Ketiga, jangan kalap mata! Ini adalah kesalahan yang biasanya pemula sering lakukan. Memang benar warteg memiliki menu yang bervariasi tapi, jangan semua diembat juga dong! Selain pembaca akan terlihat tamak, makanan yang tersisa akan jadi mubazir.Â
Pilih menu secukupnya saja dan ingatlah perutmu bukan kantong ajaib Doraemon. Telur balado, mendoan, tumis tempe, dan sayur adalah kombinasi yang sempurna. Kalau pembaca kuat pedas, silahkan tambah sambal sesuai selera. Saya jamin rasanya akan makin ajib.
Keempat, makanan murah belum tentu minumnya juga murah. Kalau makanmu cuman nasi telor balado, tapi minumnya es susu coklat ya, percuma! Pembaca harus ingat, di warteg itu ada teh hangat yang gratis dan bisa refill. Kalau ingin minum es susu coklat atau es jeruk instan, saran saya sebaiknya pembaca seduh sendiri di rumah.Â
Biasanya pemilik warteg akan memajang banyak minuman instan yang akan memecah fokus pembaca. Sampai sini pembaca harus ingat tujuan awal pembaca datang ke warteg, makan dan kenyang! Ya, kalau pembaca memang memiliki dana lebih dan ingin memanjakan diri, saya tak bisa melarangnya.
Kelima sekaligus yang terakhir, jangan pernah dibungkus! Percayalah pada saya, porsi dine in dan take away itu bisa satu banding setengah! Sudah tak dapat teh hangat, porsinya dipotong pula. Anak kos sih bisa rugi dengan fenomena metafisika ini. Bungkuslah kalau tempatnya penuh, kalau kosong ya jangan.
Itulah kiat kiat menjadi pembeli cerdas di warteg ala penulis. Tentunya ini adalah pemikiran dan pandangan subjektif dari saya. Semoga tulisan ini dapat membantu muda-mudi sayap ayam kekinian yang ingin merasakan pengalaman makan di warteg.Â
Sebagai referensi, kombo favorit saya selama makan di warteg adalah nasi, balado telur, mendoan, kikil, kerang, sambal, dan teh hangat. Rasanya, ah, mantap!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H