Di series ini kita ditunjukkan bagaimana Sherlock Holmes yang dulunya adalah detektif jenius berubah menjadi pecandu yang urak-urakan dan terjebak dalam kesedihan yang mendalam. Bahkan, diakhir cerita Sherlock ini tak ada bedanya dengan karakter sampingan yang mau diperalat dan termakan oleh rayuan antagonisnya.Â
Jika Henry Cavill menunjukan sisi terbaik Sherlock, maka Henry Llyod menunjukan sisi terburuk dan terendah dari Sherlock. Kecanduan yang tak terkendali, meninggalkan anak-anak nya, haus akan pengakuan, hilangnya kemampuan deduksinya, sampai rela memasuki celah dimensi hanya untuk bersama dengan kekasihnya. Semua itu hanya menunjukan bahwa, "Sherlock juga hanya manusia biasa yang bisa hancur karena cinta."Â
Saya sendiri tidak masalah dengan Sherlock Holmes dan John Watson versi ini. Hanya saja saya sedikit kaget dan kecewa melihat salah satu karakter kesukaan saya ini berubah menjadi sosok yang terpuruk dan menyedihkan.Â
Tak banyak komentar yang bisa saya berikan untuk Mycroft Holmes, tapi yang pasti karakter ini adalah karakter yang tidak berbeda jauh dari versi pendahulunya.
Untuk 5 remaja ini; Bea, Jessie, Billy, Spike, dan Leo semuanya memiliki character deveopment yang cukup baik. Walau demikian, saya pribadi masih mengharapkan perkembangan lebih untuk karakter Spike. Potensinya sebagai karakter yang bisa menyatukan "The Irregulars" terasa kurang maksimal tanpa story background yang memadai. Semoga saja di season berikutnya karakter Spike mendapatkan porsi dan perkembangan lebih.
Alur
Tak banyak komplain untuk alur series ini dan tak banyak pula pujian yang bisa saya berikan. Alurnya menurut saya cukup klise dan kian menyebalkan saat mendekati akhir cerita.Â
Terlihat jelas penulisnya hanya ingin memperpanjang durasi dan konflik yang ada. Padahal, konflik tersebut bisa diselesaikan dengan lebih cepat. Saya sempat gregetan sendiri dengan keputusan karakternya dalam menyelesaikan masalah yang ada. Ingin rasanya saya berteriak ke telinga mereka, "TEMBAK DONG! KAU KAN PEGANG SENAPAN JANGAN DIEM AJA!".Â
Di luar itu satu hal yang harus saya acungi jempol adalah endingnya. Sherlock dan Alice akhirnya terjebak di 'Robekan' dimensi. John Watson akhirnya mendapatkan ganjaran atas obsesi dan kelakuan bodohnya selama ini. Billy yang masih patah hati, karena Bea lebih memilih Leo dan Bea yang sakit hati, karena Leo yang harus menikahi putri kerajaan lain. Ya, paling tidak Spike dan Jessie mendapatkan ending yang layak untuk semua kerja keras mereka selama ini.
Score
Di situs IMDB series ini mendapat rating 5,7 / 10. Di Rotten Tomatoes series ini mendapatkan 55% dari audience score dan 78% dari tomatometer. Untuk saya pribadi series ini mendapatkan nilai 7,5 / 10. Masih layak dan cukup menghibur untuk menemani ngabuburit teman-teman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H