Mohon tunggu...
Rappi Darmawan
Rappi Darmawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - saya pekerja baik-baik

punya seabrek cita-cita, belum taat beribadah, ingin memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengusir Rasa yang Datang di Waktu Tidak Tepat

1 Agustus 2024   13:58 Diperbarui: 1 Agustus 2024   14:26 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumput-rumput di halaman rumah tampak mengering setelah beberapa pekan tidak disiram air hujan. Begitu juga dengan daun-daun pohon mulai menguning dan sebagian sudah jatuh ke tanah. 

Lazim terjadi setiap musim kemarau, dimana hujan jarang turun bahkan tidak ada hujan sama sekali. Yups, bulan Agustus adalah puncak musim kemarau. 

Pagi itu, tidak seperti biasanya Joni menyapu halaman rumah yang sudah dipenuhi daun-daun kering. Terlihat jelas Joni ingin mengalihkan pikirannya dan mencari kegiatan yang tidak biasa.

Hari-hari sebelumnya, Joni menyeruput kopi sembari scroll layar smartphonenya. Sesekali tersenyum sendiri. Sepertinya ada candaan yang membuatnya geli.

Namun, kali ini tidak lagi. Joni tidak membuka handphonenya, kopi hitam yang menjadi teman setia saat menikmati pagi di halaman rumah juga tidak tampak. Joni seakan hilang semangat untuk memulai aktivitas rutinnya.

Daun-daun kering sudah terkumpul lalu dibakar, agar tidak membuat kotor halaman rumah. Karena kondisinya sudah kering, hanya dalam hitungan menit hangus dilalap api. 

"Bagaimana caranya menghilangkan bayangan ini dari pikiranku," ujar Joni. 

"Mengapa aku belum bisa melupakannya, membuatnya pupus seperti daun-daun kering tadi," kata Joni lagi. 

"Mengapa bayangan ini terus hadir, jika inginku tidak dimengerti," keluh Joni. 

Seseorang telah hadir dalam kehidupan Joni. Seseorang yang membuat hidupnya menjadi lebih bersemangat, karena mampu mengubah hari-harinya lebih bermakna. 

Seseorang yang membuat detik demi detik halam hidup Joni, tanpa sepi. Namun, entah apa yang terjadi, semua berbalik menjadi hambar dan Joni justru ingin melupakan. 

Joni ingin lepas dari ikatan rasa yang telah membuatnya terperangkap. Rasa cinta pada seseorang yang tidak mungkin dimiliki.

Bukan hanya itu, rasa ini telah membuat Joni, lelah batin. Rasa yang datang di waktu yang tidak tepat.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun