ini adalah Hari Bumi, barangkali mereka tidak melihat atau menyimak berita di rumah sebelum berangkat ekstrakurikuler Pramuka. Meski tulisan-tulisan mereka sebagian ada yang tidak penulis salin, tetapi dua buah tulisan dari siswa SD tersebut cukup mewakili harapan-harapan mereka untuk Hari Bumi.
Penulis juga memperingatkan mereka untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap asri dan nyaman ditinggali. Agar mereka dapat menerapkan apa yang mereka tulis tentang penghijauan, penulis meminta mereka untuk menanam salah satu jenis tanaman di rumah dan melaporkan pertumbuhan serta perkembangan tanaman tersebut di hari mereka masuk Pramuka – penulis mengajar Pramuka setiap hari Jum’at di sekolah tersebut.
Jujur saja, penulis mengakui ada yang kurang di kota yang dikenal dengan nama Solo Berseri. Selama empat tahun lebih penulis tinggal di kota tersebut, masih juga merasakan panas, walaupun sebenarnya juga ada tempat dimana mendapatkan udara sejuk, dan hawa yang rindang ketika duduk-duduk dibawah pohon.
Anak-anak yang tinggal di sekitar sekolahan pun juga merasakan bahwa penghijauan di kota Solo masih kurang. Seringkali mereka juga mengeluhkan rasa panas sebelum matahari tepat berada di ubun-ubun kepala. Mungkin hanya ini yang dapat penulis tuliskan tentang harapan untuk bumi ini, khususnya kita yang memang selalu menetap di bumi. Semoga harapan-harapan tentang penghijauan di kota segera terwujud seperti yang mereka tuliskan dan harapkan. Karena sesungguhnya alam memberikan keindahan yang dapat manusia rasakan dan menikmati suguhan murni dari alam.
Selamat Hari Bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H