Mohon tunggu...
quanika xaviera
quanika xaviera Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

hlo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melestarikan Kesenian dan Toleransi Beragama: Kebudayaan Desa Buntu

1 April 2024   11:00 Diperbarui: 1 April 2024   11:29 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Keberagaman budaya dan agama bukanlah faktor pemisah di masyarakat, tetapi merupakan sumber kekuatan yang dapat mengikat individu-individu dalam suatu kohesi sosial yang kuat." -Max Weber.
Kutipan ini mencerminkan ide bahwa keberagaman budaya dan agama tidak harus menjadi sumber konflik atau perpecahan, melainkan dapat menjadi pondasi bagi integrasi sosial dan kesatuan masyarakat.

Desa Buntu telah dikenal sebagai tempat di mana berbagai agama dan kepercayaan hidup berdampingan secara harmonis. Tidak ada batasan yang menghalangi masyarakat Desa Buntu untuk mengekspresikan kebudayaan mereka, terlepas dari latar belakang agama atau kepercayaan yang mereka anut. Dalam masyarakat yang begitu beragam ini, kesenian tradisional tetap menjadi jembatan yang menghubungkan setiap individu, tanpa memandang perbedaan agama atau kepercayaan.

Tidak ada batasan yang menghalangi masyarakat Desa Buntu untuk mengekspresikan kebudayaan mereka, terlepas dari latar belakang agama atau kepercayaan yang mereka anut. Dalam masyarakat yang begitu beragam ini, kesenian tradisional tetap menjadi jembatan yang menghubungkan setiap individu, tanpa memandang perbedaan agama atau kepercayaan.

Jiwa seni tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga telah meresap dalam setiap jengkal kehidupan masyarakat Desa Buntu. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, semua lapisan masyarakat terlibat dalam berbagai jenis kesenian tradisional. Latihan rutin yang diadakan setiap bulan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Bahkan, kesenian-kesenian seperti barongsai, liong, leak, lengger, sendratari, dan kuda kepang menjadi kesukaan yang dipeluk oleh semua kalangan.

Salah satu upaya utama dalam melestarikan kebudayaan Desa Buntu adalah melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM). Setiap tahun, selama periode 45 hari mulai dari awal bulan Februari hingga pertengahan bulan Maret, berbagai kegiatan dilakukan untuk menjaga keberlangsungan kesenian dan kebudayaan. Kegiatan latihan dan pentas kebudayaan menjadi momen penting yang tidak hanya mempertunjukkan keindahan seni, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara warga Desa Buntu. 

Dalam masyarakat Desa Buntu, lembaga sosial seperti keluarga, pendidikan, dan lembaga keagamaan memainkan peran penting dalam memelihara norma-norma budaya yang menghargai keberagaman. Keluarga adalah lembaga pertama di mana nilai-nilai seperti toleransi dan menghargai keberagaman diajarkan kepada generasi muda. Pendidikan juga turut berperan dalam pendidikan multikultural mengajarkan tentang keberagaman budaya dan nilai-nilai persatuan.

Kedua gambar di bawah ini sama-sama menampilkan pertunjukan liong dan barongsai namun dilaksanakan oleh dua generasi berbeda, terbukti bahwa di desa ini kebudayaan diajarkan secara turun temurun. Salah seorang warga, Ibu Kanti menyatakan bahwa anaknya yang masih duduk di bangku TK-B sudah menunjukkan kesenangannya terhadap kuda lumping, anyaman kuda tersebut di pajang di dinding rumah dan ini juga menjadi bukti bahwa kesenian daerah bagi anak-anak muda di pertahankan dan di support. 

dokumentasi-pribadi
dokumentasi-pribadi

dokumentasi-pribadi  
dokumentasi-pribadi  

Desa Buntu adalah contoh nyata bagaimana keberagaman budaya dan agama dapat menjadi sumber kekuatan yang mempersatukan masyarakat. Dengan jiwa seni yang mengalir dalam darah dan komitmen kuat untuk menjaga toleransi, Desa Buntu tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga menjadi rumah bagi setiap individu yang ingin merasakan kehangatan dan kebersamaan dalam keberagaman. Melalui upaya pelestarian dan norma sosial yang kokoh, Desa Buntu terus menjaga warisan budayanya yang berharga, menjadi inspirasi bagi banyak komunitas di seluruh dunia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun