Apa hendak dikata, semua berlomba lomba menggantungkan cita citanya setinggi mungkin. Berjibaku mewujudkannya, hingga lupa bahwa ada yang lebih pantas dikejar.
Sekarang saya mengejar apa yang dulu diabaikan. Apa yang dulu dianggap tidak penting, apa yang dulu disepelekan. Ini tidak mudah, saya sadar. Oleh karena itulah meskipun jalannya landai, cuaca bagus, saya tidak tancap gas.
Mungkin agak nyeleneh, tapi saya yakin ini adalah pilihan terbaik. Mungkin sangat berbeda, tapi saya yakin ini adalah jawaban atas permintaan hati. Mungkin tidak penting, tapi saya yakin ini yang saya butuhkan untuk masa depan.Â
Halo, jangan rangkul pundak saya. Saya tidak sedang kesurupan. Tidak akan meronta-ronta dan membabi buta. Membantingkan semua barang yang ada disekiling, memukul benda yang ada didepan mata atau mencaci maki tak jelas.Â
Saya sedang berkisah. Mau didengar syukur, tidak juga tidak apa-apa. Mau tertawa karena dianggap lucu silahkan. Terinspirasi, karena dianggap baik?. Saya tidak berharap begitu, setiap orang punya pilihan sendiri-sendiri. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H