Mohon tunggu...
Rappi Darmawan
Rappi Darmawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - saya pekerja baik-baik

punya seabrek cita-cita, belum taat beribadah, ingin memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjalin Komunikasi Lewat Kopi, Ngopi Bukan Sekedar Tradisi atau Halusinasi

3 Oktober 2023   03:24 Diperbarui: 3 Oktober 2023   03:27 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keseruan saat menikmati kopi di sore hari. foto : rappi

Minum kopi atau ngopi lazimnya dilakukan pada pagi hari saat sarapan dan sore hari sembari menikmati cemilan.

Secangkir kopi akan dinikmati bersama makanan ringan seperti sepotong roti, pisang goreng, atau penganan tradisional.

Kopi akan terasa lebih nikmat jika diseruput bersama cemilan manis atau asin. Tergantung selera masing-masing. Namun tidak salah juga menyeruput kopi tanpa sepotong roti.

Kopi minuman yang merupakan perpaduan bubuk kopi dan gula. Sebagian orang minum kopi tanpa gula, sehingga rasanya dominan pahit.

Tambahan gula pada secangkir kopi akan mengurangi rasa pahit kopi. Itulah kenapa di kedai-kedai kopi ada menu kopi pahit atau manis.

Belakangan kopi juga dikombinasikan dengan banyak bahan, seperti susu, gula aren, dan krimer. Biasanya menu kopi seperti ini ditawarkan kedai kopi modern.

Campuran yang digunakan juga akan memberikan warna tersendiri pada kopi berikut dengan rasa dan harganya. Meskipun sudah banyak varian kopi, sebagian orang tidak lantas melupakan racikan kopi tradisional seperti kopi durian.

Kopi durian sangat dikenal di pedesaan. Secangkir kopi pahit ditambah dengan durian. Bisa dengan menambahkan daging durian saja atau plus biji durian. Aduk hingga tercampur rata, maka jadilah kopi durian yang khas.

Minum kopi kekinian yang ditawarkan kedai kopi modern atau kopi di warung kopi pinggir jalan memiliki nilai dan estetika tersendiri. Setidaknya dari rasa dan suasana yang disajikan.

Ngopi atau minum kopi, sekarang bukan lagi dominasi pria. Sebagian wanita juga suka menyeruput minuman dengan kadar kafein tinggi tersebut.

Jangan heran, belakangan kedai-kedai kopi ramai dikunjungi wanita-wanita. Terutama setelah jam kerja. Baik untuk sekedar melepas penat atau kegiatan bisnis.

Hal yang tidak kalah menarik untuk dicermati, ngopi atau minum kopi bukan hanya sekedar melepas dahaga atau menambah asupan kafein.

Ngopi juga merupakan cara untuk menjalin komunikasi. Tidak jarang orang mengundang relasi bisnisnya bertemu di kedai kopi dan membicarakan hal penting terkait bisnis yang dijalankan.

Menyeruput kopi disela obrolan mampu membuat pembicaraan lebih santai namun bermutu. Bisa jadi akan timbul ide-ide baru yang lebih cemerlang.

Kopi memang bisa menjadi teman untuk membangun kembali keakraban dengan kerabat, teman sejawat, ataupun teman lama yang sudah jarang komunikasi.

Ngopi sebagai sarana untuk menjalin komunikasi sebetulnya, tanpa disadari sudah terjadi sejak dulu. Coba ingat kembali bagaimana keakraban di pagi hari saat sarapan ketika kecil.

Sembari menikmati sarapan dan secangkir kopi, ayah akan mengajak putra putrinya mengobrol. Memberi nasehat agar mendengarkan pelajaran di sekolah atau memberi pesan supaya berhati-hati di jalan saat pergi ke sekolah.

Seorang ayah akan menghirup kopinya sembari memberikan wejangan kepada anak-anaknya. Begitu pula ketika sore hari, ditemani secangkir kopi ayah akan menanyakan aktivitas yang sudah dikerjakan anak-anaknya.

Kopi tetap kopi meski tanpa gula. Pun tanpa cemilan ataupun teman ngobrol. Namun ngopi akan menjadi lebih nikmat jika ada temannya.

Ngobrol juga akan lebih bermakna dengan ditemani secangkir kopi pahit atau manis, karena sama-sama memberi rasa. Pahit atau manis tidak masalah yang terpenting ada komunikasi.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun