Halo semuanya. Hampir 3 (mungkin 2) hari saya tidak mengetik di kompasiana, karena ada hal yang harus saya kerjakan. Senang rasanya dapat kembali ke platform dan blog ini. Ngomong-ngomong hari ini, saya ingin memperkenalkan segmen baru yang terlintas dalam pikiran saya, yaitu 'Baru Nonton'.
Jadi apa itu Baru Nonton? Singkatnya, ini adalah segmen untuk saya membahas secara bebas tentang film ataupun serial yang baru saya tonton. Kenapa saya sebutkan 'bebas'? Ya, seperti manusia pada umumnya yang gemar menilai sesuatu dengan cepat dan sesaat. Saya juga kerap menilai film atau serial hanya dari babak awalnya saja.Â
Mudahnya begini, semua yang saya ketik di segmen ini adalah pandangan subjektif saya dan first impression saya terhadap film atau serial itu.
Oke, langsung saja! Dikesempatan ini saya akan membahas serial terbaru dari Netflix yang berjudul 'The Irregulars.
Seperti biasanya, teman-teman bisa menonton trailernya di bawah ini atau di sini:
Beberapa bulan ini saya hampir jarang sekali menonton film terbaru Netflix, Space Sweepers pun bisa dibilang adalah film Netflix yang terakhir saya nikmati sebelum saya kembali sibuk dengan pekerjaan saya sebagai anak dan pelajar SMA yang tahun ini akan genap berusia 18 tahun.
Publikasi serial ini tidaklah segencar film Netflix yang lainnya. Walaupun demikian, saya masih bisa menemukan nya di beranda Instagram. Berkeliaran seakan memanggil saya untuk menonton-nya.Â
Hingga tadi malam saya putuskan untuk menonton nya dengan pertanyaan di kepala saya, "Ini serial apa?". Jujur saja, saya tidak melakukan riset apapun sebelum menonton serial ini. Selain alasannya malas, tapi saya lebih suka memahami ceritanya langsung tanpa melihat sinopsisnya. Percayalah, saya korban php banyak film bagus yang gagal dieksekusi.
Haruskah saya jelaskan alur cerita serial ini? Kalau iya, maka ini adalah SPOILER untuk teman-teman yang ingin menonton serialnya terlebih dahulu. Silahkan tutup tab ini dan kembali lagi setelah menonton walaupun hanya satu episode.
Oke, lanjut!
The Irregulars menceritakan tentang Bea, Jessie, Billy, dan Spike yang merupakan masyarakat kelas bawah di London. Mereka melakukan berbagai cara untuk bisa bertahan hidup. Dengan kondisi Jessie yang kerap mendapatkan vision dan nightmare membuat mereka tak bisa berbuat banyak.
Sedari awal serial ini akan ada clue penting yang mungkin langsung disadari oleh penggemar film dengan genre crime dan detective, yaitu rumah dengan nomor 221B.
Apakah kawan-kawan ingat rumah siapa ini? Ya, ini adalah rumah Si Detektif Jenius, Sherlock Holmes!Â
"Loh, kok bisa ada Sherlock?"
Ternyata oh ternyata, The Irregulars berada satu universe dengan Sherlock Holmes!Â
Ingat dengan sosok dokter yang bertemu Bea dan menawarkan kasus bayu hilang? Dia adalah John Watson. Sahabat sekaligus partner dari Sherlock Holmes.
Bisa dibilang Bea dan kawan-kawan adalah Sherlock Holmes, tapi versi underground. Jika Sherlock dan John menangani kasus realistis dan rasional, maka Bea harus menangani kasus mistis dan tak masuk akal yang mengancam London.
Kualitas grafik yang film ini tawarkan cukup memanjakan mata saya. Alur cerita di episode ini cukup to the point dan tidak berputar-putar. Akting para cast-nya menurut saya sudah cukup, tapi masih ada yang kurang maksimal.Â
Di scene yang seharusnya haru justru tidak terasa nuansa sedihnya, karena kurangnya performa dari salah satu cast.
Jika serialnya sudah tamat, mungkin saya akan membuatkan review dan pembahasan lebih mendalam.
Itu saja yang bisa saya ketikan hari ini. Saya terbilang cukup terlambat untuk membahas serial yang rilis sejak 26 Maret 2021, tapi saya akan tetap publish artikel ini. Alasannya sederhana, karena saya suka dan ingin.
Silahkan teman-teman berikan pendapat dan kesan teman-teman di kolom komentar di bawah. Saya izin undur diri. Terima kasih dan sampai jumpa di artikel saya berikutnya.
Au revoir et à bientôt 👋
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H