Mohon tunggu...
Rappi Darmawan
Rappi Darmawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - saya pekerja baik-baik

punya seabrek cita-cita, belum taat beribadah, ingin memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Asyiknya Berenang dan Memanah Ikan di Sungai Muara Laham

23 Juni 2018   11:00 Diperbarui: 23 Juni 2018   12:25 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah anak dan orang dewasa asyik mandi. Anak-anak menceburkan dirinya dari atas batu besar yang menyembul dari dalam sungai. Sementara orang dewasa berendam dan sesekali menyelam agar kepala basah. 

Begitulah pemandangan yang hampir setiap sore dan pagi hari terlihat di Sungai Muara Laham, Desa Kemalajaya, Kecamatan Muara Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. 

Pada musim kemarau, air Sungai Muara Laham, surut dan bening. Batu-batu besar menyembul. Diantara batu-batu itulah ikan-ikan berlindung dari derasnya arus air. Ikan-ikan akan berdiam diri di rongga-rongga bebatuan. 

Ada banyak jenis ikan yang hidup di Sungai Muara Laham. Seperti ikan semah (bersisik, mirip ikan mas), ikan baung, ikan kepiyat (seperti ikan sepat) dan masih ada beberapa jenis ikan lagi.


Musim kemarau, waktu dimana ikan-ikan bertelur. Warga desa memanfaatkan kesempatan ini untuk berburu ikan. Caranya yakni dengan memanah dan menjaring. Panah yang digunakan bukan seperti panah untuk berburu hewan didarat, namun merupakan hasil modifikasi warga. Bentuknya menyerupai senjata api, pistol atau senapan. Dibuat dari kayu, sedangkan anak panah dari besi behel dan pegas menggunakan karet ban dalam bekas. 

Menggunakan kaca mata selam, Yansah-salah seorang bocah Desa Kemalajaya-mengintip rongga-rongga diantara bebatuan. Sementara panah yang sudah terpasang dan siap meluncur dipegang dengan tangan kanannya. 

Beberapa menit menyelam, laki-laki yang usianya sekitar 12 tahun itu muncul ke permukaan untuk menarik napas. Setelah merasa cukup, dia pun kembali menyelam ke dalam air. 

Seakan tanpa mengenal lelah, Yansah mencoba mengintai ikan-ikan yang bersembunyi di balik bebatuan. Jika tidak ditemukan ikan, Yansah akan berpindah ke tempat lain yang diperkirakan ada ikannya. Sementara panah sudah siap untuk membidik ikan. 

"Kadang dapat ikan hali (sejenis ikan nila), baung juga ada," ujar Yansah, yang malu-malu ketika hendak difoto.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Selain memanah, cara lain untuk mendapatkan ikan adalah dengan memasang jaring. Aktivitas ini banyak dilakukan warga Desa Kemalajaya pada musim kemarau. Dimana arus air tidak terlalu deras dan dalam. Jaring ditambatkan diranting kayu yang ditegakkan diantara bebatuan, supaya tidak terbawa arus air. 

"Belum dapat ikan Om," ujar Ocin, ketika ditanya. Bocah yang dipanggil Ocin ini senang menjaring ikan. Terutama pada saat libur sekolah. Kalau sedang beruntung ia bisa membawa pulang beberapa ekor ikan. Hasil tangkapannya akan diberikan ke ibunya untuk dimasak sebagai lauk makan bersama keluarga. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Sore itu, Ocin memasang dua jaring dialiran Sungai Muara Laham. Sembari menunggu ikan terkena jaringnya, Ocin bermain air bersama teman-temannya. Beberapa waktu kemudian ia memeriksa jaring. 

Jika ada daun atau ranting kayu yang tersangkut, maka harus dibersihkan. Ranting kayu dan daun-daun akan membuat jaring menjadi tidak terbentang dengan sempurna. 

Ranting kayu yang dijadikan tambatan jaring mempunyai fungsi ganda. Yakni sebagai tanda jika ada ikan yang terjaring. Ranting akan bergerak ketika ikan yang terkena jaring berusaha untuk melepaskan diri. Dengan begitu Ocin akan tahu dan bergegas mengambil ikan yang terkena jaring. 

"Kalau tidak diambil, bisa lepas ikannya," tutur Ocin, yang masih bersekolah di sekolah dasar itu. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Warga Desa Kemalajaya, masih melakukan aktivitas mandi cuci kakus (MCK) lebih banyak di sungai. Memang sudah ada jaringan air bersih, tapi sekarang mulai jarang mengalir. Air ledeng juga diambil dari air Sungai Muara Laham, jika musim kemarau debit air berkurang sehingga berpengaruh pada penyediaan air bersih. Warga pun kembali ke sungai. (*)

#SalamKompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun