Sejumlah anak dan orang dewasa asyik mandi. Anak-anak menceburkan dirinya dari atas batu besar yang menyembul dari dalam sungai. Sementara orang dewasa berendam dan sesekali menyelam agar kepala basah.Â
Begitulah pemandangan yang hampir setiap sore dan pagi hari terlihat di Sungai Muara Laham, Desa Kemalajaya, Kecamatan Muara Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.Â
Pada musim kemarau, air Sungai Muara Laham, surut dan bening. Batu-batu besar menyembul. Diantara batu-batu itulah ikan-ikan berlindung dari derasnya arus air. Ikan-ikan akan berdiam diri di rongga-rongga bebatuan.Â
Ada banyak jenis ikan yang hidup di Sungai Muara Laham. Seperti ikan semah (bersisik, mirip ikan mas), ikan baung, ikan kepiyat (seperti ikan sepat) dan masih ada beberapa jenis ikan lagi.
Musim kemarau, waktu dimana ikan-ikan bertelur. Warga desa memanfaatkan kesempatan ini untuk berburu ikan. Caranya yakni dengan memanah dan menjaring. Panah yang digunakan bukan seperti panah untuk berburu hewan didarat, namun merupakan hasil modifikasi warga. Bentuknya menyerupai senjata api, pistol atau senapan. Dibuat dari kayu, sedangkan anak panah dari besi behel dan pegas menggunakan karet ban dalam bekas.Â
Menggunakan kaca mata selam, Yansah-salah seorang bocah Desa Kemalajaya-mengintip rongga-rongga diantara bebatuan. Sementara panah yang sudah terpasang dan siap meluncur dipegang dengan tangan kanannya.Â
Beberapa menit menyelam, laki-laki yang usianya sekitar 12 tahun itu muncul ke permukaan untuk menarik napas. Setelah merasa cukup, dia pun kembali menyelam ke dalam air.Â
Seakan tanpa mengenal lelah, Yansah mencoba mengintai ikan-ikan yang bersembunyi di balik bebatuan. Jika tidak ditemukan ikan, Yansah akan berpindah ke tempat lain yang diperkirakan ada ikannya. Sementara panah sudah siap untuk membidik ikan.Â
"Kadang dapat ikan hali (sejenis ikan nila), baung juga ada," ujar Yansah, yang malu-malu ketika hendak difoto.
"Belum dapat ikan Om," ujar Ocin, ketika ditanya. Bocah yang dipanggil Ocin ini senang menjaring ikan. Terutama pada saat libur sekolah. Kalau sedang beruntung ia bisa membawa pulang beberapa ekor ikan. Hasil tangkapannya akan diberikan ke ibunya untuk dimasak sebagai lauk makan bersama keluarga.Â
Jika ada daun atau ranting kayu yang tersangkut, maka harus dibersihkan. Ranting kayu dan daun-daun akan membuat jaring menjadi tidak terbentang dengan sempurna.Â
Ranting kayu yang dijadikan tambatan jaring mempunyai fungsi ganda. Yakni sebagai tanda jika ada ikan yang terjaring. Ranting akan bergerak ketika ikan yang terkena jaring berusaha untuk melepaskan diri. Dengan begitu Ocin akan tahu dan bergegas mengambil ikan yang terkena jaring.Â
"Kalau tidak diambil, bisa lepas ikannya," tutur Ocin, yang masih bersekolah di sekolah dasar itu.Â
#SalamKompal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H